Berusaha memfokuskan pandangannya, Zara mengerjap beberapa kali hingga penglihatannya jernih. Ia melihat langit-langit kamar yang tidak asing dan ketika menoleh ke samping, ia menemukan wajah Leon yang terlihat cemas.
"Zara, kau sudah sadar?"
"Apa yang terjadi?" Zara tidak ingat apa-apa.
"Kau pingsan secara tiba-tiba saat akan pergi."
"Oh, maafkan aku. Aku merepotkanmu lagi." Zara berusaha duduk walau kepalanya masih sedikit berputar.
"Kurasa kau sebaiknya tetap di sini, Zara." Ucap Leon. "Anak buahku baru saja memberi kabar bahwa Sean sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mencarimu. Mereka membuat selebaran yang menampilkan wajahmu."
"Apa?!" Zara tentu terkejut bukan main. Itu artinya semua orang akan mengenalinya jika Zara pergi ke luar.
"Dan yang lebih parah lagi, mereka menyebutmu sebagai pelaku percobaan pembunuhan."
"Apa?!" Lagi-lagi Zara dikejutkan dengan hal yang tidak masuk akal.
Benarkah Sean melakukan itu? Menyebut dirinya sebagai pelaku percobaan pembunuhan padahal Zara lah yang hampir kehilangan nyawa karena ulah pria itu. Sean benar-benar tidak punya hati.
"Kau bisa lihat sendiri."
Leon menyodorkan selembar kertas yang dilipat dan ketika Zara membukanya, tubuhnya lemas seketika. Di kertas itu terpampang wajah Zara dengan tulisan "Dicari Pelaku Percobaan Pembunuhan"
"Tidak, ini tidak benar." Zara menggelengkan kepalanya sambil menangis. Hidupnya lebih baik berakhir jika keadaannya seperti ini.
Bagaimana Zara bisa memulai hidup baru dengan tenang jika semua orang kini menganggapnya sebagai seorang penjahat?
"Maaf aku harus memberitahu hal ini padamu, Zara, tapi kau tidak memiliki pilihan lain selain bersembunyi di sini."
Zara menunduk sambil terisak. Sean rupanya tidak akan pernah berhenti untuk menghancurkan hidup Zara. Pria itu benar-benar iblis.
Tanpa Zara sadari, ada sebuah senyum penuh kemenangan yang Leon tampilkan walau diam-diam.
***
"Tidak ada pergerakan yang mencurigakan di kediaman Leon, Bos. Kondisi di sana berjalan seperti biasa. Tidak ada penjagaan ketat atau penambahan personil keamanan."
Sean mendengarkan dengan seksama informasi yang John berikan. Sampai saat ini mereka masih belum bisa menemukan keberadaan Zara walaupun pihak kepolisian sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian diam-diam. Sean tidak menyebarkan selebaran yang menunjukkan wajah Zara kepada masyarakat umum walau polisi sudah menyarankan. Menurut Sean publik tidak perlu mengetahui tentang kabar hilangnya Zara. Cukup kepolisian dan seluruh anak buah Sean yang mencari.
"Aku mau kau tetap mengawasi kediamannya." Titah Sean yang langsung dibalas anggukan kepala oleh John.
Walau belum mendapat bukti yang jelas, Sean yakin ada yang aneh. Ditambah lagi jika mengingat perilaku Leon di hari acara pacuan kuda. Untuk apa Leon datang ke acara tersebut secara diam-diam dan hanya sebentar?
Dan jika Zara benar-benar ada di tangan Leon, Sean harus secepatnya melakukan sesuatu untuk merebut Zara kembali. Gadis itu bisa pergi ke mana pun dan dengan siapa pun, asal bukan Leon.
***
"Zara, apa yang kau lakukan?"
Zara menoleh ketika mendengar suara Leon dan menghentikan kegiatannya yang sedang menyiram tanaman.
"Kenapa kau tidak beristirahat?" Leon kembali bertanya ketika mereka saling berhadapan.
"Aku sudah baik-baik saja. Aku melihat tanamanmu dari jendela kamar. Mereka butuh air." Zara menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (NEW)
RomanceZara terjebak bersama Sean, pria yang sudah menghancurkan hidupnya serta keluarganya dalam sekejap mata. Pria keji itu telah membuat Zara tidak ingin hidup lagi. Namun yang lebih ironisnya adalah Zara juga tidak bisa mati tanpa ijin Sean. "Lebih bai...