Butterfly

631 14 0
                                    

Zara menggigit bibir bawahnya sebagai usaha untuk meredam suara menggelikan yang terus keluar akibat hentakan yang Sean berikan di bawah sana. Kepalanya pusing sementara Sean terus menyodorkan diri ke dalam miliknya yang tidak berhenti berkedut.

"Argh!! Zara kau membuatku gila!" Lenguhan Sean di telinga Zara membuatnya merinding.

Zara pasti sudah kehilangan akal sehat ketika secara sadar menyerahkan tubuhnya pada Sean malam ini. Benar, ia melakukannya secara sadar. Dirinya menyerah saat pria yang masih terus menumbuk pusat tubuhnya itu menyiksanya dengan godaan-godaan yang tidak mampu Zara tolak.

Ia juga tidak mengerti bagaimana tubuhnya bisa bereaksi seperti itu. Tubuhnya berkhianat dan justru mendamba sentuhan Sean ketika logikanya mencoba untuk memberi peringatan. Zara telah jatuh pada godaan sang iblis.

"Sean!" 

Zara meringis sekaligus mengeratkan dekapannya di pundak Sean ketika pria itu menghentak tepat di titik terdalamnya. Itu sakit, tapi sekaligus nikmat dan Zara tidak tahu apakah ia ingin Sean menghentikan semua ini atau tidak.

"Sial kau meremasku, Zara!"

Zara tidak mampu lagi menahan desahannya ketika pelepasan itu datang dengan begitu hebat. Zara hancur berkeping-keping. Tubuhnya bergetar hebat dan ribuan kupu-kupu mengepakkan sayap mereka di dalam perutnya.

Sean kembali memberikan kecupan-kecupan basah pada bibirnya yang terbuka sementara kedua tangan pria itu meremas dadanya yang kini mulai terasa sakit karena terus dipermainkan.

"Seanhh.." Zara masih terengah-engah tapi Sean kembali menyiksanya.

"Terus sebut namaku." Bisik Sean di depan bibir Zara, lalu memberikan gigitan di ujung dagu sebelum bibir itu turun ke bawah.

"AKH! Sean, tolong."

Zara tidak bisa menerima sebanyak ini. Mulut Sean yang mempermainkan puncak dadanya begitu tidak masuk akal, apalagi jari-jari pria itu kembali mempermainkan pusat tubuhnya yang belum berhenti berkedut sisa pelepasan tadi. Masih terlalu sensitif di bawah sana.

"Kau milikku." Suara rendah dan tegas yang Sean keluarkan membuat Zara merinding sekaligus bergairah.

"AH SEAN! Apa yang kau lakukan?! Tidak di sana.. AKH!"

Zara melempar kepalanya ke belakang saat merasakan mulut Sean di bawah sana. Di pusat tubuhnya yang berkedut semakin parah. Walau berusaha untuk menyingkirkan kepala Sean dari sana, Zara tidak berdaya karena seluruh tulang dan otot di tubuhnya lemas seketika.

Suara decakan yang timbul dan memenuhi ruangan membuat seluruh bulu di tubuh Zara meremang. Ini keterlaluan dan seharusnya Zara tidak menikmatinya, tapi lagi-lagi tubuhnya berkhianat. Sean mempermainkan tubuh Zara dengan begitu baik.

Tidak butuh waktu lama bagi Zara untuk kembali meledak ketika mulut, lidah dan jari-jari Sean menggempur pusat tubuhnya dengan tidak manusiawi. Zara melihat kunang-kunang berputar di atas kepalanya ketika meraih puncak sekali lagi. Kali ini tubuhnya benar-benar lemas seperti jelly.

"Kau luar biasa, Zara." Wajah Sean kembali ke atas dan tatapan mereka bertemu. "Sangat responsif dan ketat."

Zara memeluk Sean ketika pria itu menggendong tubuhnya menuju tempat tidur yang sejak tadi menganggur. Apakah Sean akan melakukannya lagi? Tentu saja.

Begitu mendarat di atas kasur, Sean kembali menyatukan pusat tubuh mereka tanpa aba-aba hingga Zara melenguh keras. Tanpa menunggu pria itu memberikan hentakan dengan ritme yang membuat Zara terbang jauh. Tangan Zara hanya bisa meremas seprai di bawahnya sebagai pelampiasan karena Sean sulit dijangkau.

TOXIC (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang