Chapter 9

12 2 0
                                    

02.55

Naya terbangun dari tidurnya ia beranjak turun menuju dapur karena haus. Kebetulan minuman yang biasa tersedia dikamarnya pun telah habis.

Ia turun menyusuri anak tangga ke lantai 1, keadaannya sepi, tidak ada satupun keluarganya disana bahkan maid yang berjaga pun tidak ada.

Tanpa berfikir panjang, ia pun segera menuju dapur. Sontak ia terkejut keadaannya sudah berantakan ditambah lagi kotor.

Awalnya Naya biasa saja, ketika ia melihat pecahan vas bunga, membuatnya semakin takut.

Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa rumahnya berantakan gini, banyak jejak-jejak kaki di lantai. Karena penasaran Naya pun mengikuti jejak kaki tersebut.

Jejak itu semakin banyak, Naya mengikutinya sampai kedasar taman belakang.

Disana gelap gulita, padahal lampu di taman selalu terang benderang tidak ada yang pernah mematikannya.

Naya semakin was-was, ia takut jika sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi. Sebenarnya apa yang terjadi malam ini.

"Mah" Panggilnya.

"Pah" Panggilnya kembali.

Tubuhnya semakin lemah, ia benar-benar tak berdaya ketika melihat banyak darah berserakan di dasar taman. Perlahan air matanya pun mulai mengalir membasahi pipinya.

"Mah" Panggilnya kembali.

Naya sepertinya melihat sosok berbaju putih terbaring didasar taman, ia mencoba untuk memberanikan diri menghampirinya kesana.

Duarr

Suara pistol membuat Naya semakin bergetar, ia menutup telinganya sembari memejamkan kedua matanya. Yah takut, itulah yang Naya rasakan saat ini.

Naya berjongkok, ia benar-benar takut, dengan keadaan rumah yang sepi ditambah lagi cuaca yang gelap gulita membuatnya semakin takut tak karuan.

"Mamah Naya takut" Teriaknya sembari menangis.

Duarr

Suara itu kembali terdengar, membuat Naya menutup kembali kedua telinganya rapat. Ia benar-benar ketakutan pagi ini, ia berusaha untuk kembali kekamar namun ia tak berani.

Lebih baik ia disini, hingga kedua orang tuanya datang menghampirinya.

Naya terus memejamkan matanya sembari menutup rapat kedua telinganya.

Naya mencoba memberanikan diri untuk bangkit, segera pergi dari tempat itu.

Brukhh

Sosok berbaju putih jatuh tepat di hadapan Naya, tentu saja Naya terkejut. Jantungnya berdebar tak karuan antara rasa takut, panik dan bingung tercampur menjadi satu.

"Aaaa mamah Naya takutt" Teriaknya semakin kencang.

Namun ia tidak mendapat sahutan apapun dari ibunya, padahal suaranya sangat lantang.

"Happy birthday Naya " Ucapnya serempak
semua orang disana, menghampiri Naya.

Perlahan Naya membuka matanya, mendapati sang ibu yang tengah membawa kue ulang tahun untuknya dan banyak orang-orang disana.

Air matanya tumpah, ia tak mampu membendungnya lagi kali ini.

Naya benar-benar tidak menyangka jika ia sedang diprank, melihat ibunya yang baik-baik saja akhirnya bisa bernafas lega.

"Mah Naya takut" Ucapnya sembari memeluk erat tubuh Sinta.

"Gapapa sayang, happy birthday ya cantik" Ucapnya menenangkan.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang