Pernikahan ya...?
Setelah enam bulan lamanya Maraville dan Archana menjalin hubungan, akhinya kata sacral itu kembali menyeruak ketika kedua orang tua mereka berkumpul.
Entah angin apa yang membawa Teanna dan Jericho juga ikut datang berkunjung ketika Tamara dan Jonnathan kebetulan memang meminta ijin untuk menemui putra sulung mereka. atau memang ini sudah di rencanakan sebelumnya dan tanpa sepengetahuan pasangan kekasih tersebut?
Keadaan sedikit canggung di awal ketika keenamnya duduk bersama sembari menyantap hidangan makan malam, tak ada obrolan ringan ketika pertanyaan kapan keduanya akan melangsungkan pernikahan kembali di gema-kan.
"jadi bagaimana? Kapan kalian bersedia melangsungkan pernikahan?"
"benar, lagipula tinggal satu konser tersisa dan Archy sudah selesai dengan semua kontrak kerjanya. Jadi kapan?" sambung Jericho akan kalimat tanya yang Jonnathan berikan sebelumnya. Menurut pendapat kedua kepala keluarga tersebut, pernikahan kadua putra mereka memang perlu secepatnya di laksanakan dan proses adopsi Arcielo harus di segerakan.
Bukan apa – apa, hanya saja keduanya tidak mau jika Archielo berlama – lama tinggal di tempat seperti itu. bagaimana bisa kedua konglomerat itu membiarkan batita mungil kesayangan mereka tinggal di sana, tempat yang tak pernah dibayangkan siapapun akan ditinggali.
"bulan depan, aku akan menikahi Chana bulan depan." Tegas Maraville tanpa ragu, pria itu bahkan tak mengubris tatapan terkejut kedua orang tua mereka, termasuk kekasih yang saat ini ia genggam erat tangan tan-nya.
"bulan depan? Kamu yakin, Mara?" bukan Tamara tak merestui keduanya atau belum bisa mengikhlaskan jika putranya meninggalkannya, hanya saja ia merasa belum memiliki persiapan apapun untuk menyambut hari bahagia tersebut. "aku yakin, mae." Jawab Maraville tanpa ragu.
"baiklah kalau begitu, pastikan saja jika kalian sudah mantab untuk berumah tangga. Dan untuk masalah persiapannya, kalian bisa sarahkan kepada kami." Jonnathan berucap, ia setuju dengan sikap yang Maraville ambil. Jonnathan yakin jika calon menantunya itu sudah berpikir secara matang mengenai pernikahan ini.
"papa juga ikut saja, kalau kamu sudah yakin dan siap untuk menikah, papa akan selalu support." Kalimat yang Jericho berikan dengan senyum penuh dukungan seolah menutup perbincangan serius keenamnya, ia akhiri dengan pemberian restu dari para orang tua.
Setidaknya, selanjutnya acara makan malam yang mereka lakukan tak lagi canggung. bahkan sepanjang malam, hingga para orangtua itu pergi, Teanna dan Tamara terus saja menggoda kedua calon penganti itu, terutama Archana yang mudah sekali merajuk dan meminta pembelaan pada sang ayah. Sungguh hangat, sisa malam yang mereka habiskan dengan bercengkerama bersama.
.
"kamu belum menggantuk, Marv?" kedua lengan yang melingkar perlahan pada pinggang dan punggung yang seketika memberat menjadi penggiring dari kalimat tanya itu. dibuat semakin hangat ketika ia membalas pelukan pasangannya dengan sentuhan lembut pada jemari lentik itu. "belum, aku masih ingin menikmati teh chamomile buatan mu." Jawabnya sebelum perlahan membalikan tubuhnya, memeluk berhadapan dengan wajah manis Archana sebagai pemandangan.
Lama keduanya terdiam, menikmati hembusan angin yang bertiup lembut menerpa keduanya. Indah adalah kata yang tepat untuk menggambarkan mereka kini, tatapan penuh cinta dan perasaan kasih yang memuncah dapat dilihat siapapun yang mendapati gambaran keduanya saat ini.
Namun entah kenapa ada sesuatu yang menggangu Maraville dibalik senyum yang Archana tunjukan kepadanya, ada yang membuat ia merasa harus mempertanyakannya.
"ada apa?" sentuhan lembut Archana terima di salah satu pipi gembulnya, seolah pria-nya sedang mencoba menggali rasa risau yang ia pendam. "apa ini tentang aku? Atau kita?" tebak Maraville asal, meski rasanya ia tahu apa yang sekiranya coba kekasih hatinya ini sembunyikan. "tell me bear..." ia meminta, beberapa kali mencuri kecupan ringan di pipi Archana guna menghalau keraguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teddy Bear
Fanfictionwarning⚠⚠ Cerita Boys Love!!! homophobic please stay away🙏🙏 BAYI!?!?!?!? kedua pemuda itu saling bertatapan, dibuat tak percaya dengan pemandangan yang nampak di hadapan mereka. Sengaja diletakan di depan pintu apartement yang lebih tua, membuat y...