Villa

584 35 17
                                    

"Nah ini obat pereda nyeri, ini untuk sesak napas, ini kondom catheter-nya, pagi dan malam harus diganti" jelas Mas Agus memperlihatkan alat dan obat-obatan yang dimasukan kedalam ransel pada Fayre.

"Come on, saya bisa melakukannya sendiri" protes Al.

"Baik tuan, just in case tuan kesulitan.. Fayre harus membantunya, ingat tangan kalian dan alat kemaluan harus sudah bersih" ucap Mas Agus.

"Ah kita tau itu" komentar Al mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Sstt kak, I'm a professional" ucap Fayre yang masih fokus memperhatikan mas Agus.

Setelah mendengarkan penjelasan yang Mas Agus berikan dan mengemas semua barang yang akan dibawa, mereka pun pergi menuju parkiran. Terdapat Pelayan yang membawa dua ransel dan mas Agus yang sedang mendorong Al.

"Kamu ingat pernah bilang ingin mengendarai my porsche?" Tanya Al pada Fayre yang sedang berjalan disampingnya.

"Yaa? Kakak masih ingat rupanya".

"Pakailah hari ini untuk ke villa".

"Hah serius?" Tanya Fayre mulai bersemangat.

Al mengangguk sambil tersenyum.

"Yeay!!" Fayre mengangkat kedua tangan pacarnya itu penuh kegirangan.

"Oh ya by the way ko kakak bisa dapat villa sebagus itu? I mean aku cek villa di bandung akhir-akhir ini selalu full booked bahkan banyak yang sampai akhir bulan".

"I'ts my villa sayang".

"Ah... baiklah" Fayre mulai terbiasa dengan kejutan yang Al berikan soal kekayaannya.

"Wait kak, kursi roda kakak tidak muat disini" komentar Fayre tepat setelah melihat mobil Porsche milik Al.

"Kakak memang tidak berniat membawanya, karena di villa ada".

"Ah saat keluar beli jajanan kakak tidak masalah menunggu di mobil?" Tanya Fayre cemas.

"Ya.. kakak akan menunggumu di mobil".

"Baik kalau begitu".

"Gus, kali ini jangan ikuti saya lagi dari belakang okay? İm with her anyway" peringat Al setelah melihat Mas Agus yang terlihat begitu khawatir.

"Baik karena tuan bersama mbak Fayre, saya tidak akan terlalu khawatir".

"Bagus".

Malam sebelumnya Fayre mengatakan pada Al bahwa ia ingin menikmati perjalanan ini hanya dengan Al seorang. Awalnya Al ragu dan merasa tidak enak pada Fayre, namun karena ini adalah keinginannya, Al tidak bisa berbuat banyak.

"Kita berangkat sekarang kak?".

"Lets go".

Fayre pun mulai mengendarai mobil Porsche milik pacarnya itu dengan penuh semangat.

"Bagaimana?" Tanya Al sambil memperhatikan pacarnya yang sedang mengendarai Porsche miliknya.

"Aku suka, ini salah satu mobil impianku".

"Nanti saat kamu menjadi istri kakak, mobil ini juga akan menjadi milikmu" goda Al.

"Ah kakak" Fayre tersipu malu setelah mendengar ucapan pacarnya itu.

Mereka terlihat begitu menikmati perjalanan saat ini, perjalanan yang dipenuhi dengan obrolan ringan dan juga tawa. Dipertengahan perjalan mereka berhenti disalah satu mini market.

"Kakak tunggu bentar disini ya?".

Al mengangguk dan menunggunya di mobil. Tidak lebih dari lima menit Fayre kembali kedalam mobil dengan satu kantung belanjaan yang penuh dengan cemilan.

Six Years ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang