"JANGAN MACEM-MACEM LO SETAN! BAPAK GUE MAFIA!"
"Bacot! Seraaanggg!"
Perintah dari seorang remaja berseragam putih abu-abu itu langsung saja membuat suasana ricuh. Dua kubu yang tidak seimbang. Bayangkan saja, 5 orang harus melawan setidaknya 12 orang dalam aksi tawuran tersebut.
"Anjing! Tau gini gue nurut aja disuruh balik sama Emak gue daripada lawan gerombolan babi!" Cetus Daffa sambil mencoba menghindar dari pukulan.
"Brengsek!" Umpat Zeon karena rahangnya tak bisa mengelak pukulan lawan. Dan, dengan kesadaran penuh, ia pun mulai membalas dengan begitu brutal.
"ZEON! BELAKANG LO AWAS!"
Zeon menoleh, dan...
Bughh!
***
Ruangan yang diisi oleh lima orang itu begitu mencekam. Suasana yang timbul akibat aura mereka membuat orang-orang disekitar tidak berani mendekat apalagi ikut menimbrung disana.
"Sudah waktunya..."
"Apa tidak apa-apa jika kita mengambilnya?"
"Apa maksudmu? Dia itu milik kita. Sudah sepantasnya kita mengambil apa yang seharusnya ada disisi kita," sangkal nomor dua.
"Benar, sepertinya kita sudah terlalu lama membiarkannya. Lagipun, kita sudah aman. Tikus-tikus itu sudah aku lenyapkan bahkan sampai akarnya," sahut yang lain.
"Papa sudah memutuskan. Ayo jemput dia sekarang," ujarnya sembari bangkit, diikuti keempat pemuda disana.
Yang paling muda menyeringai, "Selamat datang kembali.... Adik manis."
***
halo?
ada orang?

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEON ALTAIR
HumorZeon Altair Virendra "Ucapkan selamat tinggal pada kebebasan mu."