Chapter 20

7 1 1
                                    

Flashback on

"Tegar, aku mau kesana" Teriak Evan.

"Tunggu aku Van" Sahut Tegar.

Tegar pun beranjak menhampiri Evan.

"Kita main kesana yuk" Ajaknya.

"Ayok" Balasnya semangat.

Mereka pun berjalan menuju sebuah taman, melihat itupun mata mereka langsung berbinar. Suasana yang amat tenang membuatnya semakin bahagia.

Mereka pun berlarian menyusuri taman tersebut, senyum bahagia terukir diwajahnya.

"Evan, liat di sana" Ucap Tegar membuat Evan menghentikan aksi berlarinya.

"Ada apa" Tanyanya heran.

"Ada seekor kelinci, ayo kita tangkap" Ucap Tegar sembari tersenyum.

"Ayo" Sahutnya.

Mereka pun mengejar kelinci tersebut, namun tak kunjung tertangkap. Sepertinya mereka sudah lelah, namun mereka tetap mencobanya berulang kali.

"Hap"

"Tegar aku menangkapnya" Riang Evan.

Tegar pun tersenyum melihatnya, ia berjalan menghampiri Evan berada.

"Wah kamu hebat" Pujinya.

"Iya dong" Balas Evan dengan pd nya.

Mereka tampaknya sudah lelah, akhirnya mereka pun memutuskan untuk duduk dibawah pohon dasar taman.

"Huhh capek juga ya" Ucap Evan.

"Iya" Balasnya.

"Oh iya Van, besar nanti kita bareng terus ya" Ucap Tegar.

"Iya, pokoknya kita harus selalu bareng ok" Balas Evan sembari mengangguk jari kelingkingnya.

Melihat itupun Tegar  tersenyum, ia mengangguk mengiyakan sembari mengaitkan jari kelingkingnya dengan Evan.

"Tegar, aku boleh gak panggil kamu Gio? " Tanya Evan.

"Kenapa, itu sangat jelek Evan" Balasnya.

"Aku susah memanggilmu, boleh ya" Mohon Evan.

"Yaudah gapapa" Balasnya.

"Asik, mulai sekarang aku akan panggil kamu Gio" Ucap Evan dengan senyum sumringahnya.

Karena sudah sore mereka pun memutuskan untuk pulang.

3 tahun kemudian dimana mereka menginjak sekolah menengah pertama/SMP. Suatu hal menyedihkan, karena mereka tidak satu sekolah.

Orang tua Gio menyuruhnya untuk sekolah di Singapore, karena ayahnya ada urusan bisnis disana selama 3 tahun, tepat lamanya Gio bersekolah.

Evan amat sedih, karena harus kehilangan sahabatnya. Ia memohon kepada orang tua Gio supaya tidak menyekolahkannya disana.

"Onty, jangan pindah ya" Mohon Evan.

"Maaf sayang, kita harus pindah. Gapapa ya nanti kita balik lagi kesini kok" Jelasnya.

"Evan gakmau berpisah sama Gio" Ucapnya memelas.

"Gio?" Tanyanya heran.

"Iya onty, Evan menggilnya sekarang Gio" Jelasnya.
Wanita paruh baya itu hanya tersenyum mendengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang