1 - 08 | Panglima TN Kerajaan Tenggara

326 33 11
                                    

⚠PERINGATAN⚠

- Author Jarang Menulis Memakai Bahasa Indonesia, Maklum Jika Terlihat Aneh
- Menerima Komen Saran dan Kritik Konstruktif
- Typo Merajalela
- Mohon untuk Tidak Mencontoh Hal-Hal yang Terjadi di Cerita Ini
- Cerita Tidak Bermaksud untuk Menyinggung Pihak Manapun

Selamat Membaca!

—————

Jumlah Kata: 2342

—————

Nusantara berada di kamar ganti area laki-laki untuk melepaskan jas berekornya. Sesuai dengan etika yang ia pelajari, melepaskan baju seenaknya di luar ruangan ini akan berakhir dengan guru pelajaran etika yang mengajar di sini; World Intellectual Property Organization, atau WIPO. Dan juga dengan peraturan sekolah dalam rangka waktu pembelajaran seni tempur, semua bentuk jas, topi, dan sarung tangan harus dilepaskan.

Ia sedang melipat jas berwarna merahnya itu, dan dengan hati-hati agar evolet dan aiguilette nya itu tidak rusak karena cara yang mungkin dicap kasar. Melepaskan sarung tangan darinya dan menaruhnya di atas jas, lelaki bersurai merah itu keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju lokernya untuk menaruh dua aksesoris yang telah ia lepas tadi.

Dan sepertinya, takdir membawanya menemui Rusia lagi.

Apa yang terjadi saat jam istirahat kedua tadi masih bergema di ingatan Nusantara. Bagaimana reaksi perempuan bermanik emas itu saat melihatnya kembali dengan wajah merah meronanya itu, saat Rusia mendekat kepadanya hanya untuk menjawab pertanyaannya... dan ketika tangan mereka hampir bersentuhan.

Akh... yang benar saja, cewek itu kenapa sih? Tanya Nusantara kepada dirinya, yang sekarang berada di sebelah Rusia, mencoba dengan semua tenaga dari dirinya untuk tidak melihatnya.

"Nusantara? Aku tidak tahu lokermu terletak di samping milikku." Rusia mengatakan hal itu dengan suara lembutnya, yang terdengar tulus dibandingkan dengan saat mereka pertama bertemu di lorong ini tadi pagi.

Ya aku juga gak tahu tentang itu... pikir laki-laki bermanik merah itu. Nusantara menengok ke arah Rusia agar terlihat sopan, dan melihat senyuman tipis yang mulai berkembang di wajah milik wanita itu.

"Kau nanti ada urusan apa saja?" Nusantara bertanya, yang mungkin dengan nada cepat dan mendalam yang ia gunakan, membuat perempuan di dekatnya itu salah paham.

"Maaf?" Rusia melihat ke arahnya dengan mata sedikit lebar dari yang biasanya, kupingnya yang berwarna biru atas benderanya terlihat memerah karena apa yang ia pikirkan. Pergerakannya yang sebelumnya ingin mengambil sesuatu dari lokernya terhenti, memproses perkataannya.

Tadi terdengar seperti sesuatu yang berbeda ya..? "Maksudku mau masuk pelajaran apa, sama ada kegiatan apa nanti saat waktu luang." dia menjelaskan, membuatnya mudah-mudahan mengerti apa yang sebenarnya dia maksud dengan kata-kata itu.

"Ah, tadi terdengar mirip dengan– saat ini mau memasuki pelajaran dengan Nyonya EU, lalu sihir setelah waktu luang nanti." Rusia meralat perkataannya di tengah-tengah untuk menjawab pertanyaan Nusantara langsung. "Aku... bebas nanti setelah matematika. Ada apa memangnya?"

"Hah? Ah, tidak ada. Hanya sedikit penasaran." Nusantara menjawab dengan nada cepat, yang membuat Rusia terkekeh entah mengapa. "Jujur, sekarang ini aku juga seharusnya sudah ada di lapangan."

Ujung CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang