Selesai sarapan pagi, Naya pun melanjutkannya menuju kamar. Ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang kamarnya.
"Ntahlah gue capek" Keluhnya.
Ia mengamati langit-langit kamarnya, menatapnya dengan pikiran yang kosong.
"Kenapa sih gue harus gini, coba aja bokap restuin hubungan gue ama Fian" Ucapnya ntah kepada siapa.
"Tau gini kan, gue pacarin aja tuh si Fian"
"Gue bego banget sihhh... Kenapa coba, gue nolak dia. Andai waktu bisa terulang, gue mau tuh nerima si Fian" Ucapnya sembari tersenyum mengingat masa lalunya.
"Sadar Nay, dia tuh pleboy.... Tuhannn kenapa nasib gue gini amatt dah" Sedihnya.
Naya pun merubah posisinya menjadi duduk, ia benar-benar pusing, apalagi siang ini juga pernikahannya berlangsung.
Tok Tok
"Pasti mamah" Ucapnya malas.
"Masuk aja" Teriak Naya.
Cklek
Mendapati sosok Sinta dibalik pintu. Ia berjalan menghampiri Naya sembari membawa sebuah gaun, dimana yang akan dikenakan Naya akad nanti.
"Sayang" Panggilnya.
"Apa si mah" Sahutnya malas.
"Coba liat mamah bawa apa" Ucapnya.
Naya pun mengalihkan pandangannya arah Sinta. Mata Naya langsung berbinar, ketika melihat sebuah gaun yang dibawanya oleh Sinta.
"M-mahh ini buat Naya" Ucapnya terkesan.
"Iya buat kamu nanti sayang" Balas Sinta sembari menyodorkan gaun tersebut.
"Wah bagus banget mah" Balas Naya.
Ia pun mengambil gaun tersebut, berjalan arah meja riasnya.
Ia mencoba mengenakan gaun itu pada dirinya, kesan cantik tampak pada pantulan cermin dihadapannya.
"Cantik banget anak mamah, gasabar buat nanti" Ucap Sinta menghampiri Naya.
Mendengar itupun Naya hanya tersenyum tipis sembari mengamati dirinya didepan cermin.
"Mah, apa gak terlalu cepet ya" Ucap Naya.
"Gak kok, malah mamah pengen sekarang aja nikahnya" Balas Sinta.
Naya menatap tajam arah ibunya, yang ditatap pun hanya tersenyum. Baginya Naya itu sangatlah menggemaskan.
"Mah jangan gitu napa dah" Dengus Naya.
"Udah, pokoknya kamu harus siapin diri kamu sebaik mungkin" Balas Sinta.
"Mah Naya takut please, batalin aja ya" Mohon Naya.
"No-no-no, gak ada kata batal!!! Pernikahan ini harus dilaksanakan, paham" Jelas Sinta.
"Busett, ya sebenarnya gapapa sih cuman, Naya aja belum kenal ama calonnya mah" Ucapnya.
"Mamah yakin Naya gak akan nyesel, kalau mamah boleh milih nih ya biar mamah aja yang nikah sama dia" Ucap Sinta nyleneh.
"Dih, udah tua juga" Balasnya tak terima.
"Makanya dari itu, Naya harus mau nerima dia ya" Balas Sinta.
"Ya deh, moga aja beneran ganteng" Lirih Naya.
"Ssst, gak ada moga-moga" Ketus Sinta.
"Iya mah" Ucapnya malas.
"Mamah mau nyiapin yang lain dulu, jangan lupa siapkan terbaik buat nanti. Ok"