"Jika projek ini selesai, kita sudah tidak ada alasan lagi untuk bertemu ya?" Tanya Mavis. Alexpun tertegun.
'Benar kita sudah tidak ada alasan untuk bertemu, tetapi saya tidak mau. Bagiamana jika saya rindu?'
"Ya, kita tidak ada alasan untuk bertemu kan?" Jawab Alex. Alex merutuki dirinya yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Memberikan jawaban yang berbanding terbalik dengan hatinya.
"Ya kamu benar. Aku harap opening outlet nanti jadi penutupan terbaik untuk perkenalan kita" Jelas Mavis kembali. Membuat Alex kesal dan segera pergi meninggalkan Mavis yang masih sibuk dengan perasaan tidak karuan.
Hubungan ia dan Mavis memang tidak di awali dengan baik, namun ia tidak ingin juga berakhir seperti ini. Tetapi di lihat dari sisi manapun tidak ada alasan untuk Alex bisa menahan Mavis. Mavis sekarang ini kembali dekat dengan Kavi, teman sekaligus rekan kantornya. Mavis sudah berprasangka lain tentang hubungannya dengan Nara. Selain itu kalaupun pada akhirnya semesta membuat mereka bersatu, Alex masih terlalu takut untuk menjalin hubungan serius dengan lawan jenis. Trauma dari pernikahan orang tuanya terlalu membekas. Membuat Alex merasa bahwa ia adalah pecundang sejati
***
"Hallo, Mavis kamu dimana? Maaf aku baru mengabari, tadi begitu sampai aku langsung sibuk mengurus sana sini dan sekarang baru luang." Jelas Kavi pada Mavis.
"Di jalan pulang kerumah, Kavi. Oh gitu tetapi sudah teratasi untuk kendalanya?" Tanya Mavis kembali.
"Sejauh ini sudah aman, paling besok barangnya baru akan di bongkar. Ya mudah-mudahan tidak ada masalah susulan" Ucap Kavi kembali.
"Oh baiklah kalau begitu. Semangat ya Kavi, mudah mudahan lancar untuk semuanya" Ucap Mavis.
"Ya terimakasih, oh ngomong-ngomong gimana tadi jadi nonton? Seru nggak?"
"Seru, kamu dari dulu memang terbaik dalam memilih film" Puji Mavis yang tidak sengaja membangkitkan memori kebersamaan dulu bersama Kavi.
"Hahaha bisa saja kamu. Ya nih harusnya kita nonton bareng tadi, terus begitu filmnya selesai kita bahas deh. Udah kaya komentator . . . Next time kita nonton lagi ya Mavis setidaknya untuk menebus hari ini" Ucap Kavi terkekeh mengingat kegiatannya dulu bersama Mavis.
"Oh ya hari ini kamu ada kontak dengan Alex tidak? Anak itu susah banget di hubungi hari ini" Ucap Kavi membuat Mavis tertegun. 'Berarti Alex ke Bandung hari ini tidak ada yang tahu?', pikir Mavis.
"Tidak ada Kavi" Ucap Mavis berbohong.
"Tidak biasanya dia seperti itu. Akhir-akhir ini dia tiba-tiba mendadak aneh. Padahal sebelumnya lurus-lurus saja. Hmm baiklah, nanti kita ketemu di pembukaan outlet ya. Sehabis acara aku tagging kamu, kita lakukan aktifitas yang tertunda kemarin" Jelas Kavi kembali dan obrolan merekapun berakhir. Mavispun kembali memikirkan kejadian yang tadi ia lalui dengan Alex. Ia menyesal seharusnya ia lebih peka dan bisa menghibur Alex bukan membiarkannya sendiri seperti yang Alex lakukan sebelumnya.
***
Hari ini tim EO berkumpul di outlet Alfakids Bandung untuk mulai mempersiapkan pembukaan outlet tersebut yang akan di resmikan 3 hari lagi. Outlet tersebut cukup besar. Terdiri dari 4 lantai.
Lantai pertama khusus menjual produk-produk Bayi dan Anak. Mulai dari perlengkapan makan, mandi, tidur dll. Di lantai ini juga terdapat main office. Lanjut ke lantai 2 merupakan area yang menjual perlengkapan sekolah, termasuk menjual beragam alat untuk bermain. Disudut ujung lantai ini terdapat tenda kecil, yang memiliki fungsi sebagai tempat story telling. Lantai 3 merupakan area play ground, terdapat banyak mainan yang bisa di gunakan anak-anak untuk menunjang kegiatan sensory motoriknya. Di lantai ini juga terdapat ruangan khusus untuk olahraga seperti pilates dan zumba dan ruangan kecil tempat tenant lantihan edukasi untuk anak. Terakhir lantai 4 berfungsi sebagai area food court dan ruang terbuka hijau untuk bersantai.
Mavis dan tim saat ini berada di lantai empat, tepatnya di ruang terbuka hijau sekaligus tempat pembukaan acara. Mavis memutuskan untuk briefing disini karena cuaca Bandung hari ini sedang mendung namun tidak hujan. Mavis yang saat itu menjadi leader mulai memberikan briefing dan menjelaskan skema acara yang akan di laksanakan.
"Nantinya acara ini akan di mulai sekitar jam 8. Jadi pastikan semua tenant dan pendukung acara sudah kumpul maksimal jam 7.30" Jelas Mavis.
"Acara ini akan di hadiri banyak orang penting Alfakids baik dari pusat atau cabang. Mohon kalian semua pelajari, jangan sampai ada tamu VIP yang lolos, dan tidak di escort dengan baik" Jelas Mavis kembali. Dari list yang Mavis tahu orang-orang penting di sini termasuk dengan Kavi Nara beserta orang tuanya juga.
"Tenant yang terlibat juga banyak, jadi nanti untuk PIC tenant kalian akan berkoordinasi dengan orang dari Alfakids langsung" Ucap Mavis. Ya termasuk Mavis harus berkoordinasi juga dengan Alex selaku orang yang bertanggung jawab untuk acara kali ini.
Setelah kejadian di Mall, hubungan Mavis dan Alex makin merenggang. Baik Alex ataupun Mavis sama-sama meminimalisir komunikasi yang terjadi di antara keduanya. Untung saja semua detail sudah selesai jadi tidak terlalu memberikan efek pada acara nanti. Seperti hari ini, Mavis masih belum bertemu dengan Alex padahal Mavis tahu Alex juga hari ini datang ke outlet.
"Semua detail sudah saya sampaikan di meeting sebelumnya. Jadi hari ini silahkan masing-masing pelajari penempatan posisinya. Jika ada yang masih belum jelas atau bahkan belum paham langsung di komunikasikan. Saya tidak mentoleransi kesalahan di hari H" Ucap Mavis sekaligus menutup sesi briefing.
Semua anggota tim pergi ke titik penempatannya masing-masing. Menyisakan Mavis yang sibuk dengan detail lain yang tidak kalah penting untuk keberlangsungan acara. "Ah ada yang ketinggalan di mobil" Gumamnya.
Mavis pun langsung pergi menuju mobilnya yang terpakai di basement. Di outlet tersebut terdapat 2 lift yang bisa nantinya digunakan untuk mobilitas. Untuk mengefisienkan waktu Mavispun memutuskan untuk menggunakan lift. Awalnya lift berjalanan normal namun tiba-tiba lift bergetar dan berhenti. Membuat Mavis panik. Mavispun menekan tombol bantuan berharap ia bisa segera terbebas.
Sudah sekitar 5 menit Mavis menunggu namun belum ada juga yang datang. Ia sudah mulai tenang dan dapat berpikir jernih. Mungkin saja bantuan datang terlambat karena ini jam istrahat, tidak masalah jika ia harus menunggu, selama lift tidak begetar ia tidak khawatir.
"Mavis kamu ada di dalam?" Suara dari luar sayup-sayup terdengar oleh Mavis. Suara Alex, pikir Mavis. Bagaimana bisa ia tahu kalau dirinya terjebak di dalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Organizer
RomanceSudah setahun Mavis bekerja di event organizer dan selama itupula ia menjalani hidup yang tenang. Sampai satu waktu ia mendapatkan client yang ternyata orang menyebalkan yang sempat ia temui sebelumnya dan juga mantannya. Kehidupan Mavispun terutama...