|Perjalanan Menuju Rumah Carles|
Oak/Ek Tree
Mapel Tree
Matahari bergulir turun sementara bulan benderang memancarkan cahaya abadinya. Rumah-rumah kacang tupai tampak mengecil lalu menghilang jauh di belakang tumit mereka. Tuan Grimble beserta ratusan makhluk Avelon mulai keluar dari persembunyian dan saling waspada akan kedatangan, Edward. Sedangkan di sini, jauh di dalam hutan, Jo berpikir, bagaimana mungkin makhluk Avelon dapat bertahan hidup selama ini tanpa air? Apa air benar-benar telah musnah? Tapi kenapa mereka tidak kehausan?Rasa penasarannya memaksa leher Jo menoleh ke arah Bible, Muth, serta Floe yang mampu berjalan berjam-jam lamanya. Bahkan sekarang tenggorokannya terasa kering dan malas berbicara. Lalu tanpa sebab, suara serak Ayahnya terngiang begitu saja memenuhi kepala Jo. Mungkin pria itu juga merasakan sesuatu sekarang ini-Ya, jauh di balik pintu misterius mercusuar kakek Gil, di kota besar yang berada di paling ujung utara bumi. Tampak Ayah dan Ibu tiri mereka tengah merayakan ulang tahun pertama anak mereka, memasang balon, memotong kue, dan bernyanyi. Tentunya tanpa berpikir bagaimana keadaan para Carpentern kecil. Tapi tidak masalah, karena anak-anak itu akan terus berkembang dalam dunia yang tidak pernah mereka sangka-sangka.
Perjalanan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan amat melelahkan, tetapi tidak satupun yang mau berhenti bergerak. Malahan Nollan merasa dirinya mirip seperti patung baju besi yang sempat di lihatnya di mercusuar. "Aku benar-benar mirip pahlawan," gumamnya sambil menunduk memperhatikan langkah sepatunya. "Sepatu ini keren." Tentu saja, sepatu pemberian Nyonya Grimbel memiliki tekstur empuk dan lumayan nyaman dipakai, membuat kaki mereka tidak begitu kepanasan seperti sebelumnya.
Langkah mereka yang mulai berat saling berpasang-pasangan, mengular menyibak berbagai macam bunga yang tumbuh subur di atas tanah kering pecah-pecah. Kubah dari jemari dedaunan warna-warni menjadi atap mereka dan di sepanjang jalan ketiganya mencium aroma manis menenangkan-"Harum tempat ini mirip roti panggang yang diolesi madu," gumam Jo, nyaris tidak bersuara. "Jika saja Ellen ada di sini," harapnya. "pasti Ibu akan sangat bahagia."