32

31 5 2
                                    

Sigra terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sigra terbangun dari tidurnya. Entah pukul berapa sekarang namun Sigra dapat memperkirakan jika ini masih dini hari. Suara riuh rendah kendaraan terdengar lebih lenggang dan ada kesunyian di unitnya secara tak langsung memberitahukan waktu. Namun saat Sigra menyentak ke samping tak ada Gri yang berbaring di sampingannya.

Mata Sigra yang tadinya masih dipenuhi dengan kantuk dengan cepat langsung menghilang. Segera Sigra mengubah posisinya menjadi duduk dan turun dari kasur. Matanya untuk sesaat sempat mencari hingga Sigra menyadari jika pintu kamar terbuka.

Kaki Sigra melangkah keluar kamar untuk mendapati pintu ruang belajar yang menyisakan celah. Lampu ruangan itu padam, namun samar Sigra dapat mendengar suara isak yang begitu dikenali. Itu suara Gri.

Tangan Sigra bergerak begitu pelan menguak daun pintu dan menyalakan lampu. Dengan sekejap ruangan itu dipenuhi dengan cahaya, membuat Sigra melihat bagaimana Gri terduduk di lantai dekat rak buku dengan wajah yang bersembunyi di balik lutut. Pergerakannya membuat Gri mendongak dan dada Sigra dibuat mencelos saat menemukan wajah Gri bersimbah dengan air mata.

Sigra melangkah cepat berusaha untuk meraih Gri dengan begitu khawatir. "Hey ... everything's okay? Ada yang sakit?"

Gri menjawab dengan tangis yang semakin mengeras. Tetes demi tetes air mata berkejaran di pipi basah Gri, menyakiti Sigra lebih dari pada yang bisa dipikirkannya. Sigra lekas menarik Gri ke dalam pelukannya, berharap dengan itu Gri dapat sedikit lebih tenang.

Namun entah apa yang menyakiti Gri karena sebanyak apapun kata penghiburan dan penenang isaknya tak juga berkurang. Hati Sigra tersayat namun dia berusaha untuk tak terpengaruh dan kuat untuk Gri.

"Grizzie, you can tell—"

"I don't want to keep this child."

Kalimat itu, dikatakan dengan begitu sedih namun sukses membuat jantung Sigra serasa ditikam pedang. Dengan tangan gemetar Sigra menarik bahu Gri. Sebagian dari dirinya ingin berharap jika apa yang dikatakan Gri adalah sebuah ilusi, namun Sigra tahu itu bukan.

"No, no, no, we keep this child—our child. Aku janji nggak akan ninggalin kamu. Aku janji akan selalu nemenin kamu. Apapun yang terjadi. Aku janji, Grizzie."

Dan balasan yang terdengar hanya isak Gri yang memenuhi ruangan. Gri menangkupkan kedua tangannya ke wajah dengan bahu yang amat bergetar. Sigra dapat merasakan seluruh tubuhnya bergetar karena ketakutan yang menyeruak di dadanya. Tidak, ini tidak harusnya terjadi.

Perlahan Sigra bergerak meraih tangan Gri dan berusaha menenangkan. Ya, Gri seperti ini karena semuanya terjadi terlalu tiba-tiba, namun belum sempat Sigra meraih tangan itu Gri bergerak dengan tiba-tiba dan memberi pukulan di perutnya dengan isak yang mengeras. Cepat Sigra meraih kedua tangan Gri dan beralih memeluk tubuh di depannya.

"Love, please.... I promise I'll never leave your side. We can through this together. Hm?"

Sigra berusaha sangat keras untuk tak membuat suaranya bergetar. Dia harus menjadi kuat dan tegas untuk meyakinkan kekasihnya. Sayangnya tanpa bisa Sigra duga pelukan mereka terurai saat Gri mendorong tubuhnya menjauh. Wajahnya basah, namun Sigra dapat melihat tatapan sinis yang muncul di sana. Sesuatu yang tak pernah Sigra sangka akan didapatkannya dari Gri.

BE WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang