07|jawaban

34.7K 1.7K 11
                                    

Happy reading

♡♡♡

"Kemana saja kamu zelina varelia alfedro? puas jalan jalan bersama lelaki itu?."

Deg

Fiks lebih nyeremin ini dari pada mba kunti~batin zee

Xavier duduk di salah satu sofa dengan tatapan tajam dan aura di sekitar yang tiba tiba suram.

Zee terdiam di tempat, sungguh rasanya ia bahkan tak bisa menggerakan jari kelingkingnya saking takutnya dengan tatapan tajam dan penuh intimidasi itu.

"I-itu anu it-tu t-tadi a-ku i-tu

"Bicaralah yang benar atau aku tidak segan segan merobek mulutmu." ancam xavier

Glek

Zee menelan ludahnya mendengar ancaman mematikan xavier.
Sial!! Bila seperti ini bisa bisa ia jadi gagap beneran.

"I-itu tadi aku akan pulang tapi taxi online ku tidak datang datang berakhir aku menunggu di halte bus, dan tak terasa hujan turun membuat aku tambah tak bisa pulang dan beruntungnya ada kenzio, dia menawarkan untuk mengantarku pulang dan aku setuju, beruntungnya aku bisa bertemu dengannya jadi aku bisa pulang." ucap zee panjang kali lebar.

"Oh..kau merasa beruntung bertemu dengan pria itu?." xavier berucap dingin dan dengan tatapan yang seperti ingin mengulitinya.

Anjirr salah lagi aja gue~batin zee

"Ma-maksudku kalau tak ada kenzio aku tak bisa pulang, yaa m-makanya ku bilang beruntung bertemu dengannya yaa seperti itu, hehe." Zee samakin gelagapan kala Xavier melihatnya penuh selidik.

"A-aku sangat mengantuk, aku akan tidur terlebih dahulu." ucap zee dan berlalu dari sana dengan detak jantung yang tak karuan merasa seseorang menatapnya dari belakang.

"Zelina." panggil xavier

Apaan lagi sih anjing!! gue cape~batin zee tersiksa

Zee berbalik dan menatap ke arah suaminya itu dengan senyum paksa.

"Apa?" tanya nya mencoba sabar.

"Kau ingin ke kamar?" tanya xavier, dan berjalan ke arah Zee.

Zee memutar bola matanya malas.
"Yaa ia lah kalau orang tidur kan di kamar yaa kali di dapur." ucap malas zee.

"Tapi sepertinya kau akan tidur di dapur, buktinya kau berjalan ke arah dapur, bukan ke kamarmu yang berada di lantai atas." ucap xavier, membuat Zee bersiap menepuk dahinya.

Namun sebelum tangan lentik itu menyentuh dahinya sebuah tangan besar menghentikannya.

"Jangan memukulnya kau bisa membuatnya memerah." ucap xavier masih dengan nada datar.

Pipi Zee merona oleh perlakuan manis suaminya itu.
"Ah.. iy-iya aku akan minum terlebih dahulu ke dapur dan setelah itu ke kamar, yaa seperti itu hehe." cengengesnya yang di angguki Xavier.

"Pergilah." ucap Xavier melepaskan tangan Zee dan berlalu dari sana ke dalam kamarnya.

Zee menghela nafasnya dan berjalan ke arah dapur, ia jadi lapar sekarang sepertinya makan bukanlah pilihan yang buruk, pikir Zee.

VIENA {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang