8/8

244 42 3
                                    

Desember 2033

Joanna sedang makan bersama Mega di kafe dekat apartemen mereka. Sembari menatap orang-orang yang berlalu lalang di jalan. Sesekali mereka juga menebak apa yang sedang orang-orang itu lakukan di tengah malam.

"Mobil ini pasti baru pulang kerja."

"Sok tahu! Lagi pacaran, lah!"

"Ini masih hari kamis, kalau dua hari lagi masih masuk akal."

Joanna menatap Mega sinis, sebab tebakannya dikoreksi. Padahal dia sudah memilih tebakan yang paling masuk akal tadi.

"Siapa tahu mereka ambil cuti? Sebentar lagi tahun baru. Yakali mereka tidak mau senang-senang lebih lama dengan pacar masing-masing. Eh———tunggu! Ulang tahunmu akhir tahun tanggal berapa, sih? Sebentar lagi tahun baru. Jangan-jangan malam ini?"

Joanna menarik nafas panjang. Enggan menjawab. Sebab dia tidak ingin terlihat menyedihkan. Karena ulang tahunnya tidak ada yang merayakan.

"Benar, ya?"

Mega mendekatkan wajah. Sehingga dia dapat melihat wajah Joanna lebih dekat. Sebab saat ini mereka sedang duduk berhadapan.

Karena tdiak kunjung mendapat jawaban, Mega langsung bangkit dari duduknya. Lalu menuju kasir begitu saja. Meninggalkan Joanna yang kini hanya bisa menatap penasaran.

"Apa yang akan dia lakukan?"

Joanna menunggu Mega cukup lama. Hingga pria itu datang sembari membawa sepiring red velvet cake dengan satu lilin di atasnya. Lilin kecil berwarna merah muda dengan gambar hello kitty di atasnya. Namun sudah sedikit meleleh di bagian telinga.

"Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you!"

Joanna terkekeh pelan. Lalu bangkit dari duduknya. Kemudian meniup lilin dari kue yang baru saja Mega dekatkan.

"Semoga panjang umur, sehat selalu, bahagia sepanjang waktu dan yang paling penting, semoga dapat pacar yang bisa selalu available seperti aku. Atau harus aku?"

Kekehan Joanna semakin kencang. Dia juga menepuk bahu Mega pelan. Sebab dia tahu jika si teman sedang bercanda. Mengingat dia telah mengatakan jika sudah memiliki pacar.

"Aminnn. Terima kasih. Tapi aku sudah punya pacar. Jadi doa yang paling belakang di-cancel saja."

"Pacar dari Hong-Kong?"

Mega meletakkan kue di atas meja. Lalu menduduki kursinya. Sembari meminum es kopi yang sudah tinggal setengah. Karena nasi goreng yang sebelumnya dipesan sudah tandas.

"Dih, tidak percaya?"

"Aku baru percaya kalau kamu bawa pacar khayalanmu itu di depanku!"

Joanna mendecih pelan. Sebab Mega masih tidak percaya jika Joanna punya pacar. Sebab selama tiga bulan ini wanita itu tidak pernah dekat dengan pria lain selain dirinya.

Tiga hari kemudian.

Tahun baru sudah tiba. Namun Joanna hanya bisa berdiam diri di balkon apartemennya. Karena Jeffrey tidak bisa datang. Sebab masih berada di Kalimantan.

Tok... Tok...

Mendengar pintu diketuk, Joanna langsung membuka pintu. Lalu menatap si tamu yang sedang tersenyum. Sembari membawa dua kresek yang berisi daging dan sayur.

"Ayo BBQ di tempatku!"

"Katanya ada acara dengan teman-temanmu?"

Tanya Joanna sembari memakai jaket yang berasal dari belakang pintu. Sebab dia baru sadar jika sejak tadi hanya memakai kaos lengan pendek tanpa dalaman apapun. Meski Mega tampak tidak sadar karena terus menatap depan tanpa menoleh ke manapun.

"Sudah tadi, kami sudah menyalakan kembang api. Tapi mereka sibuk dengan pasangan masing-masing. Ayo!"

Mega membalikkan badan. Lalu berjalan menuju kamar. Diikuti Joanna di belakang.

"Aku perlu bawa apa? Atau beli apa?"

"Tidak usah. Kamu lupa kalau peralatan masakku lengkap? Aku juga sudah membeli semua bahan tanpa ada yang tertinggal."

"Yakin?"

"Cek saja sendiri!"

Joanna terkekeh pelan. Lalu memeriksa isi kresek yang Mega bawa. Kemudian sama-sama menyiapkan keperluan BBQ di balkon kamar.

"Aku tidak minum alkohol!"

Seru Joanna saat Mega mengeluarkan beberapa kaleng bir dari kulkas. Sebab dia tidak terbiasa minum alkohol sebelumnya. Pernah sekali mencoba, tapi tidak suka.

"Sudah tahu, wajah-wajahmu itu memang wajah-wajah orang cupu!"

Mega mengeluarkan beberapa botol jus. Kemudian mendekat ke arah Joanna yang sedang duduk lesehan di balkon unit pria itu. Dengan bibir mengerucut, karena kesal dikatai cupu.

Mereka bercanda sembari menikmati daging yang dibakar. Sesekali Mega juga mendekatkan layar ponselnya. Guna menunjukkan foto teman-temannya yang sedang diceritakan. Namun tidak dengan Joanna yang sejak tadi hanya membawa badan. Dia tidak membawa apa-apa dan bahkan meninggalkan ponsel juga.

Hingga tiga jam kemudian, Mega sudah bersandar pada tembok balkon. Dengan keadaan sedikit mabuk. Karena terlalu banyak minum. Sedangkan Joanna yang masih segar langsung membereskan peralatan BBQ.

"Mau jadi pacarku?"

Tanya Mega tiba-tiba. Saat Joanna baru saja mengangkat kresek yang berisi sampah. Karena acara bersih-bersihnya hampir tuntas.

"Orang gila!"

"Kenapa? Aku tampan, mapan, seksi dan punya bokong berisi. Ditambah bisa masak, bersih-bersih, cuci baju dan piring."

"Aku sudah punya pacar, Anjing!"

Umpat Joanna pada Mega. Sembari menarik tangan yang baru saja pria itu genggam. Sebab dia agak kesal sekarang. Karena masih tidak dipercaya kalau sudah punya pacar.

"Aku mau pulang. Thank you untuk makanannya!"

Joanna langsung pergi. Meninggalkan Mega yang mulai terkekeh geli. Karena ditolak oleh wanita yang sudah beberapa bulan ini disukai. Dengan alasan yang menurutnya hanya dibuat-buat wanita ini.

Ceklek...

Joanna tiba di unitnya. Dia langsung mendekati kulkas saat melihat sticky notes yang tertempel di sana. Dengan tulisan Jeffrey di dalamnya.

Di mana? Knp ponsel ditinggal? Aku sudah menunggu tiga jam. Besok aku datang lagi di jam sebelas siang. Aku harap kamu sudah pulang.

Joanna mengusap tulisan di sticky notes pelan. Lalu merasakan jika tintanya masih basah. Membuatnya lekas berlari menuju lantai dasar. Karena merasa jika Jeffrey baru saja keluar.

Joanna berlari melewati tangga darurat. Hingga tiga menit kemudian tiba di lantai dasar. Lalu berlari lagi menuju parkiran.

"BERHENTI! BERHENTI!"

Joanna mengejar mobil Jeffrey yang akan pergi. Dia juga berteriak nyaring di jam tiga pagi. Karena dia sudah rindu Jeffrey sekali dan tidak sabar kalau harus menunggu lagi.

Usaha Joanna berhasil, mobil Jeffrey berhenti. Pria itu juga langsung keluar mobil. Lalu mendekati si pacar yang kini sedang mengais udara karena baru saja berlari.

"Kamu dari mana saja? I miss you so bad!"

Jeffrey memeluk Joanna sangat erat. Dia juga memejamkan mata. Sehingga tidak sadar jika dari jauh ada yang sedang memotret dirinya.

"Aku juga. Tadi aku makan BBQ di tetangga depan unit. Sorry."

Jeffrey tidak mengatakan apapun lagi. Dia hanya memeluk dan enggan melepas lagi. Karena mereka tidak bertemu selama tiga bulan lebih.

"Besok mungkin akan ada berita buruk tentangku, aku harap kamu tidak mempermasalahkan itu."

Ucap Jeffrey tiba-tiba. Dia mulai membuka mata. Lalu melepas pelukan. Membuat Joanna kebingungan.

"Berita apa?"

Jeffrey tidak menjawab. Dia hanya menatap belakang Joanna tajam. Lalu mengejar pria berpakaian hitam-hitam yang sejak tadi memotret dirinya.

Tbc...

ELECTABILITY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang