Mungkin kenangan bisa saja membuatmu hancur. Terjebak di dalamnya dan sulit untuk keluar. Namun, jangan biarkan orang baru hanya berhenti di depan pintu hatimu tanpa boleh mengetuk untuk izin masuk.~
Cinta itu seperti apa menurutmu?
"Berbagi bahagia tanpa rasa bersalah dan terbuka tanpa ada yang di tutupi. Menyayangi dengan ikhlas tanpa imbalan apapun."
Begitulah cinta bagiku. Karena mungkin banyak sekali kebohongan dan kecewa yang di cipta, namun mengatasnamakan cinta. Tidak ada satu pun manusia yang ingin mencintai dengan rasa kecewa dan terluka.
"Nanti Anggara jemput, ya."
"Bukan nya hari ini libur latihan voli?"
"Iya, mau jemput kamu aja."
Hari ini, Anggara menjemput ku, padahal tidak ada latihan voli di sekolah. Nggak tahu kenapa.
"Yuk?"
"Yuk."
"Makasih ya, udah jemput."
Sampai di rumah ku, Anggara turun dan duduk sebentar. Cerita apa ya? Aku lupa.
Selama pacaran, aku dan Anggara lebih sering bertemu ketika di sekolah. Dia datang ke rumahku untuk apel hanya seminggu dua kali. Tapi begitu pun, aku bahagia. Senang bisa berbagi cerita dengannya.
Dulu juga, Anggara suka sekali lewat di depan kelas ku. Atau duduk di bangku pinggir lapangan voli dan melirik aku yang sedang ada di dalam kelas, lalu kami bertatap dan tertawa kecil. Lucu sekali, hal seperti itu mampu menciptakan bahagia yang luar biasa.
Aku lupa, apa yang kami bicarakan waktu itu di pinggir lapangan saat aku menunggunya selesai latihan. Tapi setiap perkataannya, berhasil membuatku tertawa.
Dia tidak hanya mampu membuatku seperti manusia yang paling bahagia di dunia, tapi juga sangat mampu membuatku seperti manusia yang paling terluka.
Di tahun kedua hubungan kami, yang pastinya putus nyambung dan nggak mudah untuk di lewati. Aku dan Anggara putus untuk kesekian kalinya. Dan kali ini karena Perempuan.
Namanya Bella, perempuan yang menggantikan posisi ku untuk di bahagiakan oleh Anggara.
Ternyata, manusia yang ku sayangi, bukan lagi satu-satunya milik ku. Di saat aku benar-benar takut kehilangan nya. Di saat dunia ku sudah di kuasainya. Di saat itu dia pergi bersama semua kebahagiaan, dan hanya menyisakan luka membekas.
Aku langsung menanyakan kebenaran tentang Anggara yang dekat dengan Bella. Dan ya, memang benar. Bahkan Anggara sudah pacaran dengan Bella sebelum mengakhiri hubungannya dengan ku.
"Kamu ada hubungan apa sama Bella?" tanya ku.
Sejak saat itu, aku yakin bahwa Anggara bukan lagi sumber kebahagiaan untuk ku.
Banyak hal yang aku temukan bersamanya, dan kebanyakan adalah luka.
Setelah kejadian itu, aku dan Anggara berjarak. Anggara sibuk dengan Bella, dan aku berusaha mencari kesibukan. Alasan nya simple. Supaya aku nggak ingat sama Anggara lagi.
Sebenarnya, hubungan ku dengan Anggara tidak seperti mereka yang pacaran pada umumnya. Aku dan Anggara sering putus nyambung selama enam tahun bersama. Bisa di bilang selama enam tahun, mungkin pacarannya hanya dua tahun.
Sisanya hanya dekat, saling cemburu, saling melarang, saling ego, tanpa status yang jelas. Dan kita bertahan sampai enam tahun dengan segala perasaan yang campur aduk. Tapi begitu-pun, aku menyayangi nya, walau ketika menjauh dan aku dekat dengan lelaki lain.
Aku akui, Anggara adalah lelaki yang perhatian juga romantis. Tapi, perempuan mana yang rela jika dia berlaku seperti itu dengan perempuan lain?
Menurutmu, apa aku bodoh? Bertahan dalam hubungan seperti itu? Hubungan yang di dalamnya hanya ada dua manusia yang ingin berpisah namun tidak mau saling melepaskan. Bertahan, namun tidak dalam kebahagiaan.
Sebulan saling membahagiakan, lalu empat bulan nya menghilang tak berjejak. Datang kembali, bertemu dan bertengkar lalu menjauh. Lagi dan lagi.
Tapi kami bertahan sampai enam tahun terakhir. Hebat, atau bodoh?
Namun, begitu pun, aku tidak ingin menyesali apa yang sudah terlewat. Kami pernah sama-sama bahagia walaupun hanya per sekian detik.
Lalu kemudian, kebahagiaan lain datang menghampiri ku. Dewa.
Teman sekelas ku yang ternyata sudah lama memperhatikan ku. Aku tidak cukup dekat dengan Dewa, tapi dia lelaki yang baik. Tidak pernah menyakiti ku sama sekali seperti Anggara.
Setelah empat bulan berlalu, Dewa berhasil mengambil hati ku dengan sikap pengertian nya.
Dia tahu, bagaimana hubungan ku dengan Anggara sebelumnya, namun dia mau menerima aku yang belum bisa lupa dengan Anggara."Ca, aku mau ngomong. Bisa bicara sebentar?" tanya Dewa.
"Mau ngomongin apa?"
Cuaca saat itu cukup panas, rasa nya aku ingin cepat-cepat ke kantin untuk beli es lilin. Tapi, harus mendengarkan Dewa dulu.
"Aku tau, kamu mungkin belum bisa lupa sama dia. Tapi, aku mau coba untuk bahagiain kamu, Ca."
"Maksud kamu?"
"Aku mau jaga kamu, kalau boleh juga, aku mau kita punya hubungan."
...
"Pacaran. Apa kamu mau?"
"Hmmm, kasih aku waktu ya, Wa. Masih berat rasanya. Aku beli es dulu."
Jujur saat itu memang berat untuk menerima orang baru dalam hidup ku, aku fikir hanya dengan menyibukkan diri, aku bisa lupa dengan Anggara. Tapi aku lupa, kalau aku sudah terbiasa dengan adanya perlakuan romantis dan perhatian darinya.
Aku mencoba menerima Dewa dengan hati yang belum sepenuhnya bisa melupakan Anggara. Aku ingin mencoba, dan menurutku nggak ada salahnya untuk memberi kesempatan bagi orang baru untuk memperbaiki perasaan mu yang hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH UNTUK ANGGARA (TAMAT)
Short StoryIni cerita tentang Caca yang ingin mengingat kembali kisah asmaranya dengan Anggara yang sudah lama sekali. Karena bagi Caca, segala kenangan harus di abadikan dengan sebaik mungkin, untuk di ingat sebagai pelajaran.