3: "Apa kabar kamu Asmara?"

15.6K 944 32
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote serta komentarnya

🦋🦋🦋🦋

Dewa masuk ke dalam mobil miliknya setelah selesai menghadiri rapat bersama para menteri yang memang selalu diadakan atas perintah presiden. Dengan disetir oleh supir pribadinya, mobil mewah milik Dewa jalan membelah jalanan ibu kota yang cukup padat pada siang hari ini.

Tujuannya setelah ini adalah kantor peninggalan ayah-nya yang kini sudah diwariskan untuknya. Mobil terparkir sempurna di parkiran khusus para petinggi perusahaan yang cukup terkenal di tanah air ini, Dewa turun dari mobil dan segera masuk ke dalam gedung yang dipimpinnya.

Langkah lebarnya masuk ke dalam lift yang menuju ke lantai 5 dimana ia akan sampai pada ruangan yang dikhususkan untuk membahas pembangunan serta ide yang bersangkutan dengan perusahaannya.

Pintu kaca yang tidak tembus pandang itu terbuka dan para karyawan dengan cepat berdiri untuk memberi rasa hormat pada tuan-nya.

"Selamat siang pak." Ucap Adam mewakili para karyawan.

Dewa duduk di kursi yang dikhususkan untuk pemimpin perusahaan, dia menganggukkan kepalanya tanpa membalas ucapan Adam. Tadi dia mendapatkan laporan dari mantan sekretaris sang ayah yang kini sudah menjabat menjadi sekretaris-nya, bahwasannya mereka akan membuat bangunan penginapan baru di suatu daerah.

Salah satu karyawan berdiri yang membuat Dewa menatap ke arahnya, karyawan laki-laki yang Dewa kenal bernama Fadli itu pun tampak membuang nafasnya sebelum berbicara.

"Selamat siang Pak Dewa, saya disini bertujuan ingin memberitahu bapak bahwa ada beberapa daerah yang sangat membutuhkan tempat penginapan."

Dewa mengangkat pandangnya dari dokumen pemberian salah satu karyawannya tadi, kedua matanya menatap ke arah Fadli yang sudah berhenti bicara.

"Dimana daerah itu? Jika daerahnya terpencil lebih baik batalkan saja, percuma hanya membuang-buang uang."

Fadli dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidak pak, daerahnya memang di desa. Tapi desa itu sering dijadikan tempat KKN oleh mahasiswa pak, saya dapat laporan kalau para mahasiswa sangat kesulitan mencari tempat penginapan di daerah itu. Desa tersebut juga dekat dengan gunung pak, jadi ada banyak orang-orang yang ingin mendaki mampir terlebih dahulu ke penginapan sebelum pergi mendaki. Ada juga beberapa orang yang sekedar ingin menyegarkan pikiran di desa itu karena memang desanya sangat jauh dari asap perkotaan, jadi desa tersebut masih asri dan menjadi tempat healing terbaik untuk para pemuda."

"Tetapi kekurangannya di desa itu belum ada penginapan, jadi banyak orang-orang yang mengeluh karena jaraknya sangat jauh dengan penginapan." Lanjut Fadli.

Dewa mengangguk-anggukan kepalanya mendengar ucapan panjang lebar dari karyawannya. "Apa nama desa itu?"

"Desa Neglasari pak."

Dewa mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan Fadli, dia ingat dengan desa itu. Desa yang sempat ia bantu bersama rekan setimnya karena terjadi bencana gempa bumi 16 tahun lalu, tiba-tiba memori saat dirinya masih menjadi seorang tim SAR berkeliaran dipikirannya.

Dia juga mengingat gadis kecil yang pernah memberinya bunga sepatu sebagai tanda ucapan terima kasih padanya dan dia juga mengingat saat gadis itu menangis ketika dirinya berpamitan untuk pergi. Serta janji yang Dewa ucapkan agar gadis kecil itu percaya jika mereka akan kembali dipertemukan lagi.

Dewa Asmara | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang