📌Tragedi

24 4 0
                                    

   بسم الله الرحمن الر حىم

السلم علىكم ورحمة اللة وبركتة

اللهم صل عل سيدنا محمد

Disclaimer

Semua tokoh, tempat yang ada di cerita hanyalah fiksi, adapun unsur militer di cerita ini bukanlah kejadian atau fakta di lapangan. Hanya mungkin ada beberapa informasi tentang kemiliteran yang saya cantumkan secara fakta. Seperti pangkat, warna baret dan lainnya. Cerita ini di buat untuk menjadi pelajaran bukan untuk menyinggung satu pihak manapun.

🍎jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.

🍎Dahulukan sholat saat adzan berkumandang.

🍎di larang kopi paste, atau semacamnya.

🍎. Ambilah ilmu jika memang sekiranya penting untuk di share di media sosial ukhty-ukhty semua.

🍎. Stop, stop dulu akun cuma mau bilang akun sebelah dengan nama ukhtyakhirzaman04 ini juga akunku ya. Maafin banget buat para readers yang harus nungguin lama di sana. Bisa mampir nih ke akun baruku. Kutunggu rwrr🤭🤗

.......
Happy Reading🌻
......

     Saat ini fatim tengah meneror suaminya, mengikut kemanapun. Sebab janjinya tadi siang. Dari siang pun fatim tak makan. Makanan tadi yang di masak para santri. Semuanya di berikan kepada ustdaz dan ustadzah. ada juga yang di berikan kepada ning Maryam juga ning navisa.

Buya dan uma ternyata sudah makan saat tadi beliau berdua di tempat hajatan orang. Pun mereka di berikan banyak makanan juga kue-kue basah yang sengaja di bungkus kan.

"Kang ayo kepasar malam" Ujar nya sembari menarik-narik kaos milik reano.

"Nggak saya sibuk"

"Ish kan bisa esok, ayo mau beli seblak, cilor, siomay, dan masih bayak lagi ayo pleas....

" Ya Allah nduk sudah suamimu pasti sibuk, sama mbak saja mau?" Ujar buya Zuhairi yang baru saja keluar dari ruang baca.

"Ndak mau buya mau sama kang rean, mau ya, ya...

Buya Zuhairi berlalu begitu saja. Menurutnya selagi sang menantu tidak melakukan kekerasan pada sang anak secara fisik tak apa. Buya juga paham kok kenapa sang menantu tidak begitu menanggapi keinginan anaknya.

" Yasudah le, bicarakan baik-baik ya. Fatim memang sensitif kalau lagi dapet, jangan dibentak saja fatim nanti juga diam sendiri"

Rean kembali ke kamarnya membaca buku kesukaannya sementara itu fatimah begitu sedih. Bahkan sampai menangis hingga tertidur.

Reano melihat jam dinding yang menunjukan pukul dua belas malam. Menengok sang istri yang telah terlelap begitu nyenyak disampingnya.

Muka sembab nya jelas terlihat disana.

"Maaf" Sembari mengecupnya dengan sayang.

Tok, tok, tok....

Ceklek...

Sayap Pelindungku (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang