Membayar Hutangmu

240 12 0
                                    

"Aku yang akan bayar semua hutangnya," ucap seorang pria dengan memakai kursi rodanya yang telah didorong oleh asisten pribadinya.

"Kau siapa?" Tanya pak Darmo sengit, ia benci jika seseorang mengganggu kesenangannya.

"Aku?? Itu tidak penting bagimu, kau ingin uangnya kan?" Jawab pria itu dengan menepuk tas yang ada dipangkuannya.

"Aku memang menginginkan uang itu, tapi aku juga menginginkan tubuh Humaira." Ucap Darmo yang memandangi tubuh mulus gadis didepannya dengan pandangan penuh nafsu.

"Jangan kau melihat tubuh gadisku  seperti itu, atau matamu akan kucukil dan akan aku berikan pada anjing kesayanganku."

Ancam pria itu yang merasa jijik dengan tingkah polah dari pria paruh baya yang dijuluki si tukang kawin ini.

"Pak Darmo, jadi selama ini anda.."

"Apa anda juga mempersulit diriku, agar tak bisa membayar hutang orang tuaku."

"Jadi ini niat anda yang sebenarnya?"

Humaira mulai emosi setelah mendengar niat busuk dari Pak Darmo ini, hatinya begitu terluka.

Para tetangga Humaira hanya menonton perbedatan mereka, tak ada satupun yang mengasihani dirinya.

Mereka hanya bisa bergosip yang akan memperburuk keadaan.

"Hahaha.. " pak Darmo tertawa terbahak-bahak mendengar Humaira yang akhirnya tahu akan niat busuknya.

Lalu ia beralih ke pria yang duduk di kursi roda itu, menatap dengan tajam.

"Apa aku tak salah dengar? Kau yang seperti ini mau mencukil mataku?"

"Untuk berjalan saja kau masih butuh bantuan orang lain, sok sok an mau mencukil mataku. Coba saja. Ha.. ha.. ha.."

Sebuah kalimat ejekan pak Darmo yang membuat pria itu mulai terbakar emosi.

Tangan kanannya mengepal, tanpa aba-aba ia langsung mengarahkan tangannya kearah mata pak Darmo yang masih asik tertawa.

Pak Darmo akhirnya mendapatkan bogeman mentah dari pria yang berada di atas kursi roda tersebut dengan begitu cepat, sampai-sampai ia tak sempat untuk menghindarinya.

"Bagaimana? Enak?" Tanya pria tersebut setelah meninju mata pak Darmo sampai mata itu telah berubah warna menjadi biru tua.

"Kurang ajar kamu ya," pak Darmo menutupi matanya yang membiru, ia ingin membalas perbuatan pria tersebut. Tapi, dengan sigap para bodyguard pria itu segera mengunci semua pergerakan dari pak Darmo.

"Kau inginkan uangnya atau kau harus mengalahkan anak buahku terlebih dahulu?" Ucap pria itu memberi pilihan pada Darmo.

Humaira hanya melihat kejadian tersebut menjadi bingung. Ia bahkan tak mengenali pria yang berada di kursi roda tersebut, lalu mengapa pria ini tiba-tiba ingin menolongnya?

'Berbagai pertanyaan ada didalam benaknya, namun tak satupun ia keluarkan dari mulutnya. Atau jangan-jangan ada maksud lain di dalamnya?'

Atau saat ini Humaira hanya beruntung, ada orang baik yang mau menolong dirinya membayar seluruh hutangnya ke pak Darmo. Hingga ia dapat terlepas dari cengkraman pria tukang kawin tersebut.

'Ah..Bodo amat, yang penting aku sudah tak ada urusan sama pak Darmo. Dan nanti tinggal aku berurusan dengan pria ini.'

Batin Humaira dalam hati, sambil dia tersenyum-senyum sendiri melihat perdebatan antara pak Darmo dengan pria tersebut. Apalagi pak Darmo kini telah terkena bogeman mentah dari pria itu.

"Itu balasan yang setimpal, rasain kamu." Bisik Humaira melihat tampang pak Darmo saat ini.

Dengan terpaksa Pak Darmo menerima uang dari pria itu lalu pergi dari sana dengan mengambil langkah seribu. Ia sudah tak mau lagi berurusan dengan yang namanya Humaira.

Terjebak Cinta Duda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang