12

166 17 2
                                    

Satu minggu telah berlalu, mereka tidak tidak mengobrol dengan formal lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu telah berlalu, mereka tidak tidak mengobrol dengan formal lagi. Karena, Ziski yang pintar mengambil hati Suci. Namun, Suci tetap saja masih canggung jika sudah tidur berdua dengan Ziski.

Fasilitas dirumah baru mereka juga mulai lengkap. Ziski juga ingin memasang AC di kamar mereka tapi, Suci menolak karena AC terlalu dingin. Jadi, mereka hanya membeli kipas angin.

Kini mereka berdua duduk di ruang tamu menonton televisi. Tentu saja dengan jarak beberapa senti, dengan Ziski duduk di atas sofa dan Suci di lantai. Acara yang mereka tonton adalah anime. Mereka menonton naruto , hal itu diminta oleh Ziski karena Ia yang menyukai naruto semenjak Ia kecil sampai udah dewasa sekarang.

"Kamu tau ngak? Naruto itu cinta sama sakura tapi Sakura ngk cinta sama Naruto," ucap Ziski mencairkan suasana, karena sedari tadi Suci tidak terlalu memperhatikan televisi namun asik dengan ponsel.

"Hmmm," jawa Suci singkat dan melihat kearah TV.

"Taro dong ponsel nya," ucap Ziski dan menarik ponsel Suci.

Suci ingin mengambil nya kembali. Namun, kalah cepat dengan Ziski.

Ziski melihat ke arah ponsel Suci
"Kamu liat apasih di ponsel ini?" tanya Ziski dan mengotak atik ponsel Suci.

"Bukan apa-apa, hanya ngescroll instagram Mas," jawab Suci. Namun, Ziski tidak menjawab perkataan Suci, Ziski malah asik mengetik sesuatu di ponsel Suci.

"Kamu ngapain di ponsel saya Mas?" heran Suci.

"Bentar. Eh, saya?" Ziski balik bertanya.

"Maksudnya aku, ngapain kamu di ponsel aku Mas?"

"Ooo...taaraaa." Ziski menyodorkan layar ponsel Suci di depan wajahnya.

Suci masih tidak paham apa yang di maksudkan Ziski dan mengangkat satu alisnya pada Ziski.

"Ini, nomor Mas kan belum ada di ponsel kamu. Jadi mas tambahin," jelas Ziski sambil menunjuk satu kontak di ponsel Suci dengan nama 'Mas sayang🌹'.

"Pfffft," Suci langsung menutup mulutnya agar ketawanya tidak lepas.

"Kok ketawa? Ada yang lucu?" tanya Ziski.

"Ada, itu namanya kenapa alai gitu. Pfft, HAHAHA," jawab Suci dan di iringi ketawa yang terbahak-bahak.

Senyum Ziski yang lebar tadi pun luntur seketika karena kena hujan tertawa milik Suci.

"Isssh, kamu maaah," rengek Ziski seperti anak kecil.

"Ngak kok becanda," saut Suci tapi sambil menahan tawa.

"Yaudah, Mas hapus lagi aja."

"Jangan. Biarin aja," ucap Suci sambil mengambil kembali ponselnya.

"Cieeee, udah mulai cinta ya sama Mas," rayu Ziski.

"Apasih Mas," saut Suci tersipu malu, pipinya sampai merona.

Ting tong...ting tong..

"Bel bunyi, aku liat dulu," ujar Suci dan langsung pergi menuju pintu depan.

"Assalamu'alaikum." salam orang-orang yang ada di depan Suci.

"Wa'alaikumussalam," jawab Suci girang.

"Umiiii," senang Suci dan memeluk Fitri.

"Hmmm, umi aja yang di peluk. Uma nya ngak," ucap Yumna.

"Ngak kok Uma, hehehe," saut Suci dan memeluk Yumna.

"Uma dan Umi aja nih yang di peluk, kami berdua ngak," ucap Fina dan di angguki oleh Fatimah.

Suci yang mendengar itupun melepaskan pelukannya dengan Yumna. "Kalian yaaaa," ucap Suci mencubit pipi Fina dan Fatimah.

"Abi, Abah," sapa Suci dan menyalaminya juga.

"Ayo masuk, Umi, Uma, Abah, Abi, adek-adek yang lucu," ajak Suci dan menuntun semuanya menuju ruang keluarga.

"Wah, seminggu kalian disini, rumah nya udah berubah 180° ya," puji Yumna.

"Alhamdulillah Uma," saut Ziski.

"Eeeh. Suci, mau ngapain?" tanya Yumna yang melihat ke arah Suci.

"Mau ke dapur Uma," jawab Suci dan menghentikan langkahnya.

"Udah ngak usah, Uma dan Umi udah masak buat kita makan bersama," sambung Yumna dan di angguki oleh Fitri.

"Kalau gitu Uci ambil minum Uma," ujar Suci.

"Mas bantuin," ucap Ziski menyusul Suci.

"Hmmm, pengantin baru," ucap Yumna dengan nada ejek.

"Maunya berduaan terus ya," sambung Fitri dan di lanjutkan dengan kekehan semua orang yang duduk di ruang keluarga.

Di dapur Suci sedang memanaskan air untuk membuat teh sedangkan Ziski, Ia terlihat bingung. Di tambah lagi Suci yang tidak memperhatikan nya.

"Wahai istriku, aku disini siap membantu," ucap Ziski seperti orang yang memberikan pengumuman.

"Udah ngak ada yang perlu di bantu," saut Suci.

"Tapi Mas ingin bantu," rengek Ziski seperti anak kecil.

'Manusia satu ini sejak kapan dia mulai bertingkah seperti ini," batin Suci. "Mas, malu ih ada orang tua di depan," ucap Suci menutup mulut Ziski agar tidak merengek lagi.

"Ekhem, khm," dehem Fatimah dan Fina bergantian.

Suci dan Ziski pun melihat ke arah mereka berdua, Suci yang tadi tangannya di mulut Ziski, langsung dilepas.

"Kita ngak liat kok, iya kan Mah?" tanya Fina.

"Ooo, iya, iya. Kita ngak liat kok. ho,oh," saut Fatimah.

"Kalian salah, ini tidak seperti yang kalian pikirkan," ucap Suci.

"Babay Kakak, Mas, kita ke depan dulu," ucap Fina dan Fatimah serentak sambil ketawa.

"Apa yang kalian tertawakan?" tanya Yumna heran.

"Itu Uma, mas dan kak Suci," jawab Fina sambil menyeringai.

"Kenapa?" tanya Fitri penasaran.

"Mereka mesra-mesra di dapur," jawab Fatimah dan di lanjuti dengan tertawa.

Semua orang yang berada di ruang keluarga pun ikut tertawa mendengar penjelasan dari Fina dan Fatimah.

"Ngak kok. Kalian ini yaa!!" ucap Suci yang berasal dari dapur dengan membawakan teh.

"Ekhem, hem." Fina dan Fatimah yang tadinya ketawa paling kencang sekarang mereka diam seperti tidak terjadi apa-apa.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Oke sip, sampai sini saja🤭

Benar kan, apa yang uma bilang. Cinta itu bisa tumbuh sendiri nya jika terus barengan.

Ziski: jadi gini wir, kamu author kamu punya kuasa.

Author: orang tu nikah lamaran, nikah, resepsi. Lah ini, malah nikah kocak🤣

Ziski: benar kan, yg aku bilang😒

Oke guys, sampai jumpa di part selanjutnya ya

Ikuti terus cerita Suci dan Ziski yaaa

Babay👋

Ig:wp.story_zulfi

Suci untuk Ziski (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang