"Nih, katanya kalau makan cokelat, bisa buat mood bagus loh!" ucap Dewa sambil menyodorkan beberapa bungkus cokelat dari tangannya.
Aku menatapnya kaget, "tapi ini banyak banget!"
"Makan aja sepuas kamu, biar mood kamu bagus lagi." ucapnya sambil tersenyum dan duduk di samping ku.
Ternyata, Dewa juga bisa romantis ya.
Aku tersenyum, "makasih ya."
"Eh apa tuh, Ca? Kok mencurigakan?" ucap Dera, teman dekatku.
"Kamu nih, liat aja, ambil tuh cokelat dari Dewa, satu aja tapi ya, hehe."
"Dih baik bener dia. Kok tiba-tiba? Ada apaan?"
"Kepo kamu."
Hari-hari ku menjadi berarti kembali berkat Dewa. Dia datang di saat yang tepat. Bahkan lebih baik di bandingkan Anggara.
Mungkin aku bisa kembali bahagia bersama jiwa baru dan menyimpan kenangan dengan jiwa lama.
"Aku mau ajak kamu pergi, kamu mau?"
"Kemana?"
"Minggu pagi aku jemput ya, kamu siap-siap."
Dan kamu tahu Dewa mengajakku kemana?
*
"Jangan buka mata dulu, tunggu ya, sebentar lagi sampai."
Selama perjalanan, Dewa menutup mata ku. Aku hanya diperbolehkan duduk manis di sampingnya.
"Kita mau kemana?"
Lalu kami berjalan dan berhenti, perlahan Dewa membuka penutup mata ku.
Sekarang kami berada di taman yang di penuhi dengan banyak sekali bunga dengan berbagai jenis dan warna. Tidak lupa burung dan kupu-kupu yang indah.
Aku melihat sekeliling dan berhenti di mata Dewa.
Aku menatap nya."Kamu suka?" tanyanya sambil tersenyum.
Wajah tulusnya membuat ku jatuh cinta kepadanya. Entah benar cinta atau hanya terbawa suasana. Namun ketika dia melihatku dengan senyuman nya. Aku terhanyut.
Aku mengangguk, "Kenapa ajak aku ke sini?"
"Ca, aku yakin perasaan kamu bisa berubah menjadi secantik bunga seluas taman ini."
"Aku percaya, suatu saat nanti kamu bisa jatuh cinta sama aku, kamu bisa rasain apa yang aku rasain ke kamu."
...
"Wa, kamu tau dari awal, nggak gampang bagi aku ngelupain dia secepat itu. Kamu tau kenyataan nya, kalau mungkin aku masih terjebak di dalam kenangan itu."
"Tapi kenapa? Kenapa kamu malah milih buat bareng sama aku? Kenapa kamu milih buat jatuh ke lubang yang sama, sama aku?"
"Wa, kamu itu terlalu baik buat aku, dan aku terlalu jahat buat kamu. Untuk apa kamu berusaha sekeras ini?"
...
"Ca, aku sayang sama kamu dan mau bantu kamu."
"Aku mau jadi pelindung kamu dan buat kamu bahagia."
"Apapun itu, aku nggak mau kamu ngelewatin semuanya sendirian."
Dewa meraih tangan ku dan menatap ku dalam, "aku, nggak akan biarin kamu sendirian. Aku akan selalu ada buat kamu sampai kamu bisa nerima aku sepenuhnya di hati kamu."
"Sampai waktunya tiba, aku akan nunggu selama apapun, Ca. Karena aku sayang tanpa alasan."
"Jadi, mulai sekarang, aku mau kamu bisa buka hati kamu untuk aku masuk."
Walaupun sudah berjalan dua bulan, aku masih belum bisa menerima Dewa sepenuhnya. Nggak tahu kenapa. Padahal aku dengar, Anggara sangat bahagia dengan Bella.
Mungkin begitu rasanya cinta yang tulus.
"Makasih ya, udah ajak aku ke taman hari ini."
"Maaf juga."
"Karena belum bisa nerima kamu sepenuhnya, bahkan kamu bisa lihat itu."
"Nggak apa-apa. Pelan-pelan aja. Aku yakin suatu saat nanti kita bisa saling membahagiakan."
Hebat ya Dewa, masih mau bersama ku yang masih sangat sulit melupakan Anggara.
Tapi jujur, aku menerima Dewa hanya untuk pelarian waktu itu, bukan karena benar cinta. Karena nyata nya aku juga sedang berusaha keras menerimanya, memaksa diri ku untuk mencintai Dewa. Tapi, tetap, Anggara yang masih jadi pemenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH UNTUK ANGGARA (TAMAT)
Short StoryIni cerita tentang Caca yang ingin mengingat kembali kisah asmaranya dengan Anggara yang sudah lama sekali. Karena bagi Caca, segala kenangan harus di abadikan dengan sebaik mungkin, untuk di ingat sebagai pelajaran.