بسم الله الرحمن الر حىم
السلم علىكم ورحمة اللة وبركتة
اللهم صل عل سيدنا محمد
DisclaimerSemua tokoh, tempat yang ada di cerita hanyalah fiksi, adapun unsur militer di cerita ini bukanlah kejadian atau fakta di lapangan. Hanya mungkin ada beberapa informasi tentang kemiliteran yang saya cantumkan secara fakta. Seperti pangkat, warna baret dan lainnya. Cerita ini di buat untuk menjadi pelajaran bukan untuk menyinggung satu pihak manapun.
🍎jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.
🍎Dahulukan sholat saat adzan berkumandang.
🍎di larang kopi paste, atau semacamnya.
🍎. Ambilah ilmu jika memang sekiranya penting untuk di share di media sosial ukhty-ukhty semua.
🌻🌻🌻
###
Siang harinya di hari yang sama, fatim berkumpul bersama. Hari ini kebetetulan hari Jum'at. Santri ro'an seperti hari biasa, tapi hari ini hanya ada kang santri saja dan mbak santri nya hanya bebersih lingkungan asramanya sendiri.
Pondok pesantren milik kyai zuhairi ini memang terpisah jauh antara asrama putra dan putri. Asrama putra tepat berada di belakang, sampingnya ada perumahan para ustadz dan ustadzah yang sudah menika. Lanjut lagi ada ruangan sekolah madrasah untuk para santriwan. Setelahnya ada perkebunan khusus santri. Yang sebagian sumber pangan di hasilkan dari sana.tetutamanya bumbu-bumbuan dan juga sayur-sayuran.
Tepat di depan perkebunan, ada ruangan kelas santriwati dan masjid, di bagian sampingnya ada taman kemudian rumah ndalem dan asrama putri.
Dan depanya lagi ada sekolah formal SD hingga SMA/smk sederajat. Yang kemudian gerbang. Sengaja, buya meletakan sekolah formal di depan. Sebabnya ini terbuka untuk anak luar.
Dan hari libur kelas formal sesuai hari libur pondok pesantren.
"Nalan makan yang banyak ya, biar gemoy. Abisin nanti kita Pinjam ATM nya kang rean" Ujar fatim yang kini mengelus bulu kelinci di pangkuannya.
"Kamu ini, nggak boleh gitu harus hemat. Nanti kalau nggak ada uang mau makan apa hayo" Uma baru saja datang membawa beberapa minuman kesukaan buya dan anak-anak.
Fatim memandang seluruh keluarga setelah mengalihkan pandang pada nalan kembali "kan ada Uma sama abang-abang "
"Nggak boleh kan ini uangnya Uma. Uma istri buya jadin ya punya Uma semua" Buya menimpali ucapan putrinya.
"Buya kok gitu sih, lihat abang masa buya nggak mau kasih aku uang lagi" Seluruh yang ada di sana tertawa melihat bagaimana fatim dijahili buyanya.
"Iya bener loh dek, adek juga harus berhenti minta uang bang fik, kan bang fik mau nabung buat istri abang " Fikiran ikut menimpali. Dokter psikolog itu memang paling jahil diantara kedua abangnya.
Yang sepertinya sikap jahilnya buya menurun pada fikiran. Dan sedikit juga tertutun pada Fatimah.
"Abang hilman jangan nikah nanti abang nggak sayang lagi sama fatim. Lihat bang fik calon nya masih dalam kandungan aja, udah pensiun kasih uang ke fatim. Jahat banget padahal aku adeknya loh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindungku (On Going)
Roman pour AdolescentsCerita sederhana tentang seorang ning pesantren yang bertemu seorang pria tak di kenal.Bermula dari pertemuan yang tidak mengenakan sesosok perempuan bernama Fatimah safiya az-zahra itu, percaya bahwa setiap takdir yang Allah berikan itu indah, cant...