Day 23 - Day 24

42 11 0
                                    




Day 23



"Jam 06.54, pasti sebentar lagi ada keributan" Sosok anak kicik– pemuda ber visor menatap jam tangannya. "Satu... Dua... Ti-"

Gedubrak!!

"Sudah ku duga" lanjutnya.




"Kak Upannnnnn! Tas Thorn dimana?! "

"Itu udah kamu gemblok"

"Oh iya"

"Kak Gem, sepatuku mana? "

"Aduh Ice, sepatumu masih di rak"

"Makasih"

"Ayo Bng Hali! Ini udah mau terlambat"

"Sabar! Ini kunci mobilnya mana lagi"



"Ya, pagi yang normal di rumah" Pemuda bernama Solar itu hanya tersenyum. "Okey Ciss" Pemuda itu berfoto dengan pose membenarkan rambutnya dan mengupload nya di akun twt nya.

"Ayo berangkat! "

"Ayo! "








Selama perjalanan, Solar hanya sibuk memperhatikan ponselnya. Melihat apakah fotonya tadi sudah ramai atau belum.

"Kalo begini aku pasti lebih populer dari Bang Hali" gumam Solar yang memperhatikan likenya.

"Mau segimana keras pun, Bang Hali akan tetap menang, Sol. Aku bukannya mematahkan semangat mu, Bang Hali memang jarang upload di sosmednya, tapi sekalinya upload pasti bisa langsung ribuan like dan ratusan komen" Solar langsung tak Terima dengan ucapan Gempa.

"Akan ku kalahkan sang sulung! " Setelah Solar mengatakan hal itu, Gempa pun menggelengkan kepalanya tak percaya dengan perkataan Solar.

"Sudah sampai"

"Terimakasih Kak Gem! Jangan lupa jemput ya! Dadah" Thorn dan Solar melambaikan tangannya ke arah Gempa dan Gempa membalasnya.

"Dah"







Di kelas, duo fotosintesis hanya membaca buku mereka masing-masing. Sementara trio bungsu Fusion sedang mengobrol di bangku mereka.

Pelajaran dimulai, waktunya serius.




Pelajaran mereka kali ini adalah menggambar, apa saja boleh yang penting jngan menggambar gambaran lejen alias pemandangan dua gunung dan matahari.


Untuk Thorn, karena dia anak tanaman banget, jadi dia nggambar rumah kaca yang dipenuhi oleh tanaman. Sedangkan solar malah menggambar tabung periodik (emang agak gimana gitu ya).




Setelah pulsek dan dirumah.






"Haish, tumben banget hari ini panas kayak gini. Biasanya kalo panas paling ya panas biasa" gerutu Solar saat merasakan panasnya dunia hari ini.

"Sol, kekuatan mu kan matahari, ya? Coba dong kendaliin mataharinya biar nggak sepanas ini" ucap Taufan.

"Ya nggak gitu juga Kak Ufan"

"Ya mungkin aja gitu"

"Yakali"




































Day 24




Pagi dini hari selepas sahur, Gempa melihat keanehan dari Frost fire. Dari tadi Frost fire bolak-balik ke kamar mandi, seperti memastikan sesuatu.

Dengan segenap keberanian, Gempa pun bertanya pada Frost fire. "Frost, kamu kenapa dari tadi mondar-mandir ke kamar mandi? "

Dengan segera, Frost fire memeluk Gempa dan menenggelamkan wajahnya di dada Gempa. "Frost... Kedatangan tamu huaaaa. Dan juga Frost lupa nggak bawa roti Jepang huhu"

Gempa yang seakan mengerti keadaan Frost fire pun memeluk balik dan menenangkan Frost fire. "Shhhhhh, udah udah, nggak apa apa. Lagi pula pasti Bang Hali pasti masih nyimpan sisa roti Jepang mu yang ketinggalan waktu itu"

Frost fire melepaskan pelukannya dari Gempa dan mulai menyeka air matanya. "Boleh...minta anterin nggak, Kak Gem? " Gempa pun tersenyum dan mengangguk.










Gempa dan Frost fire pun sampai di depan kamar Halilintar. Gempa mengetuk pintu kamar Halilintar beberapa kali agar sang pemilik kamar segera membukakan pintu. Tak lama, sosok Halilintar pun membukakan pintu dan menanyakan tujuan mereka kesini.


"Kenapa? " tanya Halilintar.

"Itu- Frost tadi, baru aja tadi kena banned. Jadi roti Jepang nya Frost yang kemaren ketinggalan dimana? " tanya Gempa.

"Roti Jepang? Bentar" Halilintar pun masuk ke kamarnya dan mencari sesuatu.

"Nah, ini dia" ucap Halilintar ketima sudah menemukan barang yang ia cari.

"Ini, Frost. Kalo udah nggak nyaman panggil Abang aja"

"Siap Bang Hali! Makasih!"

"Ya udah, sana cepetan mandi trus pake roti Jepang nya" pintah Gempa.

"Baiklah, makasihh"

Frost fire pun menuju ke kamar mandi dengan membawa bajunya.





























































"Jadi di 'dia' udah kena banned? Ck, gagal lagi"






























Seperti biasa, mereka melakukan kegiatan kegiatan yang biasa mereka lakukan selama bulan Ramadhan. Tapi berbeda dengan yang lainnya, Frost fire malah di suruh untuk tidak terlalu banyak bergerak karena kalau Frost fire sudah dibanned maka siap siap saja.



"Kak Gem, masa cuma aku doang yang disuruh duduk"

Gempa tersnyum tipis, "Kamu baru aja dibanned loh, jadi jangan kebanyakan gerak kalau nggak mau bocor"

Sepertinya perkataan Gempa ada benarnya, Frost fire selama melakukan kegiatan rumah pasti sekkau bocor. Jadi ia hanya boleh mengerjakan yang ringan ringan aja.











"Ya udah, karena sbentar lagi aidil fitri, mari kita buat kue raya" ajak Gempa pda Frost.

"Ayok! " sahut Frost fire.

"Ya udah, ayo"



























































































































































TBC



Hayo, ada yang udah ketemu?

Boel Bofu Ramadhan Series {C}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang