16. Casually in Love

4.6K 350 115
                                    

CHAPTER 16

Ferrish melingkarkan lengannya secara kasual ke pinggang Kanatya ketika mereka memasuki Romanz, memastikan Kanatya aman tidak tertabrak orang-orang yang tampak menggila di weekend ini. Kanatya tak memberontak karena matanya sibuk mencari keberadaan Ines dan Darel di tengah hiruk pikuk suasana kelab yang remang-remang.

Setelah masuk lebih dalam, mata Kanatya bisa menangkap sosok Darel dan Ines yang sedang duduk di salah satu meja.

"Tuh mereka," ucap Kanatya. Dia melangkahkan kakinya mendekati dua sohibnya yang terlihat masih waras. Sebab, kalau mereka sudah dipengaruhi alkohol, tampang mereka tidak akan bersemangat seperti sekarang. Ines pasti sudah tepar dan Darel pasti sudah seperti orang gila dengan rambut acak-acakan.

"Hei," sapa Kanatya. Dia menarik tangan Ferrish, menyuruh calon suaminya itu duduk di sampingnya.

Darel dan Ines menatap Kanatya dan Ferrish bergantian. Punggung mereka bahkan menegak. Ada pendar penasaran dari netra mereka. Tentu mereka bingung karena Kanatya sama sekali tidak memberi tahu bahwa dia akan mengundang satu orang untuk bergabung malam ini.

"Kenalin, guys, ini calon suami gue. Izin gabung, ya." Kanatya tersenyum penuh percaya diri. Ya, anggap dia iseng, dia bisa mengenalkan Ferrish dengan cara yang lebih baik, tapi dia memilih membuat kedua sohibnya itu kaget.

Tapi Darel bereaksi tidak sesuai ekspektasi. Dia justru menatap Ferrish bersalah. "Waduh, Mas pasti ditarik paksa ya sama wanita aneh ini? Maaf ya, Mas. Temen saya ini emang sering mabuk bahkan sebelum nyentuh alkohol." Lalu jari telunjuk Darel membuat pola melingkar di pelipisnya sendiri, seolah mengisyaratkan bahwa Kanatya tidak waras.

Kanatya berdecak sambil memutar bola mata. "Gue lagi nggak bercanda ya, Rel. Pria tampan di samping gue ini emang calon suami gue."

"Orang gila," dengkus Darel.

"Kenalin, sayang, ini Darel, dan ini Ines. Mereka temen saya sejak SMA. Darel mulutnya emang agak kurang ajar, nggak perlu diambil hati." Kanatya tersenyum sok manis pada Ferrish.

Tanpa ragu, Ferrish mengulurkan tangannya. "Saya Ferrish, calon suami Kanatya."

Darel sukses terbengong, Ines langsung terbatuk-batuk.

"Ferrish yang itu?!" Ines tak tahan untuk tidak bertanya.

"Ya, sepertinya," sahut Ferrish agak ragu.  Karena dia tidak tahu apa yang dimaksud dengan yang itu.

Ines menyalami tangan Ferrish dengan sopan, kemudian dia memukul punggung Darel, menyuruh cowok itu untuk ikut berkenalan juga. Mau tak mau Darel ikut memperkenalkan diri meski dia masih diselimuti rasa heran dan tak percaya.

Ines melirik Kanatya dan Kanatya balas meliriknya. Ada kode rahasia yang sulit dipahami, tapi Kanatya tahu betul itu isyarat yang ditujukan padanya yang kalau diterjemahkan kira-kira berbunyi; "lo beneran end up mau nikahin Ferrish si mantan gebetan Olivia?"

Kanatya menghela napas panjang. Dia mendongak menatap Ferrish. Wajahnya tak lagi dibuat sok manis. "Mau pesan minum? Nggak usah, ya? Kan nyetir."

"Kamu juga nggak boleh minum berarti," balas Ferrish enteng.

Pasrah, Kanatya mengangguk.

Ines berdehem. "Jadi seorang Kanatya Aleesha sudah nggak jomblo lagi?"

"He-eh."

"Hah? Apa-apaan?" Darel bersungut tak mengerti.

"Gue dan Ferrish bakal menikah."

"Kok bisa?"

Spicy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang