Disclaimer
Semua tokoh, tempat yang ada di cerita hanyalah fiksi, adapun unsur militer di cerita ini bukanlah kejadian atau fakta di lapangan. Hanya mungkin ada beberapa informasi tentang kemiliteran yang saya cantumkan secara fakta. Seperti pangkat, warna baret dan lainnya. Cerita ini di buat untuk menjadi pelajaran bukan untuk menyinggung satu pihak manapun.
🍎jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.
🍎Dahulukan sholat saat adzan berkumandang.
🍎di larang kopi paste, atau semacamnya.
🍎. Ambilah ilmu jika memang sekiranya penting untuk di share di media sosial ukhty-ukhty semua.
~ketika kau mengerti bahwa menahan untuk menjaga orang lain agar tak tersinggung dengan lisanmu, itu jauh lebih baik daripada mengutarakan isi hatimu~
Ali bin abi thalib 🥀
###
Pagi harinya Fatimah memulai aktivitas, hari ini adalah hari terakhir haid, tadi setelah bersuci fatim memutuskan untuk meneruskan menyiram tanaman mawarnya yang kini tingginya telah menjulang kearah balkon.
Biasanya akan ada kang santri yang membantu memangkas. Nanti saja agak siangan, lagian pagi ini fatim juga masih akan membantu menyiapkan sarapan, mencuci baju yang menumpuk dan membereskan tanaman yang kemarin malam ketahuan telah mati karena kekering.
"Assalamu'alaikum Ning,ngapunten ada santri yang bergaduh di kamar aisyah" Ujar salah satu santri yang memang panik terlihat darin wajahnya.
"Loh bukanya lagi simaan"
"Beliau lagi haid ning, dan tidak ikut " Jawab santri satu ya yang juga menunduk sopan.
"Yaudah ayo mbak satu ikut saya, satu lagi panggil ning Maryam"
Fatim mengatakan itu sembari berlari kearah asrama putri yang ada di kanan ndalem.Benar saja dari kejauhan terlihat santri yang tengah adu mulut bahkan jilbabnya ada yang lepas.
" BERHENTI"
teriakan lantang itu tak menghentikan kerusuhan. Bahkan semakin brutal melempar entah itu sebuah atau alat apapun yang bisa di lempar.
Fatim terus melerai, bahkan mbak pondok yang ada di sana juga kewalahan menahan keduanya agar tak semakin parah.
"Astaghfirullah... Mbak berhenti " Ning Maryam datang tergopoh dengan salah satu santrinya.
"Kalian ini santri kenapa lakunya seperti anak tak terdidik dan begajulan, jawab saya" Ning Maryam menghunus pandang keduanya.
"Masalah apa mbak ini? "
Keduanya masih diam fatim yang ada di sana juga menggeleng tanda tak tahu "jawab, tadi teriak-teriakan saling ejek sekarang kenapa kicep "
"Dia menghina keluarga kulo ning" Jawab mbak farida yang kini memandang tajam kearah mbak rima yang hanya menunduk membuang pandang.
"Ibu saya bukan pelacur, ibu saya bukan wanita murahan dia berharga bagi saya " Teriaknya di depan semua santri.
Rumor memang beredar tentang bagimana kehidupan seorang mbak farida. Yang katanya merupakan seorang anak yang lahir tanpa ayah. Tapi apapun itu, Allah saja masih memberikan lebel anak itu pantas lahir meski terlahir tak dinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindungku (On Going)
Teen FictionCerita sederhana tentang seorang ning pesantren yang bertemu seorang pria tak di kenal.Bermula dari pertemuan yang tidak mengenakan sesosok perempuan bernama Fatimah safiya az-zahra itu, percaya bahwa setiap takdir yang Allah berikan itu indah, cant...