This Feeling

135 3 0
                                    

Sejujurnya Zara masih merasa takut pada Sean setelah sedikit ingatannya tentang kejadian di ruang bawah tanah muncul. Itu mengerikan membayangkan bagaimana Sean secara langsung menyuruh orang lain untuk melecehkan Zara. Walaupun pria itu sudah menjelaskan bahwa hal itu akhirnya tidak benar-benar terjadi, tapi Sean tetap saja sudah dengan tega memberikan perintah seperti itu.

Zara tidak tahu mana yang harus ia percaya.

Kilasan beberapa adegan kembali melintas di kepalanya. Itu adalah dirinya yang sedang menikmati makanan bersama Sean dan dirinya yang mengucapkan terima kasih.

Zara meringis saat kepalanya tiba-tiba terasa nyeri hingga ia menjatuhkan sendok yang tadi ia genggam.

"Zara, ada apa?"

Saat Zara membuka mata, Sean sudah menatapnya dengan penuh cemas.

"Kepalamu sakit?" Sean bertanya lagi.

Apa itu tadi? Kenapa kilasan adegan tadi berbeda jauh dengan kejadian di ruang bawah tanah? Kenapa di dalam ingatannya, Zara tersenyum kepada Sean?

"Zara?"

Suara Sean yang memanggil namanya membuat Zara kembali tersadar.

"A-aku baik-baik saja."

"Kau yakin? Sebelum tidur jangan lupakan obat dan vitaminmu."

"Aku sudah selesai makan." Zara mendorong piringnya pelan. "Boleh aku kembali ke kamarku?"

"Tentu."

Mendapat persetujuan dari Sean, Zara bergegas meninggalkan ruang makan dan menuju tangga untuk ke lantai atas.

Ingatannya yang hanya sepotong-sepotong membuat Zara bingung. Sebenarnya seperti apa hubungan dirinya dengan Sean?

Saat memasuki kamarnya, Zara kembali terpaku melihat ke arah jendela yang mendapat cahaya dari sinar bulan malam ini. Kilasan adegan lain kembali terlintas di kepalanya dan itu bukan sesuatu yang biasa saja.

Zara melihat adegan panasnya bersama Sean.

"Tidak mungkin." Ia menggelengkan kepalanya sambil melangkah mundur hingga tidak sadar menabrak sesuatu.

Zara memutar badannya cepat dan menemukan Sean berdiri begitu dekat dengan tatapan heran.

"Ada apa, Zara?"

"K-kita...tidak mungkin, kan?"

Tidak mungkin dirinya mau berhubungan badan lagi dengan Sean, kan? Cukup satu kali ia melakukan kesalahan itu.

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Sean semakin bingung.

"Apa yang pernah terjadi di sini?" Zara bertanya pada Sean dengan harap-harap cemas.

"Kau... mengingat sesuatu lagi?"

"Kita melakukannya di kamar ini?"

"Ya."

Zara merinding mendengar jawaban Sean yang tanpa ragu. Ia tidak mengerti kenapa dirinya mau melakukan hal tidak pantas itu lagi dengan Sean setelah apa yang terjadi. Kenapa Zara takluk pada iblis seperti Sean?

Tapi kenapa Zara tidak merasakan intimidasi atau ketakutan di dalam ingatannya saat kejadian itu berlangsung? Zara merasa semua itu terjadi dengan persetujuan darinya juga dan hal itu yang berusaha Zara bantah. Bagaimana mungkin dirinya malah menikmati perlakuan Sean pada tubuhnya? Itu bukan hal yang benar, kan?

Zara rasanya ingin menyalahkan Sean atas apa yang sudah mereka lakukan, tapi jika ternyata dirinya juga menikmati, bagaimana ia bisa menghadapi Sean ke depannya? Ia tidak memiliki wajah untuk itu.

TOXIC (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang