CHAPTER 8
Ferrish sedang sibuk berkutat pada layar laptopnya ketika sebuah ketukan di pintu ruangannya terdengar.
"Masuk saja," ucap Ferrish. Dan pintu terbuka. Asistennya, Putra, masuk ke dalam ruangan dan langsung menghadap Ferrish.
"Sudah dapat informasinya?" tanya Ferrish tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptopnya yang menampilkan laporan keuangan yang perlu ia analisis.
"Sudah, Pak. Kanatya Aleesha memang anak kandung Pak Rasyid Hendarta. Namun, dia anak yang berasal dari pernikahan pertama Pak Rasyid, bukan dengan istrinya yang sekarang, Sonya Pramono."
Sebenarnya itu bukan informasi yang mengagetkan sebab hal ini bisa disimpulkan berdasarkan pertengkaran yang terjadi di depan matanya kemarin, melalui percakapan Kanatya dan Sonya yang cukup mencengkam.
"Ibu Sonya punya anak lain?"
"Iya, Sabrina Alia Hendarta dan Sadena Dirga Hendarta. Saat ini Sabrina bekerja sebagai CFO di salah satu anak perusahaan Pak Rasyid dan Sadena, anak keduanya sedang berkuliah di Australia."
"Bagaimana dengan Kanatya?"
"Kanatya Aleesha bekerja di perusahaan swasta, namun dua minggu yang lalu dia berhenti bekerja karena pimpinan perusahaan tersebut terkena kasus."
"Hubungan Kanatya dan Pak Rasyid dekat?"
Putra mengangguk. "Beberapa kali Kanatya hadir di acara ulang tahun perusahaan. Pak Rasyid juga sering makan siang dengan putri sulungnya tersebut."
"Kenapa Kanatya tidak berkerja dengan papanya? Seperti yang dilakukan Sabrina?"
"Untuk alasan tepatnya saya juga kurang tahu, Pak. Tapi semenjak lulus, Kanatya Aleesha hidup mandiri. Dia tidak tinggal di rumah Pak Rasyid dan membangun karirnya sendiri tanpa membawa nama Ayahnya."
Sejujurnya sejak kemarin Ferrish belum bisa menghentikan bayang-bayang wajah Kanatya di benaknya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri perempuan itu ditampar ibu tirinya. Dua kali pula. Ferrish yang berniat tak mau ikut campur otomatis langsung pasang badan. Perempuan itu sepertinya tidak layak dituduh dan dikasari seperti itu. Ferrish menyaksikan bagaimana paniknya Kanatya ketika mendengar kabar bahwa papanya masuk rumah sakit, perempuan itu tak mungkin mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada papanya.
Setelah mengantar Kanatya pulang ke apartemen, Ferrish terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan perempuan itu. Hubungan apa yang terjadi dengan keluarganya. Oleh sebab itu, dia meminta Putra untuk mencari tahu.
"Ibu kandung Kanatya sudah meninggal?"
"Sudah cukup lama, Pak. Sekitar lima belas tahun lalu."
"Hubungan Kanatya dengan keluarga tirinya bagaimana?"
"Sejauh ini, di depan publik, mereka tampak baik-baik saja, Pak. Kanatya dan Sabrina juga pernah liburan ke Labuan Bajo bersama dua tahun lalu."
"Kanatya orang yang bagaimana?"
Putra butuh waktu untuk menjawab. Ferrish mengalihkan perhatiannya kepada asistennya tersebut. "Kamu tahu dia orang seperti apa?"
"Dia lulusan S1 Komunikasi di Universitas Indonesia. Dia hidup mandiri setelah lulus kuliah. Tidak ada gosip miring tentang dirinya, Pak. Mungkin karena keberadaannya juga tertutup spotlight Sabrina yang lebih aktif terjun ke bisnis Pak Rasyid."
"Oke." Ferrish cukup puas dengan informasi yang berhasil dikorek oleh asistennya tersebut. Untuk selebihnya dia akan mengetahuinya sendiri jika ia masih diberikan kesempatan untuk berurusan dengan perempuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spicy Romance
RomanceAda dua alasan kenapa Kanatya Aleesha harus segera menikah; Yang pertama, demi memenangkan taruhan dengan Olivia, orang yang menduduki posisi pertama dalam daftar 100 orang yang Kanatya benci di dunia. Yang kedua, permintaan papanya yang sepertinya...