Guilty

467 37 23
                                    

"Kalian sudah menikah sejak lima tahun yang lalu bukan? Kenapa masih belum punya anak?".

"Dimana mini Al dan mini Pepey?".

"Apakah penyebabnya karena suamimu yang lumpuh?".

"Kasian orang tuamu pasti ingin cepat-cepat menggendong cucu".

"Apa kalian tidak berniat untuk memiliki anak?".

Ya selama lima tahun mereka terus dihantam oleh pertanyaan-pertanyaan yang begitu menyakitkan untuk didengar, namun meski begitu mereka berhasil melewatinya dengan baik. Mereka berusaha untuk tidak peduli dan saling memberi support satu sama lain.

Setelah lima tahun berlalu, mereka pikir semuanya akan terus berjalan baik-baik saja seperti sebelumnya, namun nyatanya tidak. Saat ini hubungan mereka benar-benar berada diambang kehancuran, kehancuran yang disebabkan rasa bersalah yang berhasil menguasai salah satu diantara mereka.

Ya, Al. Saat ini Fayre tidak lagi mengenal sosok suaminya itu. Al yang sekarang bukan Al yang selama ini ia kenal, semua kehangatan yang ada pada dirinya kini telah memudar. Namun Fayre sepenuhnya mengerti, ia terus bersabar menghadapi suaminya itu. Fayre mengerti betapa sakitnya perasaan Al menerima semua tekanan yang menimpanya selama lima tahun ini.

.......

"Lagi-lagi aku ditinggal sarapan, kemana suamiku yang selalu membawa sarapan untukku disaat aku bangun tidur?" Canda Fayre sambil berjalan menghampiri suaminya yang saat ini sedang sarapan dimeja makan seorang diri, namun di saat Fayre  hendak duduk Al langsung memundurkan kursi rodanya keluar dari meja makan.

"Makanlah, Aku harus cepat-cepat pergi ke kantor" ucap Al sambil menggerakan kursi rodanya menuju garasi.

"Aku antar ya" ucap Fayre berusaha menyusul Al.

"Tidak perlu, kamu sarapan aja ya".

Fayre langsung menghentikan langkahnya. Senyumnya menjadi kaku, ia terus terdiam sambil menatap punggung suaminya itu. Al masih ramah dan peduli seperti biasanya, namun tidak ada kehangatan romansa didalamnya.

"Tidak dipeluk, tidak dicium" gerutu Fayre yang langsung meninggalkan area dapur dan kembali ke kamar.

"Nona.., nona tidak sarapan?".

"Tidak, mbak jangan lupa sarapan ya" ucap Fayre lesu.

"Kasihan sekali nona, apa yang terjadi pada mereka.." ucap Pembantu Al yang ikut merasa sedih melihat hubungan mereka yang tak kunjung membaik.

.........

Fayre menunggu suaminya datang di sofa ruang tengah. Tiba-tiba suaminya datang terlihat begitu kelelahan.

"Sayang, lelah ya?" Ucap Fayre menghampiri Al sambil mengusap pipi suaminya itu.

Al tersenyum dan langsung pergi menuju kamarnya.

"Hmm Sayang, aku siapkan makan malam ya?".

"Iya".

Fayre tetap tersenyum meski suaminya tidak menerima sambutannya dengan baik. Fayre terus menelan ludah menguatkan diri agar tidak menangis, ia menata makan malam suaminya dimeja makan dengan penuh cinta.

Fayre berjalan kekamarnya "Sayang makan malamnya sudah siap".

"Ba..baik".

Mendengar suaminya seperti sedang kesakitan ia langsung bergegas menyusulnya kekamar mandi "Sayang? Apa kamu baik-baik saja?".

Six Years ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang