6

32 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gri dibuat tidur larut bukan karena tugas yang menumpuk, tapi karena laptopnya yang mendadak rewel seperti balita. Tidurnya sama sekali tak nyenyak, namun untungnya Gri masih bisa mendapat satu jam ekstra untuk tidur karena hari ini tak ada kelas pagi. Namun, ternyata itu belum cukup karena saat di bus Gri masih merasakan kantuk yang luar biasa. Bahkan tadi Gri merasa malas hanya untuk sekedar membeli nasi untuk sarapan.

Untungnya bagiannya dalam tugas kelompok bisa selesai malam tadi dan Gri bisa langsung mengirimnya ke anggota lain.

"Tumben lo lemes?"

"Kurang tidur?"

"Iya, nu—"

"Pasti lo nggak bisa tidur habis ditelepon sama Sigra ya tadi malem?"

Ucapan itu membuat Gri yang tadinya menopang dagu dengan wajah lemas langsung menoleh. Tak menyangka Yumna yang bahkan tak satu kos dengannya bisa tahu hal ini.

"Kok lo tahu?"

Sebelum menjawab Yumna lebih dulu meraih botol mineral di meja kantin. Iya, sekarang keduanya ada di kantin untuk menunggu kelas selanjutnya. Gri baru saja selesai memakan sarapannya dengan nasi yang dibeli di kantin dan lauk kering bawaan mama. Sedangkan Yumna dari tadi sibuk membaca novel melalui ponselnya.

"Ulya cerita."

"Perasaan gue nggak cerita siapa-siapa."

"Oh ... itu. Lo nggak inget pas teleponan pintu kamar lo kebuka? Ulya bilang tahu pas lewat kamar lo."

Satu pelajaran yang Gri dapat tentang ini. Lain kali saat menerima telepon dari siapapun, harusnya pintu kamarnya tertutup rapat. Gri lupa kalau dirinya tinggal di kosan khusus perempuan yang kesukaannya tak jauh dari menggosip.

"Gue emang ditelpon sama Sigra semalem, tapi bukan gara-gara itu gue nggak bisa tidur."

"Ah, masa?"

"Gue ngomong beneran, Yum."

"Kalau iya, kenapa sampai disamperin ke sini?"

"Maksud lo?"

Yumna menjawab tanya itu dengan menunjuk ke sebuah arah dengan dagunya. Gri dengan patuh langsung menoleh, namun tak lama kemudian kembali menatap kotak bekalnya yang sudah kosong. Penyebabnya karena Sigra baru saja masuk ke kantin gedung ini dan sudah kepalang melihatnya. Di sampingnya ada Yumna yang mendadak jadi teman yang paling tidak suportif dengan melambaikan tangan ke arah Sigra.

Akh! Kenapa malah begini?!

"Gue tinggal dulu, ya."

Ucapan Yumna itu membuat Gri langsung tersentak dan panik. "Lo mau kemana?!"

"Kemana aja, asal nggak ganggu lo."

"Gue nggak bilang lo ganggu gue."

Yumna berdecak tak habis pikir. "Ya masa gue duduk di sini jadi obat nyamuk lo. Yaudah gue pergi dulu, nanti ketemu lagi di kelas."

BE WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang