Her Body Remembers

146 7 0
                                    

Sean tidak memungkiri bahwa dirinya merindukan Zara, tapi gadis itu pasti tidak menginginkannya, kan? Memaksa pun Sean tidak bisa melakukannya lagi. Yang ia inginkan adalah Zara bisa menerimanya dengan sukarela.

Namun hal ini sangat baru bagi Sean. Ia tidak mengerti apa pun soal merebut hati seorang gadis. Ditambah lagi, hubungan yang terjalin di antara mereka berdua sebelumnya bukanlah sesuatu yang baik. Jadi bagaimana agar Sean bisa membuat Zara menyukainya?

Sepanjang sisa hari, Sean yang masih terbayang penampilan Zara siang tadi memilih untuk menjaga jarak. Ia hanya bertemu Zara saat jam makan siang dan makan malam tadi. Selebihnya ia menyibukan diri di ruang kerjanya dan itu cukup berhasil. Diliriknya jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Zara pasti sudah tertidur, kan?

Keluar dari ruang kerjanya, Sean memutuskan untuk menghampiri kamar Zara lebih dulu. Hanya untuk memastikan bahwa gadis itu sudah benar-benar tidur. Tidak. Sebenarnya Sean merindukan Zara dan ingin melihat wajahnya sebelum ia tidur.

Ternyata berbuat baik menghabiskan begitu banyak kesabaran.

Ketika membuka pintu kamar Zara, Sean menemukan suasana yang sepi serta lampu di ruangan itu sudah redup. Hanya ada pantulan sinar bulan dari luar. Zara sudah tertidur lelap di atas ranjang dengan dibalut selimut tebal.

Begini lebih baik. Jika Zara masih terjaga, Sean mungkin tidak akan bisa menahan diri.

Masuk dengan langkah perlahan mendekati ranjang gadis itu, Sean duduk di tepinya sambil memperhatikan wajah damai Zara. Di dalam mimpi gadis itu tidak mungkin ada Sean.

Entah sejak kapan gadis itu menyelinap masuk ke dalam hatinya, tapi Sean menyadari satu hal. Ia sudah tertarik pada Zara sejak pertama kali melihat foto gadis itu. Sean menyukai semua yang ada pada Zara. Tatapannya, suaranya dan bibir merah muda itu...

Sean menunduk untuk mengecup bibir yang sudah lama ia rindukan. Hanya kecupan, Sean berjanji. Setelah itu ia akan segera kembali ke kamarnya. Namun saat ia hendak menarik diri, Zara membuka kedua matanya dan membuat Sean terpaku.

Apa gadis itu tahu bahwa Sean baru saja mencuri sebuah ciuman darinya?

"Zara.."

Sean pikir Zara akan mencaci-maki dirinya atas apa yang baru saja ia lakukan, tapi itu tidak terjadi. Gadis itu kembali memejamkan kedua matanya seolah memberi ijin pada Sean yang tentu tidak akan ia sia-siakan.

Sean kembali memberikan kecupan-kecupan pada bibir merona itu yang disambut dengan baik. Zara bahkan meletakkan kedua tangannya di pundak Sean. Dalam sekejap Sean sudah berada di atas tubuh mungil itu. Membuka selimut yang menutupi tubuh Zara yang hanya mengenakan selembar kain tipis.

Mencecap kembali bibir manis Zara membuat akal sehat Sean menghilang. Zara adalah candu yang tidak akan pernah bosan Sean inginkan.

"Nghh.."

Lenguhan dari Zara terdengar ketika Sean mengelus puncak dada gadis itu dari balik kain tipis. Dengan lembut jarinya menurunkan tali di pundak Zara, memperlihatkan apa yang tadi tersembunyi di balik kain itu.

"H-hentikanhh.."

Sean menghentikan gerakannya saat satu tangan Zara mencoba mencegah. Kedua mata Sean kembali ke atas, menatap wajah Zara yang merona dengan tatapan sayu. Sean tahu Zara juga sama bergairah seperti dirinya.

"Ingin aku berhenti?" Sean mengecupi pundak dan leher Zara yang terbuka. Menggoda dengan lembut agar Zara terbuai.

"Jangan.."

"Kau yakin, Zara? Karena tubuhmu menginginkan sebaliknya." Sean tidak berhenti membujuk menyadari gadis itu meremang di bawah sentuhannya.

"Tidak..hh."

TOXIC (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang