Hari Sabtu yang cerah membuat weekend menjadi lebih indah.
Seperti Reiga yang saat ini tengah bersantai didepan tv sambil menonton kartun yang tersaji didepannya dengan toples berisi cemilan.
"Gak jalan-jalan sama temen mu dek?" Tanya Rania Ibu Reiga yang baru datang dan menaruh susu dimeja.
"Engga buk, pada keluar sama pacarnya"
"Kamu gak keluar sama pacarmu?"
"Ibu apasih, kan udah aku bilang kalo gak punya pacar" Sungut Reiga kearah ibunya.
"Makannya tho cari, kamu iki ganteng tapi gak digunain"
Reiga diam dan tak mau menanggapi ucapan ibunya yang selalu menyuruhnya mencari pacar. Emang kalo gw gak punya pacar ekosistem hidup bakal goyah, kan engga pikir Reiga sambil mendumel dihatinya.
Hari Sabtunya berlalu begitu saja, tidak ada kegiatan berarti yang dilakukan Reiga selain rebahan dan bermain bersama anjingnya.
Tok.. tokk.. tokk..
"Bapak boleh masuk ndak?"
"Boleh, masuk aja pak" Sahut Reiga dari dalam.
Panji ayah Reiga masuk sambil membawa bungkusan plastik.
"Nih tadi pakdhe mu titip, gak sempet ngasih karena cepet-cepet mau ke bandara" Ujarnya lalu menaruhnya dimeja belajar sang anak.
"Kok aku gak denger pak tadi pakdhe kesini?" Beranjak dari posisi rebahnya meraih plastik itu dan mulai mengeluarkan semua isinya, ternyata bakpia Jogja yang beraneka rasa.
"Ngasihnya pas bapak di pabrik tadi"
"Ohh kirain kesini"
"Jadwal kuliahmu sudah keluar tho?"
"Belum pak kenapa?"
"Nanti malam ada acara gak? Mau bapak ajak ke acara peresmian pabrik baru" Ajak Panji sambil memperlihatkan undangan digital yang pabriknya berikan kepada rekan bisnisnya.
"Sama ibuk aja sana"
"Ibuk mu nanti malam arisan, jadwalnya dia setoran. Gak bisa dibatalin kalo ibuk mu udah ketemu geng arisannya"
"Hmm, yaudah, atur aja" Hembusan nafas pasrah dan anggukan lesu menjadi persetujuan.
"Baik e anak lanang, nanti jam 8 kita berangkat, siap-siap yang ganteng siapa tau rekan bisnis bapak mau jadiin kamu mantunya"
"Nggeh pak nggeh, manut"
________
Jam menunjukan pukul setengah delapan malam, dan Reiga beserta ayahnya sedang dalam perjalanan menuju gedung tempat peresmian. Tentu sang ayah yang menyupir karena Reiga terlalu malas dan beralasan kalau dia tidak tau jalannya, alhasil Panji memilih mengalah dan mengiyakan ucapan anaknya.
Sesampainya didepan gedung peresmian, sudah banyak mobil-mobil mewah yang berjejer rapi disana meski undangan jam delapan tapi sudah banyak yang berdatangan.
"Rekan bisnis bapak banyak juga ya"
"Woh, iya dong kamu harus gini juga nanti" Bangga nya didepan Reiga.
Sedangkan Reiga hanya mengangguk saja dan kembali diam. Sampai mobil itu berhenti diparkiran khusus, dan mereka keluar menuju dalam gedung.
Didalam gedung tak kalah megah dan besar dari luarnya, ternyata ayahnya menyewa sebuah hotel berbintang yang disulap menjadi istana hanya untuk menjamu para tamu dan rekan bisnisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE STAND NIGHT {mreg}
Teen FictionKesalahan fatal yang dibuat Reiga membuatnya kehilangan arah. Dan dipertemukan dengan seorang pria yang sama sekali tidak pernah terlintas dibenak Reiga. "Ini salah, engga seharusnya ini hadir dihidup gw" "Tenang, lihat ada saya disini semua akan...