Mai atau Aira?

304 12 0
                                    

"Siapa wanita itu, aku ingin bertemu dengannya.."

Kata-kata Arkan adalah sebuah perintah bagi sahabatnya ini untuk mencari tahu keberadaan wanita tersebut. Berikut dengan identitas lengkapnya.

Brian salah terka, dia mengatakan semua yang terjadi pada Arkan semalam berharap dia tak mengulanginya lagi. Dan melupakan pertemuan nya dengan wanita yang tak ia ketahui identitasnya.

Bukannya malah menambah kesibukan dirinya dengan mencari informasi tentang wanita tersebut. Seorang wanita yang tak ia ketahui namanya, dan wajahnya pun hanya sekilas saja yang teringat di otaknya.

"Hah.. kenapa aku sial sih akhir-akhir ini.." ucap Brian ngedumel sendiri, saat ia mencoba mencari informasi tentang wanita yang semalam bersama Arkan.

Untung saja ia berlangganan di club tersebut hingga ia bisa bertanya tentang seluk beluk wanita tersebut dengan wanita-wanita yang sering tidur bersamanya.

Brian mencari keberadaan Jessi. Jessi adalah salah satu pekerja club disana. Ia seorang wanita cantik yang paling terkenal disana, karena jasa service ranjangnya selalu memuaskan pelanggan.

"Ada apa kau mencariku Brian?" Tanya Jessi yang mengenal baik Brian, karena dia juga salah satu pelanggan tetap Jessi.

"Hm, aku mau tanya sesuatu padamu honey." Rayu Brian sambil memeluk tubuh seksi Jessi.

"Kamu butuh aku, cuma untuk tanya?" Jessi tampak kesal dengan pertanyaan Brian.

Bagaimana tidak, tadi ia sudah rela membatalkan janji bertemu pelanggannya yang kaya raya hanya demi Brian.

Sekarang setelah bertemu Brian, ternyata dia hanyalah tempat untuk bertanya, yang benar saja..

"Honey, bukan begitu.. baiklah aku bayar kamu di setiap pertanyaan aku.. mau kan?"

Brian tahu dengan iming-iming uang, Jessi pasti mau. Itu menurut dugaan Brian, tapi lain halnya dengan Jessi.

Ia tahu dirinya hanyalah wanita kotor, tapi.. memiliki perasaan kepada seseorang apakah salah?

Apalagi laki-laki ini adalah pelanggan tetap nya sendiri yang sering meminta jasa dirinya untuk memuaskannya di ranjang.

"Lebih baik aku menemui Dannis, daripada kamu.." ucap Jessi mulai emosi, ia melepas pelukan Brian dengan kasar lalu melangkah meninggalkan pria itu dengan penuh pertimbangan.

Brian tampak diam saja, ia berpikir terlebih dahulu, lalu ia pun berlari mengejar Jessi yang telah pergi menjauh.

Kemudian, tanpa banyak bicara Brian membopong tubuh Jessi, lalu membawanya masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil Jessi tampak cemberut, tak banyak bicara seperti biasanya. Ia hanya menatap kearah jalanan yang masih ramai berlalu lalang. Apalagi saat ini masih jam perjalanan arus balik bagi para pekerja.

"Jes, kamu kenapa sih..? Aku minta maaf sayang. Aku tahu aku salah, karena aku tak pernah mengerti perasaan kamu."

"Tapi saat ini aku begitu butuh sekali informasi itu saat ini. Bos ku bisa marah jika aku tak mendapatkan informasi tentang dia."

Ucap Brian lembut, ia tahu kesalahannya. Jessi selalu menggunakan perasaannya jika bertemu dengan Brian.

Ia mencoba merayu Jessi yang sedang mengambek, tak ingin bicara dengannya.

"Jes, sayang.. please jangan diam gini dong?" Tanya Brian dengan tetap mengemudi sambil sesekali melihat kearah Jessi dan jalanan.

"Hm.."

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Jessi yang masih begitu ketus, tanpa satupun menjawab pertanyaan Brian.

Tapi dia malah balik melempar pertanyaan pada pria yang masih sibuk dengan kemudinya.

Terjebak Cinta Duda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang