15. Family Dinner II

3.6K 335 11
                                    

Chapter 15

Jika sebelumnya dinner bersama keluarga Ferrish berlangsung di rumah pria itu, maka dinner bersama Papa Kanatya berlangsung di sebuah restoran Jepang favorite Kanatya dan papanya. Ini terjadi atas usul papanya ketika Kanatya mengatakan akan mengenalkan seorang pria.

Jadi disinilah mereka sekarang. Duduk bertiga di sebuah meja VIP.

"Saya nggak menyangka pria yang dimaksud Kanatya adalah Ferrish. Kalian kenal dari mana?"

Kanatya melirik Ferrish yang duduk di sebelahnya, memastikan bahwa laki-laki itu yang mewakilkan diri untuk menjawab.

"Kami nggak sengaja ketemu di sebuah acara, Pak. Dan kebetulan salah satu teman Kanatya adalah kenalan saya. Jadi saya cukup tau sedikit tentang Kanatya, hingga akhirnya punya kesempatan ngobrol-ngobrol sama Kanatya."

Teman dan kenalan  yang dimaksud tentu saja Olivia. Perempuan itu adalah alasan dia dan Ferrish saling bersinggungan.

"Terus? Kalian memutuskan untuk berpacaran?"

Papanya terdengar santai, tapi rasa penasaran tak bisa tersembunyi di sana. Diam-diam, Kanatya mulai bergerak gelisah. Dia takut papanya tahu bahwa kehadiran Ferrish disini adalah sebuah keganjilan.

"Yes, Pa." Kanatya mengambil alih menjawab. "Kami pacaran sekarang. Papa pasti kaget, kan? Aku juga kaget lho putus dari sampah kayak Bastian malah dapetnya blasteran surga kayak Ferrish." Kanatya berusaha menyamarkan kegugupannya dengan canda, hal yang sayangnya tak bisa dia lakukan di keluarga Ferrish sebelumnya.

Papa Kanatya mendengkus pendek. Tak menghiraukan lelucon anaknya, dia justru menatap Ferrish. "Kenapa memutuskan pacaran sama Kanatya, Ferrish? Jujur saya sering dengar nama kamu dipromosikan mama kamu di depan rekanan bisnis. Saat bertemu di acara RUPS, mama kamu malah ngobrol sama saya, kami berencana mengenalkan kalian."

"Oh, ya, Pak? Sepertinya keduluan saya, ya. Takdir mempertemukan saya dan Kanatya terlebih dulu."

"Iya, makanya ini cukup mengagetkan. Kanatya biasanya nggak kenal dan nggak mau coba kenal siapapun dari koneksi saya."

"Ya karena koneksi papa biasanya kalau nggak anak direktur, ya anak komisaris. Gimana ya, agak kurang pantas aja rasanya aku bersanding sama mereka."

"Lah, kamu kira Ferrish anak siapa? Pak Fandy Atmajaya punya perusahan jaringan hotel yang luar biasa, Kanatya."

Kanatya melirik Ferrish, cowok itu juga ternyata sedang menatapnya.

"Ya... kalau Ferrish beda, Pa. Kepribadiannya sangat sederhana." Seakan Kanatya tidak pernah tahu Ferrish tampak angkuh dengan mobil range rover-nya, jam rolex, dan pembawaannya yang jelas tertampil tulisan "anak orang kaya" secara kasat mata.

Menyadari kapayahannya dalam mengelak, Kanatya terkekeh. "Ferrish beda pokoknya, Pa. Makanya aku naksir banget."

"Kalau kamu Ferrish? Kamu belum jawab kenapa kamu mutusin pacaran sama Kanatya?"

"Saya merasa sangat cocok dengan Kanatya, Pak."

"Cinta sama Kanatya?"

Sangat. Saya sangat mencintainya. Kanatya berharap jawaban meyakinkan seperti itu yang lolos dari bibir Ferrish, biar papanya tidak banyak tanya lagi.

"Saya nggak pernah merasa setertarik ini dengan perempuan sebelumnya, Pak Rasyid." Ferrish terdengar tenang dan kalem.

"Hanya tertarik?"

Kanatya mau tak mau membidik netranya ke arah Ferrish, berharap laki-laki itu bisa berbohong dengan cara yang lebih baik.

"Sejak awal saya tertarik dengan Kanatya, Pak. Dia perempuan baik dan menyenangkan."

Spicy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang