Suci untuk Ziski (Revisi)

16

"Kamu memang bukan cinta pertama ku, tapi kamu cinta terakhir ku."

~Muhammad Ziski Al-fatih~

"Mas, ada paket untuk Mas," ujar Suci yang habis dari luar.

"Paket apa sayang?"

"Ngak tau. Aku buka ya?" Ziski hanya mengangguk dan tersenyum sebagai respon dari pertanyaan Suci.

"Surat apa Cing?"

"Mas, kamu di terima kerja. Disini kamu bekerja bagian laboratorium, Alhamdulillah." Suci melompat ke arah Ziski karena kegirangan yang tiada tara.

"Alhamdulillah, ini karena do'a dari istri yang sholehah."

Tidak menunggu waktu yang lama bagi Ziski untuk di terima di perusahaan tersebut. Hanya dua hari, Ziski sudah mendapatkan panggilan bekerja.

"Yaudah, yuk duduk. Mau berdiri terus nih?" tanya Ziski.

Suci hanya terkekeh sebagai respon kemudian duduk kembali menyaksikan serial televisi yaitu film suara hati istri.

Suci mendengar notifikasi dari ponsel, kemudian membuka dan melihat pesan dari WhatsApp.

"Siapa?" tanya Ziski.

"Shani, teman baik aku waktu di Madrasah," jawab Suci sambil melihat kan layar ponsel.

"Ada berapa teman baik Kamu Cing?"

"Hmm, tiga. Nama mereka, Shani, Yuki, Dini."

Ziski mengangguk paham dan kembali menonton. Namun, ia tidak fokus karena Suci terus tersenyum dan terkekeh membuat Ziski sedikit cemburu.

"Bahas apa itu sayang?" tanya Ziski penasaran.

"Bahas masa kuliah dan pas sekolah di MAN," jelas Suci.

"Zaman sekolah emang seseru itu ya," ungkap Ziski.

"Iyaa, eh Mas."

"Hmm, kenapa sayang?"

"Kamu sayang ngak sama aku?"

"Sayang banget malahan."

"Sejak kapan? Pas awal ketemu kamu kesannya ngak suka sama aku."

"Itu sebelum mengucapkan ijab qabul, kan Mas udah pernah bilang. Setelah ijab qabul terucap semua itu berubah menjadi cinta."

Suci hanya tersenyum mendengar ucapan dari Ziski, tentu itu membuat Ziski bingung dengan sikap sang istri.