Sebagian orang menyebutnya sebagai kegelapan, sebagian lagi menyebutnya sebagai kutukan, sebagian lainnya menyebutnya sebagai Iblis Bayang.
Panggilan terakhir itu memang benar, tapi dia tidak pernah peduli dengan apa mereka menyebutnya, sejauh yang dia ingat dia tidak pernah memiliki nama, dia tidak pernah memiliki kuasa atas kehidupannya, tidak memiliki perasaan, tidak memiliki ingatan, mimpi atau tujuan.
Tapi dia tahu dia memiliki tugas, yaitu membinasahkan manusia.
Dia hanyalah sesosok wadah, dia yakin tubuhnya diciptakan dari sihir, tubuh dengan daging dan tulang itu kosong hingga diisi oleh Iblis Bayang, dia adalah iblis yang menyukai kehancuran, kedamaian adalah musuh sejatinya, setitik kebahagiaan mengusiknya.
Sudah berapa lama dia menjadi wadah Iblis Bayang? Dia tidak tahu pasti, yang dia ketahui ialah, dia bukanlah manusia, bukan juga sepenuhnya iblis, dia hanyalah alat yang dapat dikendalikan sesuka hati oleh sang Permaisuri Agung dari kerajaan Noxtradamus, dia hanyalah peliharaan yang dipinjamkan oleh Raja Iblis untuk membantu manusia yang rakus akan kekuasaan dan kekuatan.
"Fang."
Panggilan itu keluar lagi dari mulutnya. Tiap kali nama itu keluar, tubuhnya terasa sakit. Panggilan itu sangat menganggunya, nama yang dimuntahkan oleh Kaisar itu seolah membangkitkan sesuatu di dalam dirinya, kepalanya dibuat sakit dengan serangan ingatan yang seharusnya tidak pernah dia lihat, dia tidak pernah mengerti tentang sensasi yang timbul di dadanya, memori masa lalu dan perasaan, dua hal yang manusiawi, seharusnya dia tidak dapat merasakan kedua hal itu.
"Yang Mulia Kaisar Kaizo," balas sang Iblis, berbalik menatap sang Kaisar dari kekaisaran Luminux Agung.
Kaisar di depannya saat ini adalah darah terakhir dari Kekaisaran ini.
Mereka berdiri di tengah reruntuhan kota, di kakinya sekarang terkapar jasad seseorang, hancur menjadi serpihan daging, seingatnya jasad ini tadinya adalah seorang pria berambut hitam dengan sedikit warna keputihan di sisi kepalanya, dia menggunakan baju zirah putih keemasan, salah satu kesatria terkuat di kekaisaran Luminux, namun tidaklah sulit untuk melumpuhkannya, setelah Iblis Bayang membantai ke enam saudaranya yang lain, sepertinya si kesatria putih ini kehilangan kewarasannya.
Aroma tembaga memenuhi udara, aroma yang paling dia nikmati dari seluruh proses pembataiannya, aroma yang berasal dari korban-korban pembataiannya di kekaisaran ini, cairan kemerahan menggenang dimana-mana, serpihan daging berceceran di setiap penjuru kota, para peliharaan bayangnya tidak pernah memangsa para target dengan bersih, minim tata krama memang tapi mau bagaimana lagi, dia dan peliharaannya adalah makhluk hina dari dalam neraka.
Sang Iblis Bayang menghirup udara banyak-banyak, mengisi paru-parunya dengan aroma tembaga dan asap, aroma tembaga ini akan cepat berubah, esok hari udara akan berganti aroma, sisa-sisa daging akan mengeluarkan aroma busuk.
"Kau terlihat sehat Yang Mulia," ejek Iblis Bayang, dia tersenyum penuh kemenangan, dia rasa hanya tinggal mereka berdua saat ini, beberapa jam lalu keadaan ibu kota ini sangat bising, teriakan di mana-mana beserta geraman dari para hewan bayangnya, beberapa tempat mengalami kebakaran hingga asap mengepul.
Dia melakukan penyerangannya saat malam hari, fajar seharusnya sudah menyingsing, namun dengan kepekatan asap, membuat fajar ini tidak secerah fajar lainnya.
Lalu Sang Kaisar, pria di depannya ini terlihat sama sekali tidak sehat, kehilangan seluruh tenaganya akibat mempertahankan kota terakhir kekaisarannya, dia terlihat dapat tumbang kapanpun, satu matanya terpejam dikarenakan ular bayang telah mencabut keluar bola matanya, sisi kepalanya mengeluarkan darah begitu pula beberapa bagian tubuh lain, tangan yang memegang pedang terlihat tidak dapat lagi terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic about the carrot sibling
Short StoryKumpulan Fanfic Mini tentang Kaizo dan Fang, hanya cerita persaudaraan cenderung Angst, No Pairing