"Kenyataannya aku memang
tak bisa melupakanmu"
~Author~★★★★★
"Kamu bicara sama aku ?" Areliane menunjuk dirinya sendiri dengan menatap Monica dengan tatapan polosnya.
"LO Akhh- anjing lah" dengan perasaan dongkol Monica memakan makanannya dengan gaya yang begitu tak santai. Menghiraukan tatapan dua manusia yang menatapnya dengan senyuman geli.
"Hahaha maaf-maaf sudah bikin kamu kesal" permintaan maaf Areliane hanya di balas tatapan sengit oleh Monica, Membuatnya kembali tertawa.
Ah, ternyata Monica ini tipe manusia yang mudah emosional.
"Kebiasaan Lo nggak pernah berubah ya mon, bicara kotor Mulu."
"Serah gue. Lagipula apa yang salah sama ucapan gue, gue cuma bilang nama hewan bukan nama bokap lo" balas Monica dengan ketus.
"Bokap gue udah tenang di kuburan sono Monic, biadab" Jessica memandang Monica dengan tatapan tak bersahabat.
Sedangkan yang di tatap memilih abai, kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda karena meladeni Jessica juga Areliane.
Areliane ? Jangan di tanya. Ia hanya melihat keduanya yang saling beradu argumen tanpa ada niatan untuk menjadi penengah antara keduanya.
Hening, tidak ada lagi percakapan diantara ketiganya. Sesekali terdengar helaan napas dari Areliane yang merasa canggung akan keadaan mereka.
"El, Lo ada hubungan apa dengan kak Erwin ?"
Keheningan terpecah kala Jessica bertanya hal yang sama dengan Monica kepada Areliane.
Ia terdiam, tidak tau harus menjawab apa. Karena pada dasarnya ia memang tak mengenal siapa Erwin. Awal kedekatannya dengan Erwin pun itu karena pria itu yang menanyakan namanya.
Dan, setelah mendapatkan jawabannya Erwin mengikutinya layaknya anak ayam yang mengikuti induknya.
Ketika ditanya ia menjawab dengan kesal
"Gue itu harus jagain Lo, supaya 'dia' nggak lagi gila."
Kemarin-kemarin ia tak ambil pusing atas jawaban sang Presma itu. Tapi hari ini, ia menemukan sesuatu yang ganjal atas jawaban Erwin tersebut.
Areliane jadi bertanya-tanya, siapa 'dia' yang di maksud oleh Erwin waktu itu ? Gila, siapa yang gila ? Dan, kenapa ia harus dijaga ?. Dirinya bukan lagi anak kecil yang membutuhkan penjagaan dan pengawasan dari orang dewasa.
"Lihat Kan, ni anak ngelamun mulu kalau tiap ditanya, bangsat"
Monica dengan mulutnya yang tak pernah tak mengucapkan kata kotor itu bersuara dengan kesal.
Areliane mengerjap pelan setelah tersadar dari lamunannya. Memandang Jessica dan Monica tak enak.
"Aku... Nggak mempunyai hubungan apapun dengan kak Erwin, beneran" ia mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas memperlihatkan kepada Jessica dan Monica dengan tatapan meyakinkan.
"Tapi, kenapa dia ngedeketin Lo dan ngikutin Lo terus waktu itu ?" Giliran Monica yang bertanya.
"Itu... Aku nggak tau kenapa dia ngikutin aku. Aku aja baru ketemu sama dia kemarin" Areliane berucap fakta namun keduanya tak ada yang percaya.
Hei, memangnya siapa yang akan percaya dengan ucapan Areliane. Orang gila mana yang mau berdekatan dengan orang yang tidak di kenalnya. Huhh, ada-ada saja.
"Lo pikir kita bisa percaya gitu aja, El ?"
Huh, Erwin yang menjabat menjadi Presma di universitas Adiatama itu tidak akan mau bertegur sapa dengan orang baru termasuk perempuan.
"Itu bukan urusan aku, itu urusan kalian mau percaya sama aku atau tidak. Aku nggak akan nuntut kalian untuk percaya dengan apa yang telah aku sampaikan."
Setelah nya Areliane berdiri dan hendak melangkahkan kaki meninggalkan kantin yang sekarang masih ramai oleh manusia yang kelaparan.
"Lo mau kemana ?" Pergerakannya terhenti oleh pertanyaan yang di luncurkan oleh Monica. Areliane segera membalikkan tubuhnya menghadap ke keduanya.
"Aku mau ke kelas, sebentar lagi dosen masuk."
"Lo, gue dan Jessi itu satu kelas. Jadi, ayo ke kelas bareng dan mulai sekarang kita berteman. Gimana ?" Monica menatap Areliane dengan tatapan melasnya, berharap cara itu ampuh untuk Areliane menerima tawarannya untuk berteman.
Areliane menatap Jessi yang hanya di balas anggukan oleh yang ditatap. Akhirnya....
"Okee, aku mau jadi teman kalian" Monica tersenyum sumringah mendengar jawaban yang di lontarkan oleh Areliane.
"Akhirnya anggota kita nambah Jess, ntar gue bikinin grup untuk kita ber-3. Dan sekarang ayo ke kelas."
Setelahnya mereka berlalu meninggalkan kantin.
★★★★★
618 kata
Hi, terimakasih untuk yang sudah baca cerita aku.
See you next part guys,,
°
°
°
°
°Babayy
1 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝗵𝗲 𝗙𝗲𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗢𝗳 𝗟𝗼𝘃𝗲 𝗧𝗵𝗮𝘁 𝗞𝗶𝗹𝗹𝘀
Romance"𝖆𝖜𝖆𝖑 𝖇𝖆𝖍𝖆𝖌𝖎𝖆 𝖉𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖆𝖐𝖍𝖎𝖗 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖗𝖆𝖌𝖎𝖘" SLOW UPDATE Judul awal : Madness Judul baru : The feeling of love that kills ***** Tentang empat mata yang tanpa sengaja bersitatap di sebuah rumah sakit jiwa dimana didalamnya...