Pukul 03.00, seorang pemuda beriris emas tengah memasak makanan untuk sahur. Pemuda itu, Gempa namanya. Dia sudah seperti ibu pengganti bagi mereka, walaupun sebenernya lakik sih-.Gempa memasak makanan sahur dengan penuh kegembiraan. Bukan tanpa alasan, itu karena mereka telah memasuki bulan yang suci. Bulan Ramadhan.
Setelah 30 menit, Gempa pun beranjak dari dapur menuju kamar saudara saudaranya yang lain. Dimulai dari Hali, biasanya, dia hanya akan mengetuk pintu sembari memanggilnya saja. Kedua Taufan, kalo abangnya yang satu ini sih, harus diguncang dulu kasurnya, baru mau bangun. Ketiga Blaze, harus dijewer dulu baru bangun. Keempat Thorn, kalo dia sih diguncang dikit sambil dipanggil langsung bangun tuh. Kelima Solar, biasanya harus diancem dulu baru mau bangun. Terakhir ada Ice, saudaranya yang satu ini benar benar susah untuk dibangunin, harus bareng bareng baru bisa.
Setelah mereka semua bangun, barulah acara sahur itu bisa dimulai. Berbagai macam lauk pauk terhidang di meja makan itu. Kehangatan awal bulan suci terasa kembali setelah hampir satu tahun.
"Tumben si Ice mau bangun, biasanya kan harus di uprak uprak dulu" Ucap Blaze ketika melihat Ice yang sedang mengunyah makanan nya.
"Biasalah, kalo awal bulan puasa pasti semangat, tapi lama kelamaan pasti males juga" Timpal Taufan.
"Gini amat jadi pecinta tidur" Gumam Ice yang mendapat sambutan tawa oleh saudaranya yang lain.
"Udah udah, cepetan dimakan, keburu imsak" Pintah Gempa.
"Iya iya" Jawab mereka.
Setelah sahur, mereka pun melakukan kegiatannya masing-masing. Blaze dengan ayam ayamnya, Taufan dan Thorn yang jalan jalan ke taman, Halilintar yang jogging, Gempa membersihkan rumah, Solar dengan tumpukan buku bukunya, serta Ice yang kembali tidur.
Pagi itu, awal bulan puasa bagi mereka. Mereka berpuasa di hari Selasa, ikut pemerintah. Berbeda dengan yang berpuasa hari Senin, yaitu Muhammadiah.
"Bentar lagi bakalan ada bazar ramadhan, ya? Padahal baru masuk awal puasa" Gumam Hali saat sedang beristirahat dari jogging nya di jalan dekat lapangan.
"Biasa lah, ramadhan kali ini kurang banget vibes nya" Jawab seorang berambut seperti landak ungu dengan kacamatanya.
"Huh- akhir akhir ini, ramadhan jadi beda banget vibes nya. Walaupun lo nonis, tapi lo juga ngerasa kan, Fang? " orang yang dipanggil Fang pun hanya mengangguk dengan ucapan Hali.
"Lagu vibes ramadhan kali ini, Ramadhan Tiba kah? " Halo mengangguk kecil mendengar perkataan Fang.
"Tapi gw g tau juga"
"Haih- bingung banget sama bulan suci agama lo itu, padahal dulu kerasa banget, kok sekarang kgk? "
"Jangan tanya gw, gw juga bingung"
Fang dan Hali kembali berbincang sebelum akhirnya melanjutkan jogging nya.
"Set dah, udah gede aja lu Yan, padahal kemaren waktu bang Ufan beli masih kecil. Sekarang udah besar aja" Blaze berbincang dengan salah satu ayamnya yang bernama Yanto.
"Ngerecokin Ice ah! " Blaze pun meninggalkan ayam ayamnya dan berlari ke dalam rumah.
Gempa yang sedang membersihkan rumah sembari bersenandung pun bingung lantaran rumahnya bergetar. Oh, sekarang dia mengerti. Itu pasti suara langkah kaki Blaze yang sedang berlari.
"Ada ada saja kelakuannya, bikin pusing saja" Gumam Gempa terhadap kelakuan Blaze.
*bbrrakk...
"Astagfirullah, ganti pintu lagi kah? " Ucap Gempa sembari menepuk jidatnya.
"Ice gak mau Bang Blazeeee"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boel Bofu Ramadhan Series {C}
FantasyHanya cerita kehidupan para Boel dan Bofu saat bulan Ramadhan Penasaran? Baca aja ∘₊✧──────✧₊∘ "Ini lagi puasa, jangan bikin gw emosi" -Halilintar "Mokel? Gas aja" -Taufan "Ya Allah, sabarkanlah hamba" -Gempa "Woy, gas mokel? " -Blaze "Mending tidur...