SEWELAS

232 29 4
                                    

"Kita akan pergi kemana?" Tanya Reiga melihat kearah jalan yang seperti memasuki perumahan.

"Ke rumah ku" Jawab Ade singkat.

Mendengar jawaban singkat Ade, Reiga mengurung kan niatnya untuk bertanya lebih jauh. Ia memilih diam sambil melihat keluar.

Sesampainya didepan salah satu rumah, Ade turun dan membuka kunci gerbangnya. Rumah bergaya modern klasik membuat Reiga bertanya tanya.

Mobil pun masuk ke pekarangan rumah, Ade meminta Reiga untuk turun dan mengetuk pintu sedangkan ia akan menurunkan barang bawaan mereka.

"Masuk lah, akan ku bawakan barang mu ke dalam" Ucap Ade lalu membuka bagasi dan mengeluarkan barang mereka.

"Rumah siapa lagi ini, jangan bilang didalam juga banyak keluarga nya lagi" Tanya Reiga pada dirinya sendiri.

Dengan lemas ia berjalan kearah pintu besar dirumah itu, ia mulai mengetuknya beberapa kali namun tidak ada balasan atau suara dari dalam. Ia berbalik ingin bertanya kepada Ade, sebelum.

"Cari siapa mas?" Muncul seorang wanita dengan menggunakan masker wajah berwana hijau. Sontak membuat Reiga berteriak.

"ANJIR SETANN" Reiga berlari kearah Ade dan bersembunyi dibelakangnya.

"Hey, heyy tenanglah ada apa?" Ade pun ikut terkejut dengan teriak Reiga dan segera memeluk tubuh yang berlindung dibalik nya tersebut.

"A-ada setan dirumah lu" Jawab Ade gagap sambil menunjuk kearah pintu tanpa mau melihat.

Ade mengikuti arah tunjuk Reiga dan melihat seorang wanita yang tengah kebingungan disana, tentu Ade mengenal baik siapa wanita dibalik masker hijau nya itu.

"Sudah tidak perlu takut, dia pengurus rumah ini"

"Maksud lu, penunggu rumah ini?"

"Pengurus bukan penunggu, sudah ayo masuk dan berikan salam untuk Dia"

Akhirnya Reiga dan Ade pun beriringan masuk kedalam rumah, sambil Reiga yang tetap bersembunyi dibalik lengan Ade.

"Selamat malam mbok, maaf mengganggu istirahat nya" Salam Ade kepada wanita itu.

"Lohh Aden to ternyata, maaf ya kalo mbok bikin takut. Ini lagi maskeran biar mukanya tetep kenceng, awet muda. Hihi ayo silahkan masuk" Ajak Mbok sambil membuka pintu lebih lebar untuk keduanya.

Tentu Reiga menjadi malu sendiri, karena sudah mengira mbok itu setan. Jadi ia menyatukan tangannya sambil mengucapkan kata maaf kepada mbok, dan kembali mengikuti Ade. 

Sesampainya dikamar Reiga segera merebahkan tubuhnya yang seperti kaku, sambil mengelus-elus perutnya yang sempat kram karena ia berteriak dan berlari barusan.

"Bersihkan tubuh mu terlebih dahulu, lalu tidur lah" Suruh Ade sambil menata barang bawaan mereka.

"Nanti dulu, lagi santai kawan" Reiga sambil menutup mata dan tetap rebahan santai diatas kasur.

"Mau mandi apa saya mandiin" Ujar Ade tepat diatas tubuh Reiga, yang sontak membuat Reiga terkejut dan menendang bagian bawah Ade.

"Bikin kaget aja Cok, ngapain sih diatas gw segala. Nada lu udah kaya nenek gayung cari mangsa" Marah Reiga tanpa belas kasih kearah Ade yang terduduk dibawahnya sambil memegangi benda pusaka miliknya.

"Jika kamu terus menendang nya, dia tidak akan menghasilkan benih yang unggul lagi bagaimana?"

"Menurut lu yang sekarang diperut gw ini benih unggul?"

"Tentu saja, jika tidak unggul mana mungkin langsung jadi dalam satu malam" Bangga Ade pada dirinya sendiri. Dan sebuah bantal langsung mendatar di depan mukanya.

"Makan tuh bibit unggul" Reiga bangun dan masuk kedalam kamar mandi.

Beberapa jam pun berlalu, sekarang keduanya tengah berada diatas kasur berdua yang diselimuti keheningan 

"Kalo waktu itu gw gak ngewe sama lu, tapi ngewe sama yang lain. Kira-kira bakal jadi gini gak ya hidup gw" Ucap Reiga kepada dirinya sendiri sambil bertanya kepada Ade.

"Jika bukan bersama ku, akan aku buat kamu bersama ku"

"Hah? Gak masuk ke otak gw"

"Sudah, tidak usah dipikirkan. Lebih baik sekarang tidur istirahat, dede juga mau istirahat" Ujar Ade sambil mengusap perut Reiga yang sudah masuk ke delapan minggu.

"Lu mau anak cewe apa cowo?" Reiga tetap mengoceh walau Ade sudah mulai menutup matanya.

"Apapun yang diberikan, entah itu cewe atau cowo"

"Tapi keluarga lu mesti maunya cowo, kaga mau cewe"

"Yasudah saya maunya cewe"

"Kok gitu sih, nanti kalo anak gw dibuang sama keluarga lu gimana kalo cewe?"

"Biar aku juga ikut di buang dan kita hidup bahagia selamanya"

"Kok kaya dongeng gitu ya kedengeran nya, emang lu gak sakit hati kalo lu di buang sama keluarga sendiri?"

"Tidak, saya memang bukan bagian dari keluarga itu"

"Lah, kok bisa? Berarti lu anak pungut gitu? Yah, gak dapat warisan dong"

"Harta saya banyak, tidak perlu warisan"

"Orang sombong jidat nya lebar"

"Barangnya besar" Sela Ade.

"Spekulasi dari mana itu"

"Kan memang besar"

"Ngantuk deh, tidur ah"

Akhirnya ke asbun nan keduanya usai dan mereka tidur berpelukan.

TAMAT














gak dong, canda 🤟

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE STAND NIGHT {mreg}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang