Sebenarnya, Saka itu masih ada tidak ya? Itu adalah pertanyaan klise yang selalu ada dibenak Mika. Adiknya ada, tapi hanya berbaring dan menutup mata. Operasi rumit itu berhasil memperpanjang usia Saka.
Namun, terkadang Mika menanyakan arti hidup adiknya? Untuk apa hidup jika hanya untuk tidur sepanjang wakti?Bekas jahitan operasinya sudah mengering, tapi Saka terlihat tidak kembali sama sekali. Cat-cat dan alat lukisnya mulai berdebu, mengeras, dan tak dapat digunakan. Mika janji, jika Saka kembali lagi maka dia akan menuruti apa pun yang Saka minta.
Seperti biasa, Mika akan memanfaatkan libur kerjanya untuk pulang ke rumah hangat di mana anak yang terpaksa menjadi mayat hidup tinggal."Wah tidur, ya?" tanya Mika, sedikit kecewa karena saat pulang lagi-lagi Mika harus bertemu dengan Saka yang tak memberikan sambutan hangat.
"Saka sudah bisa bicara, duduk, dan berjalan loh." Itu kabar yang sangat menggembirakan, rasanya Saka seperti terlahir kembali.
"Katanya, Saka ada sesuatu yang ingin diucapkan Saka ke kamu." Itu tambahan dari sang ibu yang hari ini sedang memasak makanan favorit anak perempuannya.
"Oh ya? Okay, Mika tunggu sampe bangun."
____
"Kak Mika!" Saka begitu bangun melihat orang yang sangat dicintainya. Ia ingin berusaha duduk, tetapi mungkin itu adalah kegiatan yang sangat rumit untuk saat ini. Saka memerlukan bantuan Mika.
"Saka?" Gadis itu menggenggam tangan Saka, menatap mata kopi itu dengan berlinang air mata.
"Saka tahu tidak? Hari ini hari anniversary kita. Ini kado terindah yang kamu kasih ke aku." Saka mendengar dialog yang membuatnya menunduk. Selama ditinggal tidur, Mika masih menjaga hubungannya dengan baik.
"Ayo pacaran hari ini, Kak."
"Ayo."
"Karena kalau putus hari ini rasanya jahat banget." Mika mengerutkan keningnya setelah mendengar rangkaian kata negatif. Hatinya sakit.
"Maksudnya?"
"Secepatnya kita putus, Kak. Aku minta maaf karena udah gak tahu diri."
"Kamu dipaksa sama siapa putusin aku?" tanya Mika.
"Gada!"
"Mama? Papa? Atau Jeremi?" tanya Mika mengintrogasi.
"Gada, Kak. Aku umur dua satu tahun ini, dan aku masih jadi beban orang tuaku. Aku gak bisa nyariin kamu uang, aku gak bisa! Kamu berhak punya lebih." Setelah percakapan tegang itu, Saka meringis lalu mencengkram kepalanya.
"Okay! Kita pacaran dulu hari ini." Mika mengelus rambut Saka.
____
Pacaran seperti apa? Seperti orang-orang pada umumnya? Saka mencengkram celananya, kesal menyadari bahwa ia bahkan tidak bisa mengajak Mika kencan di luar. Menonton film dan juga makan malam enak di restoran mahal.
Mika membuka pintu kamarnya setelah berkata bahwa dia akan berdandan dan gadis itu memakan waktu yang cukup lama. Dia punya ekspetasi yang cukup besar pasti tentang kencan ini, Saka jadi merasa bersalah.
"Mika cantik banget malam ini, biasanya juga cantik tapi agak seperti serigala."
"Itu pujian atau hinaan? Part mana yang kaya serigala, anjir?" tanya Mika, ingin kesal tapi tidak bisa dia malah hanya bisa tersenyum salah tingkah karena malam ini Saka berdiri tegap dengan kaos hitam besar dan juga kalung silver kado ulang tahunnya dulu tampak menyala dalam ruangan yang remang.
Saka mengusap kepalanya, membuat Mika mengatakan O tanpa suara. Ingat terhadap model rambut potongan serigalanya, trend pada masa itu. Karena Saka telah tidur cukup lama sekarang tiba-tiba rambut Mika sudah panjang sama rata.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOSPICE
Ficção Adolescente#Sickmale Mika sangat berhutang budi untuk keluarga Saka. Mereka membesarkan Mika seperti anak sendiri kemudian mengantarkannya kepada hidup yang sukses sebagai Pengacara. Mika menyayangi Saka seperti adiknya sendiri, tapi Saka sangat tidak suka den...