Sean mengangkat tubuh ringan Zara dan menyudutkannya ke dinding sambil terus menghentak miliknya di bawah sana. Erangan dan desahan yang keluar dari bibir gadis itu disela ciuman mereka bagai melodi yang mampu membakar gairah Sean hingga ke puncak. Sudah Sean katakan, bercinta dengan Zara adalah hal paling menyenangkan.
"Argh, Zara! Kau meremasku lagi, sial!"
Milik Zara berkedut dan meremasnya dengan begitu nikmat dan Sean tahu gadis itu sudah sangat dekat, begitu pula dengan dirinya.
"Datang bersamaku." Desis Sean di telinga Zara.
Setelah tiga hentakan selanjutnya, Sean dan Zara melebur bersama. Gadis itu melenguh panjang sebelum kepalanya jatuh bersandar di bahu Sean yang kembali melangkah menuju sofa besar di dekat jendela kamarnya, membawa serta tubuh lemas Zara untuk duduk di atas pangkuannya.
Napas keduanya masih terengah-engah, debaran jantung mereka masih berpacu dan Sean masih menikmati pijatan lembut yang Zara berikan pada miliknya di bawah sana.
"Engghh."
Sean mendengar lenguhan Zara di atas pundaknya ketika ia mengecupi leher dan bahu terbuka gadis itu disertai remasan kedua tangannya di bokong Zara. Sean tentu sudah siap untuk ronde berikutnya, tapi ia masih cukup bersabar untuk tidak menggempur Zara. Gadis kecil itu masih perlu waktu untuk mengumpulkan tenaga.
"Sean, jangan lakukan itu." Zara berbisik dengan nada sensual yang membuat Sean kembali bergairah.
"Melakukan apa? Ini?" Sean menggerakkan pinggulnya di bawah sana dengan sangat perlahan sambil terus meremas bokong Zara. Miliknya di dalam gadis itu sudah sangat siap untuk permainan mereka selanjutnya.
"Ah, hentikan." Zara kembali melenguh.
Gadis itu mencoba mengangkat tubuhnya agar penyatuan mereka terlepas, tapi Sean menahan pinggul Zara dan menjatuhkan kembali tubuh mungil itu ke bawah. Memberikan satu hentakan dalam yang sukses membuat Zara mendesah.
"Lakukan seperti kemarin, Zara. Bergerak di atasku." Titah Sean.
Kedua tangannya membantu pinggul Zara untuk bergerak. Gadis itu melakukan seperti yang Sean inginkan dengan patuh. Kedua telapak tangan yang halus itu berpegangan di atas dada Sean seiring dengan gerakan di bawah sana yang semakin intens.
Sean tidak bisa berhenti menatap Zara yang bergerak di atasnya, memejamkan mata sambil menunduk dengan bibir yang terus mengeluarkan lenguhan seksi. Sial, gadis kecil ini sudah membuat Sean seperti maniak seks. Belum pernah ada di antara jejeran wanita yang pernah Sean miliki sebelumnya yang mampu membuat dirinya candu seperti yang Zara lakukan.
Melihat buah dada Zara yang bergerak di depannya, Sean langsung melahapnya. Mempermainkan puncaknya yang mengeras dengan lidah dan gigi. Mengundang desahan Zara agar semakin terdengar. Kepalanya direngkuh oleh Zara ketika Sean memberikan isapan kuat di masing-masing puncak dada gadis itu sementara gerakan di bawah sana mulai tidak teratur. Sean tahu gadis itu sudah dekat, tapi ia tidak ingin Zara datang. Belum saatnya.
"Tahan, Zara." Ucap Sean dengan napas tersengal. Ia mengambil alih dengan menahan gerakan pinggul Zara di bawah sana.
"Tidak." Zara menggeleng cepat. Gadis itu berusaha untuk bergerak lebih cepat, tapi dengan Sean yang menahan pinggulnya, Zara tidak bisa berbuat banyak. "Sean." erangnya frustasi.
Sean mendengus melihat Zara yang kalang kabut akibat gairahnya sendiri. Benar, menyiksa Zara dengan gairah lebih menyenangkan untuk dinikmati.
Merasa kedutan milik Zara di bawah sana mulai melamban, Sean menarik tengkuk gadis itu untuk mempertemukan bibir mereka dalam ciuman yang panas. Dengan mudah lidahnya menerobos masuk dan memperdalam ciuman mereka. Satu tangannya yang bebas meremas bokong Zara dan pinggulnya mulai bergerak perlahan. Merasakan bagaimana milik Zara memijat miliknya dengan begitu baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (NEW)
RomanceZara terjebak bersama Sean, pria yang sudah menghancurkan hidupnya serta keluarganya dalam sekejap mata. Pria keji itu telah membuat Zara tidak ingin hidup lagi. Namun yang lebih ironisnya adalah Zara juga tidak bisa mati tanpa ijin Sean. "Lebih bai...