Bagai petir di siang bolong, dealing antara Mavis dan Alex sukses membuat gusar hati Mavis. Dia ingin sekali mencoba profesional tetapi apalah daya cinta lamanya sungguh luar biasa. Di luar kendali membuat seorang Mavis yang gila kerjapun di buat kelimpungan.
"Diens barusan ada panggilan masuk dari Alex, mereka setuju kita jadi EO di acara pembukaan outlet terbaru mereka" Ucap Mavis sambil menyodorkan kopi.
"Wah ternyata semesta tidak mengabulkan doamu ya kawan" Ejek Diens. Setelah kejadian tersebut Diens mencoba mengulik apa yang sebenarnya terjadi antara Mavis dan Kavi. Dan dari cerita yang ia dengar bisa di simpulkan Mavis tipe orang yang apabila jatuh cinta kelewat bucin. Makanya susah juga untuk move on nya. Padahal dia juga kenal betul kalau Kavi tipe orang yang sangat cuek.
"Ya nih, mana besok pihak mereka ngajak ketemuan lagi, katanya mau bahas konsep" Jelas Mavis.
"Ya sudah hadapi saja, toh ngga akan kerasa nanti tahu-tahu udah running terus nggak lama beres deh" Ucap Diens menenangkan.
"Ya mudah-mudahan, nggak ada mendingnya juga soalnya antara ketemu Kavi atau Alex" Gumam Mavis yang lebih di tujukan pada dirinya sendiri.
***
Sejujurnya hari ini Mavis benar-benar tidak semangat bekerja. Bayangkan saja ia harus kuat untuk menghadapi Alex si sumbu pendek atau Kavi si Mantan Terindah. 'Tidak ada yang lebih baik' pikirnya.
Tak terasa mobil Balenonya sudah sampai di tempat mereka janji bertemu. Mavis pun mencoba merapalkan mantra-mantra yang bisa dijadikan penguat untuk dirinya. Perlahan dia pun melangkahkan kakinya ke dalam kafe yang sudah di sepakati sebagai titik bertemu. Dari jauh dia bisa melihat punggung seseorang yang sibuk dengan laptopnya.
'Sendirian, itu Kavi atau Alex ya' Gumam Mavis.
Mavispun memberanikan diri untuk menyapa sosok tersebut. Entah harus senang atau malah harus kecewa, sosok tersebut bukanlah Kavi melainkan Alex.
"Hallo Pak Alex, sudah lama nunggu?" Tanya Mavis sebagai pembuka percakapan mereka.
"Kelihatannya?" Jawabnya ketus. Ya ampun kalau bukan client sudah Mavis gas juga ini orang. Di tanya baik-baik ketus sekali jawabannya.
"Sepertinya saya datang tepat waktu, mungkin Pak Alex yang rajin karena datang lebih awal" Ucapnya sambil duduk dan membaca buku menu yang tersedia di sana.
"Sendirian aja Pak Alex?" Tanya Mavis kembali setelah dia selesai memesan.
"Kamu berharap saya bareng Kavi ya biar kamu bisa sekalian nostalgia" Ucap Alex yang sibuk dengan laptopnya.
'Benar-benar kurang ajar' pikir Mavis.
'Apa katanya nostalgia? Jadi si Kavi ini udah cerita tentang hubungannya dengan Mavis ke Alex. Sudah sejauh mana ceritanya ya' gumam Mavis penasaran.
"Ya kan waktu ketemu berdua, saya kira lanjut projek barengan juga" Jawab Mavis sekenanya.
Tak lama setelah itu Alexpun membuka pembicaraan mengenai rencana pembukaan outlet yang tidak akan lama lagi akan di laksanakan. Mavis pun dengan sigap mencatat setiap detail keinginan dari Alex selaku clientnya ini. Sembari sesekali mengemukakan pendapatnya terhadap argument yang di sampaikan Alex.
"Outlet ini segmentasi pasarnya khusus untuk para orang tua, anak-anak dan ibu hamil. Nantinya kami akan menjual berbagai perlengkapan bayi, kebutuhan anak dan juga perlengkapan ibu hamil. Selain itu kami akan menjadikan outlet ini sabagai satu tempat terpadu dimana akan tersedia juga kursus untuk melatih sensory anak, mini playground, pusat kebugaran dan tempat makan" Jelas Alex.
"Baik, kami akan mengemas opening ini semenarik mungkin agar anak-anak dan para orang tua bisa mengetahui kelebihan dari outlet ini. Outlet yang tidak biasa, karena segala sesuatunya ada di satu tempat." Jelas Mavis.
"Selain itu mungkin kami akan melibatkan beberapa tenant yang nantinya akan mengisi outlet untuk mengisi acara pada opening outlet hitung-hitung sebagai ajang promosi menarik animo masyarakat. Beberapa kegiatan nantinya akan di berikan free agar para orang tua bisa mencobanya, hitung-hitung trial kalau cocok biasanya langsung ok" Jelas Mavis kembali. Sedikit banyaknya Mavis paham akan di bawa kemana kemasan untuk acara kali ini. Setidaknya Mavis sudah ada pengalaman sewaktu menjadi projek leader pembukaan Playground di salah satu Mall ternama di Bandung.
"Ok sepertinya kamu sudah cukup paham keinginan Kami untuk tema acara kali ini. Kami sangat berharap untuk kesuksesan opening outlet ini mengingat outlet yang di pusat jakarta sangat ramai pengunjung" Ucap Alex.
"Untuk skema detail acara dan kerangka besar akan kami kirimkan nanti via email. Apabila ada yang kurang dan ada tambahan bisa langsung di infokan ke kami" Jelas Mavis kembali. Alexpun puas dengan pemaparan Mavis yang lugas. Sekarang dia paham kenapa Kavi tetap kekeuh ingin menggunakan jasa EO tempat Mavis bekerja meski Alex menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Organizer
RomanceSudah setahun Mavis bekerja di event organizer dan selama itupula ia menjalani hidup yang tenang. Sampai satu waktu ia mendapatkan client yang ternyata orang menyebalkan yang sempat ia temui sebelumnya dan juga mantannya. Kehidupan Mavispun terutama...