Gustian Chap 2

426 32 17
                                    


"Ya apalagi, karena saya lumpuh Gus" jawab Al pasrah.

"Tapi seharusnya mereka tidak berbuat seperti itu, apalagi tuan itu anak kandung dari ayah".

Mereka saat ini sama-sama terdiam, lebih ke speechless dengan semua yang telah terjadi.

"Okay pokonya tuan tenang saja, saya akan membantu tuan agar tuan bisa keluar dari rumah ini".

Al mengangguk "terima kasih banyak".

"Saya akan kemas semua barang tuan dan besok kita pergi dari rumah ini".

Keesokan harinya, masih sangat pagi sekali Al sudah mendatangi ayahnya yang saat ini sedang duduk di sofa halaman belakang sambil membaca koran.

"Ayah" panggil Al.

"Ya?".

"Saya izin untuk pergi dan tinggal dirumah saya mulai hari ini".

"Kenapa? Kamu tidak bisa hidup sendiri dengan kondisi seperti ini" ucap Ayahnya tajam.

"Bisa, mas Agus akan menemani saya".

"Tidak, kamu harus tinggal disini" ucap ayahnya ketus.

"Kenapa saya harus tinggal? Jelas-jelas orang-orang disini merasa keberatan dengan keberadaan saya".

"Apa maksudmu?".

"Maksud saya apa? Jelas-jelas ibu dan adik tidak ingin merawat saya? mereka menganggap saya anak yang merepotkan. Mereka memperlakukan ku semena-mena ayah".

"Tidak mungkin mereka seperti itu".

Al tertawa, ia tidak menyangka ayahnya masih saja membela keluarga barunya itu.
"Mereka memperlakukan saya dengan tidak baik, bahkan lama-lama saya akan mati karena mereka".

"Jangan bicara yang tidak-tidak" ayah Al mulai merasa kesal, tapi apasalah Al? Karena itulah kenyataannya.

"Bahkan ayah sama sekali tidak penasaran bagaimana mereka menperlakukan saya, percuma saya berbicara banyak, ayah tidak akan pernah mendengarkan saya dan terus membela mereka".

"Tidak sopan sekali, Mas Agus itu baru beberapa minggu kerja sama kamu! Kamu lebih percaya orang baru dibanding keluargamu sendiri?!".

"Sayangnya seperti itu".

"Kondisi kamu sedang tidak memungkinkan, menggerakan tangan pun tidak bisa, duduk saja tidak bisa, diamlah disini dan jangan aneh-aneh" Ucap ayahnya.

"Tidak, saya memutuskan untuk pergi dari sini, ayah bukan lagi ayah yang saya kenal. Apalagi mereka, mereka jelas-jelas membenci saya. Jadi untuk apa saya tinggal disini" ucap Al tegas.

Ayahnya langsung beranjak dan mendorong Al kekamarnya.

"Apa yang ayah lakukan!!" Ucap Al terkejut.

"Diam!" Jawab ayahnya sambil mendorong kursi roda Al kasar.

"Karena saya lumpuh ayah jadi memperlakukan saya semena-mena! Ayah tidak berhak memperlakukan saya seperti ini!!" Bentak Al yang mulai ketakutan.

Sesampainya dikamar, ayah Al langsung membuka sabuk pengaman yang mengikat tubuh Al dikursi rodanya dan langsung menggendong Al menuju ranjang. Ia rubuhkan Al dengan kasar di kasur sampai ia terbaring dengan posisi telungkup.

"Ayah!!!!" Teriak Al mulai menangis.

"Kamu tidak mendengarkan ayah".

Al terus menangis. Rasanya ingin memberontak ataupun kabur, namun apa daya? Dia sama sekali tidak bisa menggerakan tubuhnya.

Six Years ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang