WHO ARE YOU (Part 3)

200 15 1
                                    

ENCOUNTER AND DESTRUCTION

6 Tahun Setelah Penobatan

Awal Kehancuran Luminux

Kaizo seharusnya mampu menebak, kalau diamnya Kirana selama 6 tahun ini bukanlah dikarenakan penyesalannya. Dia terlalu naif karena memikirkan hal itu, 6 tahun tanpa menunjukkan pergerakkannya hanyalah masa persiapannya untuk meluluhlantahkan seluruh kekiasaran yang masih bertahan.

Setelah 6 tahun, Kirana memunculkan pergerakan pertama dengan merebut putra mahkota kekaisaran Luminux. Penculikan Fang terjadi di depan matanya sendiri. Di lapangan pelatihan para kesatria kerajaan.

Kaizo tengah melatih Fang saat hal itu terjadi, menyaksikan perkembangan kemampuannya dengan menyaksikan duel kecil antara Fang dan Solar. Sorak sorai penonton yang terdiri dari para calon kesatria dan para pemimpin battalion mengisi area latihan, duel antara Pangeran Putra Mahkota beserta calon kesatrianya disaksikan penuh antusias, keduanya baru berusia 12 tahun, namun dikarenakan latihan dengan intensitas tinggi sebelum ini membuat mereka nyaris memiliki kemampuan sekelas kesatria yang telah memasuki arena perang setidaknya untuk sekali.

Kaizo berdiri di podium kayu pendek, mengawasi duel mereka, dari para calon kesatria hingga para kesatria yang telah memiliki pangkat saling bertaruh siapa yang akan memenangkan duel, setengah dari mereka membanggakan tehnik dan kemampuan analisa Fang dalam pertarungan dan sebagian membanggakan strategi dan kecepatan gerakan Solar, keduanya piawai dalam cara mereka sendiri.

Sang pangeran dan kesatrianya, orang kerap beranggapan bahwa sang kesatria harus lebih kuat dibanding sang pangeran, kenyataannya keseimbangan adalah yang paling diperlukan, mereka adalah pion utama jika saja mereka memasuki medan peperangan, harus mampu memimpin dan memberikan masukan, walaupun memang fokus seorang kesatria adalah melindungi tuannya, namun perintah sang majikan tetap hal yang tidak dapat dilawan, jika sang pangerang berkehendak untuk sang kesatria untuk melindungi orang lain, maka haruslah dia melakukannya.

Sorakan keluar dari para Kakak-kakak Solar, sebagian memuji dan sebagian menggodanya. Kaizo membiarkan sorakan para penonton semakin menguat, demi menambah keseruan duel, dia ingin memastikan konsentrasi mereka tidak akan pecah hanya karena kebisingan.

"Mereka mengingatkanku pada kalian," komentar Pian dari belakang podium, ikut serta menyaksikan duel. Dia membahas tentang bagaimana dulu Kaizo dan Halilintar yang sengit berlatih, sama-sama tidak mau kalah.

"Kebanyakan hasil duel dulu adalah seri," balas Amato membahas masa pelatihan Kaizo dan Halilintar, pria itu berdiri di samping putra sulungnya di bawah podium kayu.

Halilintar seperti biasa, berada tidak jauh dari Kaizo. Expresi Halilintar terlihat datar, namun di saat adiknya berhasil memberikan balasan serangan yang membuat Fang keteteran, Kaizo dapat melihat senyum tipis di sudut bibirnya, bangga atas pencapaian si anak terakhir, di saat bersamaan juga Halilintar mengeluarkan komentar tentang serangan Solar yang terlalu dilapisi oleh Ego, expresi itu cukup menandakan bahwa si Kakak gemas dengan adiknya, ingin meneriaki kelemahan si bungsu agar dia dapat mengkoreksinya segera.

"Dan begitupun dengan duel Fang dan Solar, hasil kali inipun sepertinya seri," balas Kaizo pada Amato. Walaupun di dalam hatinya dia berpikir Fang akan menang dalam duel kali ini, karena Fang terlihat menguasai Egonya lebih dari Solar.

Kaizo kira hari duel itu akan berjalan seperti biasa, penuh sorakan dan ambisi, yang akan diakhiri dengan teriakan gembira menyambut sang pemenang, hari itu naasnya diisi oleh teriakan lain.

Seperti kilat yang datang tanpa peringatan, Kaizo menangkap percikan cahaya di angkasa, dia mengira hanya pantulan cahaya dari hiasan-hiasan perisai yang dipasang di puncak pagar raksasa arena berlatih, namun dia salah.

Fanfic about the carrot siblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang