End

627 43 21
                                    

"Ayah, bolehkah aku mengendarai motor hari ini?" Tanya Aleric sambil memperlihatkan kunci motor Ducati miliknya.

"Ayah tidak ingin terlihat seperti mengekangmu, tapi ayah selalu khawatir saat kakak mengendarai motor" jawab Al sambil berusaha pindah dari kursi rodanya menuju kursi meja makan.

Dengan sigap Aleric berlari menghampiri ayahnya lalu membantunya duduk "ayah.. umur kakak sudah dua pulun tahun, jangan khawatir kakak akan berhati-hati".

Al terdiam sambil menatap anak laki-lakinya itu, Aleric hanya tersenyum ikut menatap ayahnya penuh harap. Al menghembuskan napas lalu mengangguk,  "baiklah baiklah, ingat hati-hati ya".

"Baik ayah!" Aleric tersenyum lalu duduk disebelah ayahnya.

"Loh Aleena mana?" Tanya Ayah menyadari anak perempuannya yang belum menunjukan batang hidungnya.

"Biasa makeup.. catokan.." jawab Aleric malas.

"Aleena sayang.. ayo sarapan" panggil Fayre.

Terdengar suara hentakan kaki yang sedang terburu-buru dari atas, Aleena berlari menuruni tangga sambil memasukan buku kedalam tasnya.

"Aleena! Jangan berlari-lari seperti itu, nanti kamu jatuh" tegur Al.

Aleena langsung memperlambat langkahnya dan berjalan santai menuruni tangga "maaf ayah" ucapnya yang langsung memeluk ayahnya dari belakang.

"Cantik sekali, kamu sudah pandai bermake-up ya rupanya.." puji ayah sambil memperhatikan wajah cantik anak perempuannya.

"Udah punya pacar kali yah" komentar Aleric.

"Kakak mah mancing-mancing masalah!"  Komentar Aleena dengan wajahnya yang bete. Aleric hanya tertawa melihat adiknya yang terlihat begitu kesal.

"Adik kalau punya pacar harus bilang ayah ya? ayah harus memastikan laki-laki seperti apa dia".

"Tuh kan ayah jadi bahas, gara-gara kamu nih" ucap Aleena kesal sambil memukul lengan kakaknya. Aleric langsung bangkit untuk menghindar sambil menjulurkan lidahnya.

"Adik dengar?" Tanya ayah memastikan.

"Iya ayah, lagipula sekarang aku benar-benar tidak punya pacar" jawab Aleena.

"Karena adik anak perempuan, ayah dan bunda jadi harus lebih waspada terutama adik yang harus lebih pandai menjaga diri" Ucap Fayre.

"Iyaa bundaku, adek mengerti" jawab Aleena.

"Anak pintar" ucap Fayre sambil mencubit pipi Aleena.

"Oh ya ayah, kapan ayah pergi ke China?" Tanya Aleric tiba-tiba.

"Hmm masih lama sayang, ada apa?."

"Kapan tepatnya?".

"Kalau tidak salah sekitar tiga minggu lagi, tunggu.. Gus? Jadwal saya ke China kapan ya?" Tanya Al pada Mas Agus untuk memastikan.

"Tanggal 20-25 tuan".

"Nah itu, tanggal 20-25".

"Ah begitu" Aleric terlihat begitu kecewa.

"Ada apa sayang?" Tanya Fayre.

"Aku harap semuanya bisa datang melihat pertandingan finalku nanti" jawab Aleric.

"Kenapa kamu terlihat begitu kecewa? Tentu saja ayah akan datang".

"Tapikan pada saat itu ayah masih berada di china" ucap Aleric dengan nada kecewa.

"Tidak, ayah akan berusaha untuk datang. Gus! Tanggal 25 apakah masih ada rapat?" Tanya Al lagi pada mas Agus.

"Terakhir rapat pada tanggal 24 sampai pukul sepuluh malam tuan, kita pulang tanggal 25 just in case tuan ingin berisitirahat sejenak sebelum pulang ke Indonesia" jelas Mas Agus.

Six Years ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang