Sebuah sumpah serapah yang dilontarkan Brian kepada Arkan. Menurut Brian, tidak mungkin gadis culun seperti Humaira bisa menjadi wanita cantik yang ia lihat di club tersebut.
Untuk sekedar melihatnya saja ia sudah enek dan ingin cepat-cepat segera pergi dari tempat itu. Apalagi ini, ia malah disuruh mengikuti gadis itu kemanapun ia berada.
"Hah, Arkan kamu sudah membuatku emosi. Bagaimana mungkin gadis culun itu bisa jadi gadis cantik seperti tadi malam."
Brian mulai mengacak-acak rambutnya sendiri, ia tak habis pikir dengan jalan pemikiran bosnya kali ini. Ia seolah begitu gigih ingin mencari informasi tentang gadis cupu itu.
"Kenapa dia menyuruhku mengikutinya segala? Ih.. untuk sekedar melihatnya saja, aku sudah jijik. A.. ku gak ma.. u."
Ungkap Brian ngedumel sendiri, lalu ia mulai menjalankan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
Brian mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya, "aku pergi dari tempat kumuh itu."
***
Arkan masih berkutat dengan pekerjaannya di kantor yang menumpuk tinggi seperti gunung.
Karena kesibukannya yang beralih ke sebuah pencarian pada seorang gadis. Arkan ingin tahu dengan jelas, siapa gadis itu?
Seorang gadis yang mampu meruntuhkan pertahanan seorang Arkan.
Ponselnya tiba-tiba bergetar, menandakan sebuah notifikasi pesan masuk. Arkan mengecek ponsel itu, sebuah video tentang seorang gadis berkacamata yang cupu.
Setelah ia memperhatikan gadis itu, ia mengingat jika ia pernah melihatnya di restoran.
"Gadis ini?" Ujar Arkan berbicara sendiri, "tunggu," ia mencoba mengingat kembali tentang gadis di dalam video tersebut.
Namun ia masih tampak ragu, benarkah 'dia'. Kembali ia memperhatikan seluruh video itu dengan seksama.
"Dia,"
Ingatan Arkan selalu cepat dan tepat, "Gadis ini bukankah.. jadi dia.. tinggal di tempat seperti itu," ungkapnya sedikit miris melihat kondisi gadis didepannya.
"Ternyata ini dibalik kisahmu, Humaira.."
"Dia hanya tinggal bersama kedua adiknya?"
"Tunggu, apa dia.. wanita yang aku cium kemarin? Oh.. tidak.."
"Ku rasa itu tidak mungkin, karena dia tak pandai dalam berdandan?"
Senyum tipis terukir dibibir Arkan, "tapi kenapa semakin kesini, aku semakin penasaran denganmu?"
Arkan akhirnya mulai membalas pesan dari Brian, ia nampak mengetik suatu pesan dilayar ponselnya.
From Arkan
Ikuti humaira
From Brian
Gak mau, dia hanya gadis culun. Males ngikuti dia..
From Arkan
Ini perintah Brian, gak ada kata 'gak'
Selesai berbalas pesan dari Brian, ia mendapatkan balasan tak mengenakkan dari asisten pribadinya alias sahabatnya sendiri.
"Brian tidak mau, siapa yang harus aku suruh untuk membuntuti dia?" Arkan berbicara sendiri.
Arkan mulai mencari seseorang yang tepat untuk tugas ini. "Haruskah aku menyuruh Andre yang mengikuti Humaira?"
"Ya, benar sebaiknya dia saja."
Arkan mencoba menghubungi Andre dari balik telepon dikantornya. Karena Andre adalah sekretaris pribadinya dikantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Cinta Duda Lumpuh
Random"Maukah kau menikah denganku," ujar Arkanza Putra Atmaja. "Menikah dengan pria lumpuh sepertimu akan menjadikan aib bagiku," ucap seorang perempuan yang berdiri didepannya dengan raut wajah yang marah. Arkanza seorang CEO dengan wajah yang rupawan...