Chapter 12

11 3 0
                                    

Kini sudah menunjukkan pukul 8 malam, dimana mereka harus makan malam terlebih dahulu.

Naya yang tengah memasak juga Evan yang sedang membersihkan dirinya dikamar mandi.

Setelah selesai memasak Naya menyajikan makanannya di atas meja. Akhirnya mereka menikmati makan malamnya dengan suasana yang hening.

Selesai mereka makan malam, Naya segera beranjak kekamarnya tanpa berpamitan dengan Evan. Bisa dibilang marah gegara tadi lah.

Evan bingung sebenarnya apa yang terjadi dengan istrinya, lantas ia menyusulinya kekamar.

Naya yang tengah terbaring sembari memeluk gulingnya dengan mukanya yang murung.

Melihat itupun Evan merasa bersalah akan sikapnya tadi pagi. Ia menghampiri Naya, memeluknya dari belakang.

"Kenapa sayang" Ucapnya lembut sembari memeluk erat tubuh Naya.

Naya memutarkan tubuhnya melihat tampan wajah suaminya.

Evan yang amat gemas dengan bibir merah milik Naya, ia mendaratkan satu kecupan di bibir Naya.

Naya mendorong tubuh kekar Evan, mengusap bibirnya yang telah dicium oleh suaminya tadi.

"Dasar" Ucapnya.

"Jangan marah dong" Bujuknya dengan nada memelas.

"Gak pokoknya aku masih marah" Ucapnya sembari memalingkan pandangannya pada Evan.

"Kalau masih marah.. " Evan menjeda ucapannya.

"Apa" Tanyanya.

Evan mendaratkan kembali ciuman pada bibir Naya, sontak Naya langsung paham akan kelakuan sang suaminya.

Ia hanya bisa pasrah lagian juga udah halal.

"Ihh" Kesalnya.

"Apa" Godanya.

"Gasopan banget" Balasnya.

"Jangan marah lagi dong" Bujuknya.

Naya hanya memutar bola matanya malas.

"Dasar mesum" Ketus Naya.

"Udah ya, marah mulu ih" Mohon Evan.

"Udahhh, aku capek" Balasnya.

"Gak mau" Manjanya.

Evan pun kembali mengeratkan pelukannya kepada Naya.

"Ishh lepas gak" Ketusnya.

"Jangan marah dong" Bujuknya.

"Gila lo, lepas" Tegasnya.

"Gue gak akan lepas, sebelum lo maafin gue" Bisiknya.

"Iya" Singkatnya.

"Dimaafin?" Tanyanya memastikan.

"Iya ishh, lepas" Dengusnya.

"Gini aja, nyaman" Ucapnya sembari tersenyum.

"Dih" Balasnya.

"Mau kapan" Tanyanya.

Plakkk

1 tamparan mendarat di pipi Evan, Naya mendorong Evan hingga ia jauh dengannya.

"Lah kok ditampar" Tanyanya.

"Gue tau ya lo mau ngomong apa, gue udah hafal" Dengusnya.

"Ohh iya kah" Tanyanya tak percaya.

"Sana jauh-jauh, males gue" Balasnya.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang