Langit di lantai terakhir mereka begitu gelap. Awan merah dengan kabut tebal membawa aura yang begitu menyesakkan, perlahan menyelimuti ke seluruh penjuru tempat yang mirip kota mati. Api ada di mana-mana. Membakar hampir di seluruh tempat.
Gedung-gedung tinggi, perumahan, pohon-pohon serta rumput-rumput di sekitar sana terlihat hancur hampir tak tersisa. Yang ada, hanyalah beberapa api yang masih membakar, serta sisa abu reruntuhan dan hijau yang terhapuskan menjadi gersang.
"Kita buat rencana," bisik reverse di balik sisa reruntuhan bangunan yang sebagian temboknya masih berdiri.
"Rencana seperti apa?" Balas Hali berada di belakang reverse.
Mereka tadi memutuskan tuk sembunyi karena melihat monster Blaze dari kejauhan yang sedang tertawa-tawa sambil membakar apapun di sekitarnya. Monster kali ini begitu merepotkan, tempatnya juga sulit digunakan tuk bertarung karena monster Blaze dikelilingi oleh kobaran api.
"Kita pancing monster api itu tuk bertarung di lantai bawah tempat ice tadi. Akan lebih gampang bertarung di tempat bersalju. Kurasa itu juga melemahkan kekuatan apinya," kata Reverse kemudian.
Hali mengangguk mengerti. Reverse kembali bicara, "Kau pergi duluan ke tempat ice tadi. Nanti aku menyusul setelah memancing blaze ikut bersamaku ke dalam lift.. kalau sudah sampai di lantai bawah, kau bersiaplah menebas monster itu pake pedangmu.. mengerti?"
"Ya."
Setelah itu reverse bergerak keluar dari persembunyian tuk menghampiri Blaze. Sedangkan Hali melangkah ke arah lift yang mereka masuki sebelumnya.
..
Namun baru beberapa langkah, Hali mendengar Blaze menyerukan namanya dengan murka.
Hali menoleh.. meskipun di hadapan monster Blaze ada reverse, tapi tampaknya keberadaan reverse diabaikan. Blaze melesat kearahnya sambil menyeringai senang.
"Datang juga kau mangsa! Kemarilah dan biarkan aku menjadikanmu daging panggang, bhawhaha!!" Seru monster Blaze mengibaskan cambuk apinya.
Hali reflek menangkis pake pedangnya.. melihat wajah Blaze dari dekat membuat Hali jadi ingat waktu Blaze yang sedih dan marah saat kehilangan ice.
"Maaf Blaze kurasa aku akan membunuhmu," ucap Hali dengan pedang halilintarnya yang diselimuti petir.
"Huh, mau membunuhku? Coba saja!" Blaze menyambit pedang Hali menggunakan pecutan cambuk apinya.
"Lagipula tidak akan ada yang berubah bukan?" Blaze terkekeh. Lalu bilang lagi, "Jika kau berhasil mengalahkan kami semua di sini, hidupmu akan selalu sendiri!"
Hali balas menatap datar. "Mungkin saja. Tapi kali ini aku akan memperbaiki semuanya. Meskipun keluarga kita hanya tersisa aku, Gempa, Taufan, Solar dan kau."
Mendengar Hali bilang gitu, Blaze malah ketawa. "Dasar psikopat bodoh. Gak ingat kalau tidak ada yang tersisa di antara adik-adikmu lagi, hah?"
Hali menyergit dan Blaze menatapnya tajam sambil mengibaskan cambuk apinya dengan murka. "Bukannya saat itu kau membunuh kami semua?!"
Deg!
Kali ini Hali terdiam tercengang. Ingatan itu kembali hadir. Sebuah ingatan setelah kematian Ice dan Blaze yang mengamuk. Waktu itu penyakit Hali kambuh lagi.Hali berakhir membunuh semua adiknya keesokan harinya. Setelah itu Hali membakar rumahnya bersama dirinya sendiri tuk bunuh diri.
Tapi siapa yang menyangka, ia masih selamat di antara adik-adiknya yang lain. Mengalami koma di rumah sakit. Sampai saat ini ia memang belum terbangun dan malah berakhir di mimpi buruk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Dreams
FanfictionMimpi adalah bunga tidur yang seharusnya tidak terasa nyata seperti yang dialami Hali.. Dikejar-kejar monster tuk dibunuh maupun membunuh. Hal yang paling menjengkelkan dari semua itu adalah monster-monster itu berwujud seperti adik-adiknya. Hali t...