1 - 12 | Salam Pemimpin Blok Barat

369 31 19
                                    

⚠PERINGATAN⚠

- Author Jarang Menulis Memakai Bahasa Indonesia, Maklum Jika Terlihat Aneh
- Menerima Komen Saran dan Kritik Konstruktif
- Typo Merajalela
- Mohon untuk Tidak Mencontoh Hal-Hal yang Terjadi di Cerita Ini
- Cerita Tidak Bermaksud untuk Menyinggung Pihak Manapun

Selamat Membaca!

—————

Jumlah Kata: 2095

—————

Tangan Nusantara merasa lelah memotong monster tadi saat pelajaran biologi dengan Nyonya WHO.

Sudahlah, yang penting ia tidak di dalam penglihatan Belanda lagi.

Nusantara tidak terlalu menyukai perempuan itu.

Sekarang sudah jam waktunya mendekati tidur, dan Nusantara sekarang berjalan di kantin entah mencari apa. Kemungkinan, ia sedang mencari salah satu dari teman 'baru'nya. Dan pemikiran itu tak salah; dia memang sedang mencari Palestina.

Kantin tetap terdengar ramai dan padat, walau jam sudah menunjuk waktu jam delapan malam. Nusantara tetap mencoba keberadaan Palestina. Ia telah mencari para Personifikasi yang berasal dari Emirat Barat, namun sepertinya mereka juga tidak mengetahui di mana Inkarnasi tersebut berada. Nusantara tak bisa menghentikan kekhawatiran yang ia rasakan.

"Nusa-san!" Nusantara membalikkan badannya setelah mendengar namanya dipanggil, dan ia melihat duo kembar dari Kekaisaran Jepang. "Kau terlihat khawatir." Nekomi memberikan ekspresinya yang mirip dengan perasaan yang ia barusan katakan. "Kau mencari seseorang?"

Nusantara hanya mengangguk sebagai jawaban, dan kembaran dari Kerajaan Timur tersebut menatap ke arah berdua, lalu kembali ke arah di mana pria dari Kerajaan Tenggara berada.

Jepang menyebut namanya dengan lebih formal, "Republik Insulindia? Anda mencari siapa?" Mereka berdua mulai berjalan bersebelahan dengannya, dengan Jepang di kanan dan Nekomi di kiri tangan dirinya.

"Ah, teman yang saya kenal ketika pelajaran pertama." Nusantara merasa sedikit tidak nyaman menyebut namanya, dikarenakan 'situasi' mereka dengan Palestina, yang bisa dikatakan mirip dengan Singapura dan Myanmar.

Mereka tidak mengakui keberadaannya.

Hah... bagaimana dia akan melakukan ini...

"Dia berasal dari Emirat Barat, jika kau ingin membantu." Namun, lelaki bermanik merah ini tahu betul bahwa kedua kembar ini tidak akan memberikannya jawaban yang membantu jika ia menyebut identitas temannya itu.

"Kau sudah berbicara dengan rombongan Emirat Barat tentangnya, kan?" Nekomi bertanya, dan Nusantara mengangguk sekali lagi. "Jika kau mau, aku dan abangku ini dapat mencarinya untukmu."

"Eh, tidak usah. Itu akan memberatkan kalian berdua." Nusantara katakan, walaupun ia berniat bahwa itu tidak akan berakhir bagus jika mereka ikut. "Tetapi..." sang pria bertanduk banteng ini terdiam, memikirkan apa yang bisa ia dapatkan dari kedua orang ini untuk mengetahui di mana keberadaan Palestina sekarang.

"Jika anda tidak ingin kami untuk membantu anda mencarinya, anda bisa menanyakan saja semua yang ingin anda ketahui. Mungkin kami telah melihatnya." kata Jepang, yang memberikannya tatapan yang berisi rasa simpati.

Hm. Bagaimana Nusantara bisa mengatakan hal ini.

"Kau... tahu bagaimana Israel berada?"

Dia tidak suka menanyakan hal itu, namun, mengetahui relasi mereka yang sangat buruk, Nusantara... berpikir bahwa mungkin Palestina berada di mana Israel berada. Walaupun ia sebenarnya tidak menyukai ketika itu berada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ujung CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang