Keesokan harinya Evan yang sudah siap untuk segera menunaikan kewajibannya. Ia mencoba membangunkan Naya guna untuk sholat subuh bersama.
Naya yang masih terkantuk pun mencoba membuka matanya perlahan.Pertama kali yang ia lihat adalah seorang pria dengan baju koko serta peci yang tertera di atas kepala.
Begitu amat mempesonanya dia pada pagi ini. Naya tersenyum juga dibalas senyuman lembut oleh sang suami.
"MasyaAllah pemandangan apa ini, begitu tampannya seorang Evan" Pujinya dalam hati sembari tersenyum manis menatap wajah Evan.
"Bangun yuk, kita sholat" Ajaknya.
"Emm, masih ngantuk" Ucapnya.
"Mandi dulu gih, biar ngantuknya ilang,kita sholat bareng ya" Ucapnya lembut.
Naya mengangguk, ia beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya agar lebih segar.Setelah selesai, ia pun mengenakan mukena nya, berjalan menghampiri arah Evan berada.
Sang suami hanya tersenyum melihat begitu cantiknya sang istri ketika mengenakan mukena, bagai melihat bidadari surga.
"Kenapa" Tanya Naya bingung.
"Kamu cantik banget hari ini" Ucapnya.
Degg
Kena mimpi apa semalam, benarkah ini Evan?? Ia mengatakan "cantik pake banget". Sumpah ini kek mimpi tapi nyata.
"Ah bisa aja, makasih loh" Balasnya cengengesan.
"Udah siap" Tanyanya.
"Udah, yuk keburu kesiangan" Evan hanya mengangguk menanggapinya.
Mereka pun menunaikan kewajibannya, setelah selesai dengan kegiatannya Naya pun mencium punggung tangan suaminya.Yah seperti yang biasa dilakukan suami istri ketika sehabis sholat lah.
Naya tengah duduk di tepi ranjangnya, melihat itupun Evan berjalan menghampirinya. Ntah kesambet apa darimana tiba-tiba saja ia memeluk tubuh Naya.
Sontak Naya terkejut, jantungnya berdebar tak karuan karena tingkah sang Evan.
"Biasa aja kali, gak usah gugup gitu" Ucap Evan.
"Ngapain sih" Tanyanya.
"Emang mau ngapain" Tanya Evan kembali.
"Dih ditanya malah balik nanya" Dengusnya.
"Kapan kita punya baby" Ucapnya nyleneh.
Sontak Naya terkejut mendengarnya, sebenarnya kerasukan apasih suaminya ini.
"Baru aja kemarin nikah" Juteknya.
"Semalam tidak ada malam pertama" Ucapnya sembari melepaskan pelukannya.
Plakk
"Mulutmu itu" Ketus Naya."Galak bener dah" Balasnya.
"Nyebelin" Kesalnya sembari melipat kedua tangannya diatas dada.
"Lo mau gue cium" Ucapnya santai.
"Dih, makin ngelunjak ya lo" Balasnya.
"Tinggal pilih aja, kasih jatah atau gue cium" Jelasnya.
"Apa bedanya, sama aja kok" Ucap Naya.
"Yaudah kita lakuin semuanya aja" Ucap Evan santai.
"Gila" Balasnya.
"Lebih cepat lebih baik" Ucap Evan menggoda.
"Awas lo macem-macem" Ancamnya.
"Kenapa hm" Tanyanya heran.
"Gue bilangin ke papah" Ancam Naya.
"Bilang aja" Balasnya santai.
"Dih, yaudah aku bilangin ntar" Dengusnya.
"Emang gak malu?? Yang ada mereka malah ketawa mendengarnya" Balas Evan.
"Iya juga ya, bego banget gue" Gumamnya dalam hati.
"Gue udah bayangin, ntar kita punya 2 baby" Evan menjeda ucapannya sembari tersenyum.
"1" Kesalnya.
"2" Balasnya tak terima.
"Ishh aku maunya 1 yang cewe" Ucapnya.