Bab 1

13 0 0
                                    

Hari ini udara cukup panas untuk kegiatan di luar ruangan. Namun, meskipun begitu tidak menghilangkan semangat Mavis untuk bekerja. Ya, sudah setahun ini Mavis disibukkan dengan kegiatan rutinnya yaitu bekerja sebagai Assistant Production Manager di salah satu Event Organizer yang berada di Bandung. Pekerjaan yang melelahkan namun sangat Mavis nikmati.

Sejauh ini Event Organizer tempat Mavis bekerja sudah sukses menyelenggarakan berbagai acara mulai dari acara olahraga, festival, acara ulang tahun, hingga peluncuran produk. Awal Mavis bergabung dengan perusaahan ini, dia sebagai pegawai paruh waktu yang bekerja hanya ketika ada acara saja. Namun lambat laun, dengan ketekunan dan kecakapannya Mavis saat ini bisa menjabat posisi sebagai Assistant Production Manager, meski dalam pelaksanaannya dia lebih sering menjadi projek team leader karena pengalaman yang beragam dalam melaksanakan acara di lapangan. 

"Pesanan atas nama Mavis" Panggilan tersebut terdengar jelas meski Mavis masih sibuk dengan ponsel di genggamannya.

Sebagai seseorang yang memiliki peranan penting di perusahaannya membuat Mavis selalu sibuk dengan ponselnya. Kali ini dia di sibukkan dengan closing acara yang baru kemarin selesai dilaksanakan yaitu acara konser musik. Konser musik tersebut di gelar di salah satu stadion yang ada di Bandung. Acara tersebut sangat sukses di isi dengan berbagai musisi terkenal dan di tonton oleh banyak orang. Membuat Mavis yakin cepat atau lambat pekerjaan baru akan datang karena melihat respon orang-orang yang baik terhadap penyelenggara acara.

"Jadwal terakhir hari ini meeting dengan client di daerah Dipatiukur" gumam Mavis sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengarah ke tempat pengambilan pesanan.

Setelah mengambil pesanannya Mavis pun langsung meminum minumannya tersebut. Ya minuman sparkling memang sangat cocok dengan suasana panas seperti hari ini. Hal itu tentu membuat moodnya tetap terjaga dengan baik sampai tidak sengaja Mavis yang saat itu tengah sibuk dengan ponsel menabrak seseorang yang berada di depannya. Sebagian minuman yang dia pegang itu pun dengan mudahnya mengenai baju orang tersebut.

"Kalau jalan pakai mata dong masa bisa nabrak sih" Ucap laki-laki itu penuh emosi. Jelas hal itu di karenakan baju putih gadingnya kini terkena noda minuman yang bewarna semu kemerahan.

"Aduh maaf ngga sengaja. Lagian kalau mau berdiri jangan di tengah jalan gitu dong menghalangi orang yang mau lewatkan" Ucap Mavis yang merasa kesal karena dia merasa bukan seratus persen salahnya. Kalau seandainya laki-laki itu tidak diam di tengah jalan, tidak akan ada kejadian seperti itu.

"Anda tuh ya, udah salah malah ikutan sewot. Aneh" Ucap laki-laki itu sambil berlalu.

"Hih, ada ya manusia kaya gitu" gumam Mavis kesal. Pertengkaran itupun berlalu dengan sendirinya. 

Setelah kejadian itu Mavis pun segera meninggalkan cafe tersebut. Terlihat seperti mengekor, Mavis sempat melihat laki-laki yang dia tabrak tadi masuk ke dalam Mobil yang terparkir di sebrang cafe. Tak lama setelah itu mobil itu segera berlalu menyisakan Mavis yang masih mengamati dari kejauhan sebelum ia masuk kembali ke dalam kantornya.

***

"Diens, ini client nya mana sih kok masih belum muncul juga, udah 15 menit ini kita di sini" Diens rekan kerja sekaligus sahabat dekat Mavis hari itu ikut meeting bersama. Hal itu karena Diens lah yang mengenalkan EO tersebut dengan client  kali ini. Selain itu diketahui bahwa Diens juga mengenal baik client nya ini.

"Kejebak macet kali, maklum lah dia berangkat dari Jakarta terus jam segini kan padat banget jalanan" Jelas Diens sambil sibuk dengan laptopnya.

"Huh, gimana mau kerja sama ini kalau janjian aja tidak bisa tepat waktu" Ucap Mavis yang kembali menyibukan dirinya dengan bermain ponsel.

"Sabar bentar lagi sampai kok. Eh itu dia, Kav disini" Begitu selesai Diens mengucapkan kalimatnya, Mavis langsung mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk. Di sana, pandangannya tertuju pada seseorang yang tidak asing. Seseorang yang pernah singgah di kehidupan Mavis dulu, seseorang yang memberikan kenangan indah sekaligus kenangan menyakitkan.

'Kav, maksudnya Kavi? bukankah terakhir dia bilang akan tinggal di Bali dan ngga akan balik lagi. Kenapa sekarang dia ada disini?'

Pertemuan kembali dengan cinta pertama yang sudah lama tidak Mavis temui membuat jantung Mavis berdegup dengan kencang. Akhir kisah mereka memang tidak bisa di katakan baik-baik saja. Mavis di tuduh berselingkuh dengan teman kampusnya karena ketahuan keluar bersama dari kamar kosan padahal saat itu dia sedang mengerjakan projek kelompok besar yang tentu tidak dikerjakan hanya berdua. Tanpa mendengar penjelasan dari Mavis, Kavi yang saat itu sudah kesal langsung pergi meninggalkannya. Menyisakan lubang menganga di hati Mavis yang sampai saat ini belum bisa di obati dengan sempurna.

"Kamu kan yang nabrak saya tadi?" Ucap seseorang dari arah yang sama.

'Sebentar situasi macam apa ini, aku bertemu dengan cinta pertama dan makhluk menyebalkan di waktu yang sama' Ucap Mavis dalam hati.  Mavis juga mengingat suara itu dengan jelas. Suara yang hampir membuat moodnya rusak siang tadi.

Event OrganizerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang