Tersengal karena kegiatan panas yang baru saja keduanya lakukan membuat dua pemuda 20 tahun-an itu menjatuhkan diri mereka ke atas ranjang, membaringkan tubuh dengan mendekap satu sama lain ketika pendingin ruangan mulai mendinginkan kembali tubuh yang sebelumnya terbakar api nafsu.
Suasana yang begitu sunyi tanpa gangguan dan suara yang biasa mereka dengar membuat keduanya saling bertatapan, tersenyum ketika yang lebih muda melakukan hal sebaliknya.
"kapan Archana kembali?" pertanyaan itu membuat yang lebih tua tersenyum dengan jemari besarnya yang perlahan menyingkirkan poni yang mengganggu pemandangan indahnya ini.
"dia bilang akan kembali setelah masa liburnya berakhir, lagi pula dia hanya menginap di apartment Mara tidak pergi keluar kota. Apa kamu begitu merindukannya?" mata bulat sempurna itu berbinar, mengangguk dengan wajah mengadah pada yang lebih tua.
"kau tahu, Jeje... dorm terasa sepi saat bocah tengil itu pergi, rasanya seperti ada yang berbeda." Tentu saja berbeda, Jeremiah sendiri bahkan merindukan pembuat onar itu, ia merindukan semua tingkah Ajaib yang selalu Archana lakukan kepada mereka, termasuk keisengan dan rasa penasaran yang berujung jahil khas miliknya.
"ini belum ada satu bulan kalian tidak bertemu dan kamu sudah merindukannya?" mata bulat dengan manik coklat cerah itu sedikit turun, mengikuti ekspresi Candie yang mengangguki pertanyaan sang kekasih.
"tapi kenapa kamu tidak masalah kalau kita tidak bertemu lebih lama dari sebulan? Apa kamu sudah tidak menyayangi ku lagi, Na?" niatnya yang menggoda malah di tanggapi serius oleh sang pasangan, membuat ia terhibur akan sikapnya.
Si mungil terlonjak dan langsung mendudukan dirinya, ia tak peduli dengan tubuh polosnya yang di penuhi dengan kiss mark nyaris di setiap sudut, mengingat keduanya yang masih libur Jeremiah benar – benar memanfaatkan hal itu dengan baik dan benar.
"aku tentu menyayangi mu, Jeje! Hanya.... Hanya saja aku... aku tidak mungkin mengatakan aku merindukan mu dan mencegahmu bekerja... kita harus professional, Je..." cicitnya beberapa kali tertahan, Candie bahkan menunduk dengan kedua tangannya yang memilin ujung selimut yang masih menutupi paha mulus dengan cap 'permainan' mereka semalam.
Keduanya memang berawal dari settingan, kisah cinta dan perhatian yang keduanya lakukan dahulu memang merupakan buatan agensi untuk menciptakan unsur bromance agar memikat para penggemar, membuat hubungan keduanya kelihatan manis dengan sedikit bumbu romantis. Tapi sayangnya seiring berjalannya waktu, perasaan itu benar terbentuk.
Ia dan Candie entah kenapa semakin terbiasa dengan skinship yang mereka lakukan, memeluk, bergandengan, bahkan saling mencium meski bukan di bibir. Keduanya dibuat nyaman dengan kedekatan mereka yang ternyata menuntun keduanya pada perasaan yang sebenarnya, begitu dalam dan indah hingga keduanya tak bisa menahan lagi gejolak rasa cinta pada masing masing.
Jeremiah dan Candie jatuh cinta karena terbiasa, tepat seperti senior mereka yang menjadi couple idaman yang dibentuk agensi namun kelewatan hingga keduanya sudah mengikat janji suci secara diam – diam.
"baiklah, jangan cemberut lagi. Kekasihnya Jeje nggak perlu takut kalau kita akan terlihat bersikap tidak professional, bahkan media dan penggemar pun tidak mempermasalahkan kalau kamu menjadi milik ku, Na." Kecupan yang ia berikan di kening dengan sebuah butterfly kiss di bibir kembali menerbitkan seulas senyum di bibir berbentuk hati itu.
"besok kita ke apartment nya Maraville, kita ajak Archana pulang. Dan kalau bocah itu masih nggak mau," ucapnya yang dengan cepat di geleng yang lebih muda, mencegah Jeremiah mengucapkan ancamannya.
"jangan memaksanya, cukup bertemu saja dan .... mungkin memasak bersamanya." sejujurnya Candice tak hanya merindukan sosok pemuda berkulit tan itu, tapi juga masakan pemuda itu. meski ia juga bagian dari tim memasak secara bergilir di Dorm, tapi masakan yang Archana buat selalu cocok untuk seleranya yang rumit. tak tahu apa yang menjadi rahasianya, tapi apapun masakan yang Archana buat dan sajikan, tak butuh waktu lama untuk menghabiskannya. semua menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teddy Bear
Fiksi Penggemarwarning⚠⚠ Cerita Boys Love!!! homophobic please stay away🙏🙏 BAYI!?!?!?!? kedua pemuda itu saling bertatapan, dibuat tak percaya dengan pemandangan yang nampak di hadapan mereka. Sengaja diletakan di depan pintu apartement yang lebih tua, membuat y...